1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

100608 Aids UN Bilanz

11 Juni 2008

Sampai 2010 pasien penyakit HIV-AIDS harus mendapatkan perawatan dan pengobatan. Di akhir Konferensi PBB Mengenai AIDS, sejauh apa target yang tercapai?

Pengidap HIV/AIDS, mampukah bertahan sampai target PBB tercapai?Foto: AP

AIDS adalah penyakit yang sampai kini tak dapat disembuhkan. Ajal selalu menunggu di penghujung penyakit ini, meski obat-obatan dapat mengurangi rasa sakit dan menguatkan ketahanan tubuh untuk masa yang cukup lama. Peningkatan ketahanan inilah yang menunjukan bahwa ada kemajuan dalam upaya global melawan penyakit HIV/AIDS. Jumlah orang yang meninggal dunia akibat HIV/AIDS menurun. Selain itu, berkurang pula jumlah penderita baru penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh ini. Disamping itu lebih banyak pengidap HIV/AIDS yang berhasil diperpanjang masa hidupnya, setelah melewati perawatan dan menggunakan obat-obatan khusus.

Pada pembukaan konferensi Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon mengatakan: "Lebih dari dua juta penduduk Afrika menerima perawatan antirevitroval yang telah menyelematkan hidup.” Pernyataan Ban Ki Moon yang bersemangat ini memudar, bila disandingkan dengan jumlah orang di seluruh dunia yang diperkirakan menderita penyakit AIDS.

Laporan PBB yang terakhir mencatat, lebih dari 33 juta orang mengidap virus HIV/ AIDS. Dari jumlah itu sedikitnya 2,5 juta orang baru terinfeksi penyakit itu, hanya dalam tahun terakhir. Perbandingan yang begitu drastis ini, juga menunjukkan bahwa target PBB tidak akan tercapai.

Menteri Kesehatan Jerman, Ulla Schmidt, melihat masalahnya ada pada kurangnya kepemimpinan politik: “Menurut saya, para pemimpin negara terlambat menyadari bahwa kemajuan tak dapat diukur, bila tidak ditangani secara langsung.”

Meski begitu, Ulla Schmidt yang mewakili Jerman, menilai bahwa konferensi itu merupakan langkah positif. Khususnya agar tidak mengabaikan kondisi yang digambarkan dalam laporan dan untuk menetapkan sejumlah langkah guna menghindari adanya diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan, lelaki dan anak-anak yang mengidap penyakit AIDS.

Tahun lalu, tiga perempat dari hampir 2 juta penduduk Afrika yang merupakan penderita terinfeksi baru adalah perempuan. Di kawasan selatan gurun Sahara, baik perempuan lajang maupun yang sudah menikah termasuk dalam kelompok berisiko tinggi. Karenanya Ban Ki Moon menuntut agar negara-negara berkembang mempromosi undang-undang yang melindungi perempuan muda dan anak-anak.

Sementara Menteri Kesehatan Jerman, Ulla Schmidt memperingatkan bahwa masalah AIDS bukan semata persoalan Afrika. Di negara-negara Eropa Timur, penularan penyakit AIDS jauh lebih cepat dari di Afrika . Dalam perang melawan AIDS, Jerman akan meningkatkan dana operasinya sampai 4 milyar Euro hingga tahun 2015. Sedangkan di tingkat G8, Jerman bermaksud melipatgandakan dana untuk mengatasi penyakit2 seperti AIDS, Malaria dan Tuberkulose atau TBC menjadi 600 juta Euro hingga tahun 2010.

Dalam konferensi ini, Ban Ki Moon tidak saja mengimbau masyarakat internasional untuk menambah dana PBB untuk melawan AIDS, melainkan menggugah hadirin untuk bergerak segera dalam menghadapi penyakit ini. (ek)


Audio-Link:

http://daletweb.dwelle.de/basebrowser/titles_details.php?title_id=7715194



E N D E