1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndonesia

Masihkah Bekerja jadi PNS Diminati Anak Muda?

1 Oktober 2024

Dari yang usaha ikut tes sampai 11 kali, sampai yang menganggap "it's not my thing." Bagaimana ya minat generasi muda daftar jadi PNS?

Tes seleksi CPNS di Surabaya pada 2021
Tes seleksi CPNS di Surabaya pada 2021Foto: Juni Kriswanto/AFP

Setiap tahunnya, seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dibuka untuk umum. Berbagai persyaratan pun diberikan, dari dokumen sampai soal usia. Dalam laman Badan Kepegawaian Negara (BKN), pemerintah melalui Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) membuka formasi CPNS 2024 sebanyak 250.407 untuk 69 instansi pusat dan 478 instansi daerah.

Tiap kementerian mensyaratkan orang-orang berusia 18-35 tahun. Di tahun 2024 ini, pelamar berusia 18-24 tahun didominasi oleh generasi Z dan juga milenial yang lahir belakangan.

Pendaftaran CPNS 2024 dibuka pada 20 Agustus 2024 lalu sampai 6 September 2024 dan telah diperpanjang sampai 10 September 2024.  Data BKN dalam portal SSCASN BKN tercatat ada hampir 4 juta orang pelamar.

11 kali gagal tes CPNS

Bagi generasi X dan early milenial, CPNS masih menjadi idaman dan pekerjaan ideal lantaran berbagai alasan, termasuk jaminan pekerjaan di usia produktif sampai tunjangan pensiun. Namun buat Mirwantoatau Amir itu bukanlah alasan utama dia daftar CPNS.

"Saya ikut tes CPNS mulai dari lulus kuliah di 2007 sampai 2020 kemarin, sekitar 11 kali karena kalau enggak salah di 2011-2012 sempat di-hold, enggak ada bukaan," ucapnya kepada DW Indonesia.

Buat Amir, ia ingin jadi PNS karena ingin kembali kuliah. Kata dia, menjadi PNS lebih mudah membuka langkahnya untuk kuliah dibanding saat dia bekerja di swasta.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Selain itu, saya juga apply untuk segmen kementerian yang masih relate dengan bidang kuliah jadi bisa beradaptasi lebih mudah. Motivasi lainnya karena jadi PNS bisa lebih fleksible, ritme kerjanya tidak terlalu rush."

Amir mengaku bahwa tiap tahunnya, dia selalu membeli buku-buku latihan CPNS untuk membantunya ikut ujian. Tak hanya itu, dia juga bahkan sempat mendapat tawaran dari calo dengan iming-iming bisa membantunya masuk kementerian yang diinginkan. Namun dia ogah melakukannya.

"Saya lebih percaya sama kemampuan sendiri. Banyak sih yang bilang kalau saya gila kalau mau melepas pekerjaan sekarang untuk jadi CPNS. Tapi bagaimana ya, kalau sudah senang 'kan apa saja diusahakan bagaimana pun caranya."

Berbeda dengan Amir, Gabby (bukan nama sebenarnya) justru 'dipaksa' orangtuanya untuk mendaftar CPNS untuk meneruskan jejak mereka.

Meski berkali-kali Gabby menolak lantaran enggan jadi PNS, dia pernah menjajal ikut tes satu kali dan tak lolos ujian. Di tahun-tahun berikutnya, sang ibu masih terus memaksanya untuk ikut ujian. Dia tetap bukan PNS. Ibunya juga tetap berambisi menjadikan kakak dan adiknya sebagai PNS. 

PNS is "not my thing" kata Gen Z

Tidak semua generasi milenial ataupun generasi sebelumnya punya minat yang sama untuk jadi PNS, demikian juga dengan Neswa Bintang, dari Gen Z.

Perempuan yang dipanggil Bintang ini menyatakan dengan keras keengganannya jadi PNS dan mendaftar CPNS.

"Well actually, my mom asked me to apply. Tapi aku enggak mau. Aku enggak mau kerja untuk Pemerintah Indonesia," katanya kepada DW Indonesia.

"Aku enggak suka sistemnya. Ini pekerjaan yang aman tapi buat aku agak membosankan untuk mengerjakan hal yang sama setiap hari. Tidak bermaksud merendahkan, tapi it's not my passion dan banyak 'godaannya'."

Bintang lebih mau bisa bekerja dengan fleksibel, 'bergerak ke mana-mana,' bertemu banyak orang, mengerjakan berbagai hal kreatif. Bekerja di belakang meja, memakai seragam, melakukan hal rutin, disebutnya sebagai "not my thing."

"Meski katanya 'kan ada tunjangan pensiun dan lainnya, tapi ya kayanya enggak sih, ada harga yang harus dibayar aja untuk semuanya itu." 

Beberapa Gen Z lain juga sependapat dengan Bintang. Sebut saja Syahputra dan Bagoes. Keduanya sebenarnya masih punya keinginan untuk mendaftar jadi PNS. Hanya saja, Syahputra enggan ribet dengan berbagai urusan dokumen yang dibutuhkan.

Sedangkan Bagoes menyebut masih punya keinginan jadi PNS tapi justru keluarganya yang menjadi alasan utama untuk tak mendaftar.

"Sempat sih aku bilang ke keluarga aku yang notabene kerja di BUMN. Tapi begitu aku bilang mau jadi PNS, mama, papa, dan kakak aku reaksinya kayak yang kurang excited dan bilang 'oh, ok.' Jadinya aku juga ya, ya udah deh enggak usah," kata dia ke DW Indonesia.

Editor: Arti Ekawati

C. Andhika S. Detail, humanis, dan tidak ambigu menjadi pedoman saya dalam membuat artikel yang berkualitas.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait