Master Kung Fu Calonkan Diri Jadi Pemimpin Hong Kong
20 Januari 2022
Master Kung Fu dan produser film Hong Kong, Sin Kwok Lam, menyatakan akan mencalonkan diri dalam pemilihan pemimpin Hong Kong akhir Maret. Petahana Carrie Lam belum menyatakan akan maju lagi atau tidak.
Iklan
Master kung fu dan produser film Hong Kong Checkley Sin Kwok Lam mengatakan pada hari Rabu (19/1) bahwa dia akan mencalonkan diri dalam perlombaan kepemimpinan Hong Kong. Pernyataan kejutan ini memberi tekanan baru kepada petahana Carrie Lam yang belum mengonfirmasi, apakah dia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Pria berusia 65 tahun itu adalah orang pertama yang mengumumkan pencalonan diri menjelang pemilihan pada 27 Maret mendatang. Masa jabatan Kepala Eksekutif saat ini, Carrie Lam, resminya akan berakhir pada bulan Juni.
Kandidat pemimpin eksekutif harus mendapat dukungan dari badan pemilihan yang terdiri dari 1.500 orang pro-Beijing di bawah prinsip peraturan baru "Hanya Patriot". Belum jelas apakah Sin Kwok Lam akan mendapat lampu hijau dari badan pemilihan. Aparat Hong Kong selama beberapa bukan terakhir melakukan pembredelan media dan penangkapan terhadap jurnalis kritis.
Dalam video di kanal YouTube, Sin Kwok Lam mengatakan banyak pendukungnya di internet yang meyakinkan dia untuk maju dan "berubah pikiran", karena dia dulu berprinsip untuk tidak terlibat dalam politik.
Yakin bisa menang
"Di bawah sistem pemilihan baru, saya percaya setiap patriot yang mampu dan dapat diandalkan bisa bergabung dalam pemilihan kepala eksekutif yang baru," kata Sin Kwok Lam dan menambahkan: "Saya percaya bahwa saya memiliki kemampuan untuk menang."
Iklan
Media-media lokal berspekulasi bahwa calon potensial untuk menang termasuk Sekretaris Keuangan Paul Chan, dan mantan kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Margaret Chan. Sedangkan pejabat saat ini Carrie Lam dinilai masih punya peluang, namun berulang kali menolak berkomentar ketika ditanya wartawan apakah dia akan maju untuk masa jabatan kedua.
Sin Kwok Lam, yang memproduseri film kung fu Ip Man, telah menjadi promotor aktif seni bela diri di Hong Kong. Dia juga mengepalai Serikat Wing Chun Dunia, yang berfokus pada gaya kung fu tradisional Tiongkok selatan yang dipopulerkan di Hong Kong oleh kung fu master Ip Man dan Bruce Lee.
Pekerja Seni Hong Kong dan Cina yang Dipersekusi Beijing
Seniman Hong Kong yang mengekspresikan sikap pro-demokrasi, kreativitasnya dibungkam, sama seperti para musisi di Cina. Berikut daftar seniman yang jadi target persekusi Beijing.
Foto: Richard Shotwell/Invision/AP/picture alliance
Menamakan diri ‘pemadam kebakaran budaya’
Kacey Wong baru saja hengkang dari Hong Kong ke Taiwan, dengan alasan kurangnya ruang untuk ekspresi artistik. Terkenal dengan seni pertunjukan satire politiknya, musisi lulusan Cornell ini memilih isu seperti Pembantaian Tiananmen atau sensor di Cina. Dalam konser “The Patriot” tahun 2018, ia menyanyikan lagu kebangsaan Cina di dalam jeruji besi berwarna merah.
Foto: ANTHONY WALLACE/AFP
Lagu tentang pilihan
Pendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong, Anthony Wong (kiri) menyanyikan lagu “A Forbidden fruit per day” pada saat pemilu 2018. “Lagu ini menceritakan pilihan, entah masyarakat punya pilihan atau tidak,” ucapnya. Ia ditangkap aparat belum lama ini dan pejabat Komisi independen anti Korupsi Hong Kong mendakwanya karena “perilaku korup.” Wong terancam hukuman penjara cukup lama.
Foto: Alvin Chan/SOPA/Zuma/picture alliance
Tirani tidak bisa mengalahkan kreativitas
Penyanyi Kanton Pop, aktris, dan aktivis pro-demokrasi Denise Ho masuk daftar hitam karena bergabung dengan Gerakan Payung Hong Kong 2014. Saat TEDTalk tahun 2019 dia mengatakan, tirani tidak akan bisa mengalahkan kreativitas. “Apakah itu protes turun ke jalan yang menciptakan gejolak baru atau saat warga menemukan kembali jati dirinya, sistem butuh waktu untuk melawannya dengan mencari solusi.”
