Media: Perusahaan Jerman Kirim Bahan Kimia ke Suriah
Rebecca Staudenmaier
26 Juni 2019
Meski ada pembatasan dari Uni Eropa, perusahaan-perusahaan Jerman tetap mengekspor bahan kimia berbahaya ke Suriah. Antara lain racun gas Sarin, yang beberapa kali digunakan dalam perang Suriah.
Iklan
Perusahaan-perusahaan Jerman terlibat dalam ekspor bahan kimia tingkat senjata ke Suriah ketika perang berkecamuk di negara itu, kata laporan beberapa media berbahasa Jerman yang diterbitkan hari Selasa (25/06).
Hal itu diungkap oleh koran dan media Jerman Süddeutsche Zeitung dan Bayerischer Rundfunk, dan grup media Swiss Tamedia.
Menurut laporan itu, distributor bahan kimia Jerman Brenntag AG menjual antara lain isopropanol dan dietilamin ke Suriah tahun 2014 dengan menggunakan anak perusahaannya di Swiss. Penerima bahan kimia itu adalah perusahaan farmasi Suriah yang memiliki hubungan dengan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Selanjutnya disebutkan bahwa dietilamin diproduksi oleh raksasa produsen kimia Jerman BASF di sebuah pabrik di kota Antwerpen, Belgia. Sedangkan isopropanol dibuat oleh Sasol Solvents Germany GmbH yang berlokasi di Hamburg.
Meski biasa digunakan untuk membuat obat-obatan farmasi, bahan-bahan itu juga bisa dipakai dalam produksi senjata kimia dan agen saraf seperti VX dan gas Sarin.
Menurut PBB, gas Sarin yang dibuat menggunakan isopropanol telah digunakan dalam serangan-serangan yang dilakukan oleh rezim Assad selama perang Suriah. PBB menemukan bahwa gas Sarin itu antara lain digunakan tahun 2017 dalam serangan di kota Khan Sheikhoun yang menewaskan puluhan orang.
Melanggar aturan Uni Eropa
Brenntag AG sudah mengkonfirmasi bahwa pengiriman bahan kimia ke Suriah dilakukan oleh anak perusahaannya di Swiss "sesuai dengan undang-undang yang berlaku pada saat itu," tulis harian Süddeutsche Zeitung.
Menyusul banyaknya laporan tentang penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad dalam perang saudara di Suriah, Uni Eropa memberlakukan pembatasan ekspor pada bahan baku yang bisa digunakan untuk membuat senjata kimia. Sejak 2012 perlu izin khusus untuk ekspor dietilamin, dan sejak 2013 untuk isopropanol.
Aturan-aturan ini tidak hanya berlaku untuk ekspor langsung ke Suriah, melainkan juga untuk penjualan tidak langsung melalui negara-negara ketiga seperti Swiss.
Inilah Senjata Kimia Paling Mengerikan
Meskipun secara tegas dilarang karena dampaknya sangat mengerikan, penggunaan senjata kimia kerap dipakai dalam peperangan. Berikut zat-zat kimia paling berbahaya yang dengan barbar digunakan dalam peperangan.
Foto: picture-alliance/dpa
VX
VX merupakan senyawa golongan organofosfat sangat beracun. Cairannya yang tak berwarna dan tak berbau mampu mengganggu sistem syarah dalam tubuh . VX kerap digunakan sebagai racun syaraf dalam perang senjata kimia. Efek racun VX amat cepat. Gejalanya muncul hanya dalam beberapa detik setelah terpapar. Sejumlah kecil racun ini pun mematikan. Kematian disebabkan sesak napas atau gagal jantung.
Foto: AP
Sarin
Sarin adalah racun syaraf yang mudah menguap tapi amat beracun. Setetes ravcun ini sudah cukup untuk membunuh seorang manusia dewasa dengan cepat. Mirip dengan VX, “gejala korban yang terpapar racun ini adalah : termasuk sakit kepala, keluar air liur dan air mata, diikuti oleh kelumpuhan otot secara bertahap otot dan kematian.
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS.com
Gas Mustard
Racun ini bekerja lambat namun mengerikan. Sasaran racun ini adalah mata, saluran pernapasan, dan kulit, lalu menyebar ke sel-sel tubuh. Ketika kulit terkena racun, maka akan tampak seperti luka bakar selama beberapa jam sebelum lepuhan besar muncul dan menyebabkan jaringan parut yang parah dan rasa sakit. Mata bisa buta beberapa jam setelah terpapar.
Foto: AP
Fosgen
Fosgen dianggap salah satu senjata kimia yang paling berbahaya yang pernah ada. Fosgen merupakan bahan kimia industri yang digunakan dalam pembuatan plastik dan pestisida. Gejala korban yang tersedak paparan fosgen adalah: batuk, sesak nafas, mual, dan kadang-kadang muntah. Dalam konsentrasi rendah, gasnya tidak berwarna, aromanya seperti bau jerami yang baru dipotong.
