Pemerintah Maroko dikabarkan melarang produksi dan penjualan Burka. Semua pedagang diperintahkan untuk melenyapkan barang dagangannya dalam waktu 48 jam. Namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi dan otoritas setempat.
Iklan
Pemerintah Maroko melarang produksi dan penjualan Burka untuk alasan keamanan. Media-media lokal melaporkan, peraturan yang disusun oleh Kementerian Dalam Negeri itu akan mulai berlaku akhir pekan ini. "Kami telah mengambil langkah untuk melarang impor, produksi dan penjualan jenis pakaian ini di seluruh negeri," kata seorang pejabat pemerintah kepada situs berita Le360.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari otoritas Maroko perihal larangan tersebut. Kementerian Dalam Negeri mengklaim kebijakan itu diambil menyusul "kelompok kriminal sering menggunakan jenis pakaian ini untuk melakukan aktivitasnya."
Kebanyakan perempuan di Maroko mengenakan jilbab tanpa penutup wajah. Namun pemakaian Burka dan Nikab marak di wilayah utara yang lebih konservatif dan banyak menampung komunitas Salafi. Ironisnya dari wilayah itu juga kebanyakan jihadis asal Maroko berasal.
Pria-pria Berhijab
Pria-pria di Iran tunjukkan rasa solidaritasnya kepada kaum perempuan, dengan cara mengenakan hijab. Sejak Revolusi Islam tahun 1979, perempuan di Iran wajib berhijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
#MenInHijab
Tagar #Mrdan_Bahjab" dan #MenInHijab di jejaring sosial telah menjadi salah satu tagar atau hashtag paling populer di pertengahan tahun 2016.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Laki-laki Iran mengenakan hijab
Kini foto-foto pria berjilbab membanjiri media sosial, sebagai wujud solidaritas terhadap ibu, istri maupun saudara perempuan mereka yang diharuskan mengenakan hijab di Iran.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mendadak heboh
Kampanye protes pemaksaan jilbab ini menjadi heboh, tatkala mulai dipampang di laman medsos Facebook : #MyStealthyFreedom, yang diinisiasi mereka yang memang berada di garda depan dalam pembelaan hak-hak perempuan. Follower akun : My Stealthy Freedom kini sudah melebihi satu juta orang.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Aturan masa lalu
Seorang pemuda yang mengirimkan foto tantangan pria berhijab ini prihatin ketika ibu, saudara perempuan dan kawan-kawan perempuannya dipaksa mengenakan sesuatu,.Menurut dia pemaksaan berbusana adalah bentuk hukum dari abad lalu.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sudah dua tahun berkampanye
Inisiator gerakan ini adalah Masih Alinejad. Ia sejak dua tahun lalu meluncurkan kampanye memprotes pemaksaan berjilbab terhadap perempuan. Kampanyenya kini makin menarik perhatian internasional soal isu jilbab. Masih Alinejad yang berlatarbelakang aktivis dan jurnalis sendiri terkejut ketika kampanyenya menjadi arus besar yang ramai diperbincangkan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bukan cuma masalah perempuan
Menurut Masih Alinejad, jilbab bukan hanya masalah yang dihadapi kaum perempuan. Ini masalah seluruh masyarakat. Gambar-gambar dan pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye menegaskan hal tersebut. Kini kaum laki-laki Iran mengemukakan protes mereka secara terang-terangan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Isu sensitif
Setiap kali persoalan hijab disentil di Iran, berbagai kalangan segera bereaksi berang. Mereka beralasan, amat penting bagi kaum hawa menjaga martabat dengan cara menutupi tubuhnya dengan hijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Awalnya menertawakan
Seorang anak muda berkontribusi dalam kampanye yang sedang ‘ngetren’ ini, dengan melampirkan foto bersama ayah dan saudara lelakinya: “Kami menerima tantangan in. Waktu melihat berita ini di TV dimana pria-pria memutuskan memakai hijab, awalnya kami tertawa-tawa, lalu semenit kemudian kami menyadari, bahwa pemaksaan bukan hal yang baik, jadi kami ikut berkampanye.”
