1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Megawati: Baru Berkuasa Bertindak Seperti Orde Baru

29 November 2023

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan ucapan menyindir orang yang baru berkuasa, namun sudah mau bertindak seperti zaman Orde Baru (Orba). Ucapan menohok Megawati itu dinilai sebagai petanda buruk.

Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri menyinggung pihak yang baru berkuasa mau bertindak seperti Orde BaruFoto: Mark Baker/AP Photo/picture alliance

Dalam arahannya di rakornas relawan Ganjar-Mahfud, Senin lalu (27/11), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan ucapan menyinggung mengenai kekuasaan dan orde baru.

"Mestinya Ibu (menceritakan dirinya sendiri -red) nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Tahu nggak, kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" kata Megawati.

Politikus senior PDI Perjuangan Rachmat Hidayat menyebut pernyataan Megawati itu sebagai petanda buruk bahwa kondisi bangsa sedang tidak baik-baik saja.

"Itu artinya ada petanda, pertanda buruk kondisi bangsa. Ibu (Megawati) sebetulnya tidak suka mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu. Saya yang paling tahu," kata Rachmat saat ditemui detikBali di Mataram, Selasa (28/11).

Menurut Rachmat, Presiden ke-5 RI itu melihat kehidupan berbangsa dan bernegara sedang dalam kondisi karut-marut. Terutama terkait hasrat dan ambisi kekuasaan yang telah kelewat batas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Itu alarm untuk semua elemen bangsa, itu artinya sudah lampu merah. Itu kita diberikan aba-aba, warning untuk waspada," ujar pria yang juga anggota DPR RI itu.

"Intinya jangan ada yang main-main. Menyalahgunakan kekuasaan untuk hasrat dan kepentingan pribadi maupun kelompok," imbuhnya.

Rachmat diketahui sangat dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lantaran menjadi loyalis PDIP sejak era Orde Baru. Megawati pun sering menyebut nama Rachmat secara khusus dalam berbagai agenda internal partai. Bahkan, Megawati menyebut Rachmat bersama dua nama lainnya yakni Komaruddin dan FX Hadi Rudyatmo sebagai pejuang setia PDIP.

Pakar Hukum Jawab Pertanyaan Warganet soal Dinasti Politik

03:14

This browser does not support the video element.

Respons Stafsus Presiden

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ari Dwipayana, menanggapi pernyataan Megawati tersebut. Menurut Ari, dalam demokrasi semua pihak berhak mengemukakan pendapat.

"Ya itu negara demokrasi ya. Semua orang bisa berpendapat, membuat penilaian," kata Ari.

Ari enggan menanggapi lebih jauh terkait pernyataan itu. "Saya kira itu cermin negara demokrasi," tegasnya.

Sebelumnya, pernyataan Megawati menjadi sorotan publik lantaran menyindir penguasa yang bertindak seperti zaman Orba. Hal itu diungkapkan Megawati ketika menghadiri Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11).

Megawati juga menyebut ada pihak yang tidak menghormatinya, meski dirinya merupakan Presiden RI ke-5. Ia lantas menyatakan bahwa PDIP siap bersaing.

"Kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati di hadapan para relawan Ganjar-Mahfud.

"Saya tentu tidak, apa, nurani saya ya terbuka dong, lho ini gimana sih? Maunya apa sih? Mari kalau mau bersaing," imbuhnya disambut riuh para relawan. (detik) rs

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.

 

 

Baca artikel di detiknews,

Selengkapnya "Petanda Buruk Ucapan Megawati soal Baru Berkuasa Bertindak Seperti Orde Baru"