"Indonesia Gelar Asian Games Terbaik Sepanjang Masa"
3 September 2018
Ketika Asian Games berakhir, Indonesia kebanjiran pujian karena dianggap berhasil menyelenggarakan event olahraga terakbar kedua sejagad. Atas prestasi ini Indonesia dianggap berpeluang menjadi tuan rumah Olympiade 2032.
Iklan
Semarak Penutupan Asian Games 2018
01:40
Sebanyak 11.000 atlet dan 6.000 fungsionaris olahraga dari 45 negara di Asia bertandang ke Indonesia untuk berlaga di <a href="https://p.dw.com/p/348PQ/" target="_blank"> Asian Games 2018</a>. Pemerintah sejak awal berjanji akan menjadikan ajang olahraga terbesar kedua di dunia ini sebagai Asian Games terbaik, melebihi Incheon 2014. Lantas bagaimana reaksi media-media internasional?
Simak penggalannya berikut:
South China Morning Post, Hong Kong
"Sun Yang, Jordan Clarkson dan atlet kelas dunia lain membantu Indonesia menggelar Asian Games terbaik sepanjang masa.
Dengan tuan rumah menggelar pertunjukan berkelas dunia - meski masih ada masalah logistik dan komunikasi, tapi bukan sesuatu yang tidak akan ditemukan di Olympiade atau even olahraga raksasa lain - Asian Games menjelma menjadi ajang olahraga kedua terbaik di dunia. Tidak hanya dalam hal jumlah peserta tapi kualitas atlet dan kemampuan organisasi tuan rumah"
Baca Juga: <a href="https://p.dw.com/p/34Bg2/" target="_blank"> Di Bawah Guyuran Hujan, Penonton Nikmati Serunya Penutupan Asian Games 2018</a>
The Indian Express, India
"Indonesia berhasil menyelenggarakan Asian Games yang patut dikenang, malah sempurna.
Drama di hari terakhir Asian Games 2018 terjadi ketika Presiden Joko Widodo secara mengejutkan mengatakan kepada Presiden Komite Olympiade Internasional, Thomas Bach, bahwa Indonesia siap menempatkan diri sebagai calon tuan rumah Olympiade 2032, setelah sukses menyelenggarakan Asian Games, di menit terakhir setelah Vietnam menarik diri.
Mereka yang berniat memasuki kompetisi ini, Brisbane/Gold Coast, sejumlah kota di Jerman dan tentu saja India, sebaiknya tidak menganggap remeh legitimasi Indonesia. Asian Games berlangsung tanpa insiden besar, Jakarta memiliki kehidupan malam yang riuh dan infratruktur di sekitar venue sangat mengesankan.
Foto dan Momen Terbaik di Asian Games 2018
Deru emosi dan ambisi ikut menciptakan momen istimwa dan foto-foto berdaya tarik tinggi pada Asian Games 2018. Inilah sejumlah foto terbaik pilihan Deutsche Welle.
Foto: Reuters/Beawiharta
Nafas Panjang Atlet Renang
Atlet Cina, Xu Jiayu, bersiap menghirup oksigen saat melakoni nomor 50m gaya punggung di Gelora Bung Karko Aquatics Centre. Perenang spesialis gaya punggung ini dengan mudah mengalahkan pesaing dari negara lain untuk merebut medali emas di Asian Games 2018.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Meregang di Detik Terakhir
Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri mampu mewujdukan impian menyumbangkan medali untuk Indonesia ketika finish di urutan kedua dalam nomor 4x100. Impian tersebut sebelumnya gagal terwujud di sejumlah nomor yang ia ikuti, antara lain di nomor 100m.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Berburu Emas di Udara
Tidak seorangpun terkejut ketika atlet lompat galah Cina, Li Ling, berhasil membukukan lompatan stinggi 4,60m dan memastikan perolehan medali emas untuk Cina. Sayangnya atlet Indonesia, Diva Renata Jayadi, gagal berprestasi setelah hanya mencatat lompatan setinggi 3,55m.
Foto: Reuters/I. Kato
Bantingan Makhmudov
Akhzol Makhmudov asal Kirgistan sejatinya dijagokan buat merebut medali emas di Asian Games 2018. Betapa tidak, pada kejuaraan dunia 2017 silam ia menjadi pegulat paling muda Kirgistan yang merebut medali emas di kejuaraan internasional. Namun di Indonesia Akhzol harus menyerah kalah dari Mohammad Ali Geraei (ka.) asal Iran.