Foto: Asanka Ratnayake/Getty Images
Dianugerahi Nobel Perdamaian saat di penjara
Mendiang Liu Xiaobo dianugerahi Nobel Perdamaian tahun 2010 atas “perjuangan panjang dan tanpa kekerasan demi hak asasi manusia di Cina” saat ia menjalani masa tahanan keempatnya. Dia adalah penulis, kritikus sastra, aktivis hak asasi manusia, dan filsuf yang ditangkap berkali-kali, dicap sebagai pembangkang Cina, dan dikenal sebagai tahanan politik.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Xia
Seni sebagai alat bantu untuk kebebasan
Seniman kontemporer dan pembangkang politik Ai Weiwei dipenjara tahun 2011 karena dituduh mengemplang pajak. Dibebaskan setelah 81 hari, dan diorama ini menggambarkan kisah menyedihkan dari penahanannya. Ai menjelaskan makna karyanya: “Jika karya saya bermakna, itu adalah alat kebebasan. Jika saya melihat korban otoritarianisme, saya adalah tentara pembela kebebasan mereka.”
Foto: Federico Gambarini/dpa/picture alliance
Saat kebenaran jadi tabu
Pembuat film dan penulis Zhou Qing harus membayar mahal karena menulis hal tabu. Saat wawancara 2011 lalu, dia mengatakan “di Cina mengungkap kebenaran membuat orang menderita selamanya. Warga biasa yang tahu dan menyebarkannya akan kehilangan keluarga atau pekerjaan. Penulis yang mengungkap kebenaran diadili dengan ancaman penjara. Pejabat yang memilih kebenaran, kemungkinan kehilangan nyawanya.”
Foto: Ai Weiwei/Zhou Qing
Gunakan budaya pop lawan propaganda
Lahir dan besar di Shanghai, Badiucao beken sebagai kartunis politik, seniman, dan aktivis yang "pergi belajar" ke Australia tahun 2009 dan menetap di sana. Dia menggunakan nama penanya untuk melindungi identitasnya. Ia melontarkan pernyataan politiknya berupa penggabungan lelucon politik, satir, dan budaya pop dengan gambar khas propaganda partai komunis. Presiden Xi Jinping sering jadi objeknya.
Foto: Libor Sojka/Ctk/dpa/picture alliance
Dari pahlawan jadi musuh negara
Mulanya Chloe Zhao dielu-elukan media resmi Cina sebagai “kebanggan Cina” setelah menyabet predikat Sutradara Terbaik versi Golden Globe 2021. Namun, kemenangan Oscar ini tidak lagi dianggap, dan pujian di media sosial juga dihapus. Spekulasinya, saat wawancara dengan majalah Filmmaker tahun 2013, dia menghina Cina dengan mendeskrpsikan Cina sebagai “negara dengan kebohongan di mana-mana.” (mh/as)
Foto: Richard Shotwell/Invision/AP/picture alliance
8 foto1 | 8
Punya kanal You Tube dan sering kritik "hipokrisi barat"
Sin Kwok Lam bulan Juli lalu mengundurkan diri dari jajaran pimpinan perusahaan National Arts Group, namun saham perusahaan melonjak lebih dari 50% pada hari Rabu ketika ia mengumumkan akan mencalonkan diri. Inilah lonjakan saham terbesart perusahaan itu sejak 2006.
Sin Kwok Lam lahir di Hong Kong dan sekarang menjadi figur populer. Kanal YouTube miliknya memiliki sekitar 155.000 pelanggan. Dia sendiri memposting secara online setiap beberapa hari tentang berbagai topik, mulai dari politik hingga Olimpiade Beijing. Pada tahun 2021, salah satu acaranya mengeritik apa yang disebutnya 'kemunafikan Barat' dalam isu Hong Kong. Tahun 2019, pada puncak protes anti-pemerintah Hong Kong, Sin Kwok Lam memberikan komentar-komentar yang sangat berpihak pada pemerintah dan kepolisian.
Periode pendaftaran pencalonan Kepala Eksekutif Hong Kong berlangsung dari 15 Februari hingga 2 Maret, dan calon kandidat harus mendapatkan dukungan dari setidaknya 188 dari 1.500 orang di badan pemilihan untuk bisa mendaftarkan diri.