Foto: AP
Klorin
Klorin biasanya dipakai sebagai bahan pemutih kertas dan kain, membuat pestisida, karet, membunuh bakteri dalam air minum dan kolam renang. Klorin sangat berbahaya jika digunakan berlebihan, karena bisa akibatkan luka permanen, Ketika berbentuk gas dan menyebar, korban yang menghirupnya lemas dan merasa tercekik karena klorin meracuni paru-paru.berisiko mengakibatkan kematian. Ed: ap/rzn
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS.com
5 foto1 | 5
Kantor Federal untuk Ekonomi dan Pengendalian Ekspor di Jerman, yang bertanggung jawab untuk izin ekspor tersebut mengatakan, mereka tidak mengeluarkan izin untuk ekspor bahan-bahan kimia itu selama periode waktu yang bersangkutan.
Keterlibatan perusahaan Jerman dalam transaksi ekspor bahan kimia menjadi sangat kontroversial tahun 2014, mengingat persediaan senjata kimia Suriah sudah dihancurkan dalam aksi terkoordinasi internasional pada tahun yang sama.
Kejaksaan Jerman dan Belgia mulai penyelidikan
Jaksa penuntut di kota Essen, Jerman, lokasi perusahaan Brenntag AG, mengatakan mereka telah memulai proses hukum dan sedang memeriksa apakah akan membuka penyelidikan formal. Jaksa penuntut di Belgia juga sedang memeriksa kasus ini.
Sebelumnya, tiga lembaga swadaya telah mengajukan tuntutan pidana atas ekspor bahan kimia, yaitu kelompok Syrian Archive yang berbasis di Berlin, Trial International yang berbasis di Swiss Trial dan Open Society Justice Initiative yang bermarkas di New York.
"Pihak berwenang harus menyelidiki secara luas untuk membuktikan apa yang terjadi dan siapa yang tahu apa pada saat yang mana," kata James Goldston dari Open Society Justice Initiative kepada stasiun siaran Bayerischer Rundfunk. "Tujuan kami di sini adalah untuk memastikan bahwa kebenaran terungkap," tandasnya. (hp/ae)
Anggota ISIS Yang Menyesal dan Kembali ke Sukunya
Banyak warga Suriah yang bergabung dengan ISIS. Setelah kekalahan kelompok teror itu, mereka ditahan dan diadili, kemudian dikembalikan ke sukunya melalui perundingan antar suku.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Milisi Al-Sanadid
Milisi Al-Sanadid dari suku Shammar menguasai kawasan di Suriah timur laut, dekat dengan perbatasan ke Irak. Mereka adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah SDF yang didukung AS. Sekarang menjadi menjadi bagian aparat keamanan dari pemerintahan sipil Kurdi di Suriah utara.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Ikatan kesukuan
Banyak mantan anggota ISIS lokal yang menyerahkan diri ke SDF setelah mengalami serangan dan mendengar seruan agar menyerah. Mereka kemudian ditahan dan diadili. Setelah itu, mereka diizinkan lagi pulang dan bergabung dengan sukunya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Mediasi kepala suku
Kepala suku Sheikh Humaydi menjamu tamu-tamunya dan menjadi penengah dalam perselisihan lokal. "Konflik nasional ini akan berakhir suatu hari, tetapi konflik relijius akan berlanjut," katanya. "Tujuan kami sama dengan barat - perang melawan terorisme; sekarang kami menengahi antara mantan pejuang ISIS dan mereka yang pernah menderita di bawah penindasan ISIS."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Diplomasi antar suku
Anggota suku Shammar menyambut tamu dari Irak. "Ada di Suriah yang bergabung dengan ISIS hanya karena tekanan dari para pemimpin mereka," kata Sheikh Humaydi, "dan karena kita memiliki ikatan kesukuan, mereka kembali kepada kami."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Hierarki yang ketat
Kehidupan di daerah pedesaan diatur dengan hierarki yang ketat. Para pemimpin suku Shammar ingin memainkan peranan penting dan menempatkan diri sebagai penengah. Sheikh Humaydi mengatakan, baru-baru ini delegasi Inggris dan AS mengunjunginya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Tidak ingin dikenali
Pria yang dipanggil Abu Hassan ini tidak ingin mengungkapkan nama aslinya karena takut pembalasan ISIS. Dia mengaku tidak pernah berperang untuk ISIS, dan hanya bergabung dengan kelompok teror ini tahun 2015 agar dapat terus bekerja sebagai guru sekolah. "Kami pikir ISIS akan membawa keadilan, karena kami sangat menderita di bawah rezim Assad," katanya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Komandan milisi
Komandan milisi Al-Sanadid adalah Bandar Humaydi, putra Sheikh Humaydi. Karirnya naik tahun 2014/15 ketika pasukannya berhasil melakukan perlawanan terhadap ISIS. Waktu itu desa mereka hampir sepenuhnya dikepung pasukan ISIS yang datang menyerang.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Remaja di masa perang
Remaja di Shammar bermain bola mengisi waktu senggangnya. Jalur kereta yang dulu menghubungkan Suriah dan Irak sudah terbengkalai di dekatnya. Saat ini, ratusan anggota ISIS sudah berpaling dan bergabung lagi dengan sukunya, kata Sheikh Humaydi, tanpa menyebutkan jumlah tepatnya.(Teks: Benas Gerdziunas/hp/ )