Foto: Reuters/I. Kato
Emas Terlepas dari Tangan Trinh
Lifter Vietnam, Van Vinh Trinh, hanya membutuhkan kesempatan terakhir untuk memastikan emas di kelas 62kg cabang angkat besi. Namun apa daya ia harus menyerah di tangan lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, yang berhasil mengangkat beban 311kg. Trinh yang harus puas dengan medali perak hanya terpaut tipis dengan total beban mencapai 299kg.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Kaki Terbang Sepaktakraw
Ketika Indonesia terjungkal di semifinal dan harus puas dengan medali perunggu di nomor tim beregu sepaktakraw, Thailand dan Malaysia berjibaku di laga final untuk menentukan jawara Asia. Hasilnya, negeri gajah putih itu menaklukkan Malaysia 2:0 dan berhak membawa pulang medali emas.
Foto: Reuters/E. Su
Defia Terbang Membawa Emas
Defia Rosmaniar mengawali kisah manis Indonesia di Asian Games 2018 ketika memastikan medali emas pertama untuk tuan rumah. Penampilan apiknya melawan Marjan Salahshouri dari Iran memastikan dominasi Indonesia di cabang olahraga pencak silat.
Foto: picture alliance / Photoshot
Dua Tertusuk
Laga semifinal nomor floret perempuan di cabang olahraga anggar menempatkan Jeon Hee Sook asal Korea Selatan berhadapan dengan Sera Azuma dari Jepang. Jeon yang akhirnya melaju ke final berhasil merebut medali emas usai mengalahkan Yi Ting Fu asal Cina.
Foto: Reuters/Beawiharta
8 foto1 | 8
Namun seperti Incheon, di Jakarta pun sejumlah stadion terkadang hanya separuhnya terisi. Tapi kota ini punya karakter, memiliki aparat kepolisian yang solid, aman di malam hari dan yang paling penting, menggoda lewat musik dan senyuman. Semua orang mengenakan helm, para sukarelawan sangat membantu dan mungkin tidak ada negeri lain yang lebih baik dari dunia Islam - sebuah bangsa yang terbuka dan ceria, dan tidak mengecewakan ketika dipanggil untuk mengemban tanggungjawab besar."
Times of India, India
"Untuk penyelenggara, acara penutupan adalah akhir dari kampanye yang intensif dan sukses. Dengan waktu persiapan yang hanya empat tahun untuk menggelar event olahraga terbesar kedua di dunia, menyusul penarikan diri Vietnam, dan memiliki dua kota penyelenggara yang pertama kali dilakukan dalam sejarah Asian Games, membuat tugas raksasa panita menjadi lebih menantang.
Menampung 11.000 atlet dari 45 negara di dua kota penyelenggara yang berbeda memang bukan feat..., tapi Indonesia yang berdeterminasi tinggi berhasil menyelenggarakan even akbar ini dengan menanggulangi tiga ancaman utama, terorisme, kemacetan dan kriminalitas.
Penyelenggaraan Asian Games yang sukses juga memberikan rasa kepercayaan diri yang besar bagi Indonesia untuk melamar sebagai tuan rumah Olympiade 2032."
Baca Juga: <a href="https://p.dw.com/p/34Axs/" target="_blank"> Hujan Bonus Jelang Upacara Penutupan Asian Games 2018</a>
Channel News Asia, Singapura
"Indonesia melampaui espektasi dengan menggelar Asian Games yang lancar yang dengan 17.000 atlet dan fungsionaris olahraga merupakan event terbesar kedua di dunia setelah Olympiade.
Meskipun terdapat keluhan soal polusi udara, kondisi lalu lintas dan pembunuhan ekstra yudisial yang dilakukan kepolisian, semua venue rampung tepat waktu dan hampir semua pertandingan dan events berlangsung lancar. Asian Games 2018 tiba di Indonesia setelah SEA Games 2011 yang dipenuhi kasus korupsi dan keterlambatan - dan ini mungkin akan mampu menempatkan Indonesia di barisan calon tuan rumah untuk turnamen terakbar sejagad, Olympiade."
The Straits Times, Singapura
"Sebuah kota bermandikan hujan, obor telah padam dan Asian Games berakhir dalam warna dan lagu. Stadion Gelora Bung Karno penuh untuk terakhir kalinya dan setelah segalanya berakhir, kembali hampa kehidupan. Tapi kenangan akan bertahan, persahabatan akan menggelora dan catatan rekor akan tersimpan rapih.
Ini bukan malam untuk bersapa atau berpisah. Ini adalah malam untuk bersyukur kepada para atlet dan bangsa yang mau menyelenggarakan Asian Games setelah Vietnam menarik diri. Ketika para atlet memasuki stadion, salah satunya mengangkat ponselnya ke udara dengan secarik tulisan di atas layar, 'terimakasih Indonesia.'"
Emas untuk Indonesia di Asian Games 2018
Kegemilangan kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 sudah melampaui torehan pada ajang serupa tahun 2014 di Korea Selatan. Cabang olahraga mana saja yang berhasil menyumbang medali emas untuk Indonesia?