Foto: facebook/my stealthy freedom
Melawan pemaksaan terhadap perempuan
Berusaha melawan paksaaan, dengan tidak bercadar. Berdasar laporan Amnesty International tahun 2015, 2,9 juta perempuan Iran mendapat peringatan polisi karena dianggap tak mematuhi aturan berbusana. Lebih dari 200 ribu orang di antaranya menandatangani perjanjian bahwa tak akan melakukannya lagi.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Tak mau menindas perempuan
Foto-foto dan pesan-pesan yang dikirimkan orang-orang ke media-media lokal di Iran banyak yang menyertakan pesan, bahwa kami tidak mau menindas perempuan dengan pemaksaan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengharap dukungan masyarakat
Seorang prai mengemukakan harapannya agar media setempat pun mendukung gerakan anti pemaksaan ini. Menurut dia harapan itu wajar karena media luar Iran, seperti London Times atau the Independent menulis rinci persoalan ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sepupu pria mereka bersemangat
Sepupu pria kami gegap gempita menyambut seruan bergabung dengan kami dalam foto. Dengan harapan bahwa semua orang di Iran lebih menghormati kaum perempuan dan hak –hak mereka atas diri mereka sendiri, ujar kedua perempuan dalam foto.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bergaung ke seluruh dunia
Gaung kampanye ini mengglobal. Selain media Inggris juga media Perancis, media Jerman, televisi Belgia dan Belanda serta media di Italia memberitakan fenomena pria berjilbab ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mencerahkan pandangan orang
Pria ini bersama putranya berpose dengan mengenakan syal sebagai hijab dalam sebuah foto keluarga. Dengan turut serta mendukung kampanye ini, ia ingin agar pemikiran orang-orang tercerahkan, bahwa perempuan punya hak atas tubuhnya sendiri.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengalami yang dirasakan saudara perempuan
Setiap hari, saudari saya harus mengenakan chador atau syal penutup kepala. Saya ingin ikut merasakan apa yang ia alami dengan pemaksaan busana itu. Kesedihannya, perasaannya... uajr seorang pria yang juga ambil bagian dalam kampanye ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Istri, ibu, dan adik saya menderita jika dipaksa
Ayah dan putra perempuan ini juga menjawab tantangan berhijab dengan untaian kata: "Beberapa orang berkomentar di Facebook bahwa tidak sepantasnya memperlihatkan istri saya tanpa chador. Saya harus mengatakan itu adalah suatu kefasikan, yang disebut cemburu. Ini berarti bahwa Anda dengki terhadap mereka yang menghormati hak-hak perempuan. Sementara istri, ibu, dan adik saya menderita. "
Foto: facebook/my stealthy freedom
16 foto1 | 16
Pada Senin (9/1) Kementerian Dalam Negeri sudah memulai "kampanye untuk meningkatkan kesadaran pedagang tentang kebijakan baru ini," terutama di Casablanca. Sementara di wilayah selatan otoritas dikabarkan telah menginstruksikan pedagang untuk melenyapkan sisa pakaian Burqa yang mereka miliki dalam waktu 48 jam.
Situs Media 24 melaporkan, perintah serupa dilayangkan kepada pedagang di kota Ouislane.
Belum jelas apakah pemerintah Maroko benar-benar mengikuti jejak Perancis dan Belgia buat melarang burka sepenuhnya di ruang publik. Yang jelas laporan media memicu perdebatan sengit di Maroko. Terutama komunitas Salafi merasa dirugikan oleh kebijakan tersebut. "Jika Maroko melarang Nikab yang telah dikenakan perempuan Arab selama lima abad," tulis seorang ulama Salafi lokal, Syeikh Hassan Kettani, "maka itu akan menjadi bencana."
5 Busana Yang Pernah Dilarang Dalam Sejarah
Di sejumlah negara burka dilarang dikenakan di tempat umum. Sebenarnya larangan pengenaan busana bukan hal baru lagi. Apa saja yang pernah dilarang? Sebagian mungkin mengejutkan Anda.
Foto: picture-alliance/dpa/F.Schuh
Busana Jeans di Jerman Timur
Awalnya orang mengecam jeans di Jerman Timur. "Dilarang masuk dengan jeans" tercantum di pintu banyak klub. Sejumlah murid juga disuruh pulang jika datang ke sekolah dengan jeans. Akhirnya rezim menyerah, dan ketua partai komunis Erich Honecker katanya memesan sejuta produk Levi's untuk memenuhi permintaan para konsumen.
Foto: picture-alliance/dpa
Topi Fez dari Turki
Hingga tahun 1920-an, topi fez adalah aksesori biasa di Turki. Sejak runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah dan berdirinya Republik Turki, Presiden Atatürk melarang topi ini di tempat umum karena dianggap simbol masa yang sudah berlalu. Tahun 1930-an, fez hampir lenyap sepenuhnya. Larangan sebenarnya masih berlaku sekarang, tetapi tidak lagi ada sanksinya.
Foto: Fotolia/Ivonne Wierink
Kilt di Skotlandia
Sekarang busana pria yang menyerupai rok ini jadi bagian tak terpisahkan di Skotlandia. Tapi di abad ke-18 kilt dilarang penggunaannya di Inggris. Orang Inggris menganggap busana tradisional itu lambang resistensi dan patriotisme Skotlandia. Larangan ditetapkan 1747, dan berlaku 37 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
Pakaian Dalam Perempuan di Rusia
Sampai sekarang di Rusia dilarang penggunaan pakaian dalam atau 'lingerie' yang mengandung kurang dari 6% katun. Artinya, semua lingerie yang terbuat dari renda, beludru dan sutra dilarang. Larangan ditetapkan dua tahun lalu. Alasan resminya: pakaian dalam dari bahan sintetik tidak baik bagi kesehatan. Tapi sebenarnya tujuannya untuk membatasi impor. Dulu sebagian lingerie di Rusia hasil impor.
Foto: picture-alliance/dpa/Oliver Berg
Hoodie di AS dan Inggris
Setidaknya di sejumlah tempat dilarang untuk mengenakan pakaian yang memiliki bagian untuk menutup kepala. Misalnya di Mal Bluewater, Kent. Di sana, 10 tahun lalu orang boleh membeli hoodie, tapi tidak boleh mengenakannya. Di AS, banyak sekolah melarang penggunaannya di kelas-kelas, dan di Oklahoma seorang senator Partai Republik ingin melarang sepenuhnya. Penulis: Kate Müser (ml/vlz)