Foto: Reuters/C. Mcnaughton
Penyumbang emas pertama
Defia Rosmaniar (23 tahun) menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018. Atlet cabang olahraga taekwondo itu meraih gelar dalam nomor pertandingan poomsae, seni yang dipadu iringan musik. Emas kedua datang dari Lindswell Kwok dari cabang Wushu. Ia meraih total skor tertinggi (19,50) di antara 16 pewushu lainnya saat turun di nomor Taijijian.
Foto: picture alliance / Photoshot
Duet emas dari sepeda gunung
Emas ketiga disumbangkan Tiara Andini Prastika. Atlet dari cabang sepeda gunung nomor downwhill putri itu tercatat sebagai yang tercepat dalam Asian Games 2018. Saat berlomba di Khe Bun Hill Subang, Senin (20/08), Tiara membukukan waktu dua menit 33,056 detik, dan mengalahkan atlet Thailand, Vipavee Deekaballes dengan selisih waktu 9,598 detik...
Foto: picture-alliance/Xinhua
Downhill putra turut sumbang prestasi
... Khoiful Mukhib juga meraih medali emas pada mountain bike nomor downhill putra, Senin (20/8). Dia menjadi yang tercepat di nomor downhill dengan catatan waktu 2 menit 16,687 detik. Torehan waktu Khoiful lebih cepat 1,497 detik dari Shengshan Chiang asal Taiwan. Raihan emas dari Khoiful ini membuat tim sepeda Indonesia sukses mengawinkan emas pada nomor downhill putra dan putri.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Angkat besi kian populer
Eko Yuli Irawan penuhi tugasnya sebagai lifter andalan Indonesia di Asian Games 2018. Medali emas untuk Eko Yuli Irawan dikalungkan langsung Presiden RI Joko Widodo yang hadir di JIExpo Kemayoran. Pria berusia 29 tahun itu tercatat sebagai sebagai lifter pertama yang menyumbang medali emas di ajang Asian Games. Ia berharap olahraga angkat besi bisa populer layaknya sepak bola dan bulu tangkis.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Dua emas dari paralayang
Dua emas disumbangkan cabang olahraga paralayang untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Tim beregu putra yang diperkuat Hening Paradigma, Thomas Widyananto, Rony Pratama, Jafro Megawanto berhasil mencatat skor terbaik pada nomor akurasi. Sehari setelahnya, emas kedua dari cabang paralayang disumbangkan Jafro Megawanto pada nomor akurasi tunggal putra di Gunung Mas Puncak.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Emas dari panjat tebing
Atlet putri, Aries Susanti Rahayu menyumbangkan satu emas saat berlaga di Jakabaring Sport City, Palembang. Ia menjadi yang tercepat pada babak final ketika berhadapan dengan wakil Indonesia lainnya, Puji Lestari. Raihan ini membuat panjat tebing sekaligus menyumbang satu emas dan satu perak untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Foto: Reuters/E. Su
Dayung sumbang emas ke-9
Medali emas dipersembahkan cabang olahraga dayung bagi kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, Jumat (24/8/2018). Tim putra Indonesia dari nomor Men's Lightweight Eight (LM8-) unggul atas tim Uzbekistan dan Hong Kong pada perlombaan di Jakabaring Rowing Lake. Indonesia mendapat lima medali dari cabang dayung, yakni satu medali emas, dua perak dan dua perunggu.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kurniawan
Emas dari tenis
Pasangan ganda campuran, Christopher Benjamin Rungkat dan Aldila Sutjiadi, berhasil menyumbangkan medali emas kesepuluh pada Asian Games 2018 dari cabang olahraga tenis, Sabtu (25/08). Kedua atlet tenis ganda campuran itu mengalahkan pasangan dari Thailand dengan skor 6-4, 5-7, 10-7 di Arena Tenis Jakabaring, Palembang. (kompas.com, detik.com, bola.com)
Foto: picture-alliance/Photosport/A. Cornaga
Emas terbanyak dari Pencak Silat
Indonesia tampil mendominasi di cabang olah raga bela diri ini. Dari 14 nomor final mereka ikuti, 11 medali emas sudah direbut pesilat-pesilat nasional. Namun ada sejumlah kejanggalan dikeluhkan negara peserta Asian Games 2018 di cabang ini.
Foto: Imago/Xinhua
Dua emas dari bulutangkis
Dari cabang olah raga bulutangkis, Indonesia mendapatkan dua emas, dua perak, dan empat perunggu. Medali emas diperoleh Jonatan Christie pada nomor tunggal putra dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan Marcus Fernaldi Gideon dari nomor ganda putra.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Sepak takraw berikan emas terakhir
Indonesia menambah perolehan emas Asian Games 2018 dari cabang olah raga sepak takraw Indonesia yang berjaya di final nomor kuadran putra. Kemenangan ini membuahkan medali emas ke-31.Tim sepak takraw putra Indonesia diperkuat Muhammad Hardiansyah Muliang, Nofrizal, Saiful Rizal, Husni Uba, Rizky Abdul Rahan Pago, dan Abdul Halim Radjiu.