Eksistensi neutrino energi tinggi yang dijuluki sebagai partikel hantu sudah terbukti. Ilmuwan berharap dengan bantuan detektor neutrino di kutub selatan, mereka bisa mengungkap lebih jauh rahasia jagad raya.
Iklan
Mendeteksi Partikel Hantu, Mamahami Alam Semesta
01:21
Partikel Hantu, julukan ini diberikan kepada neutrino berenergi tinggi yang melintasi alam semesta seolah tidak mengikuti hukum alam. Pancaran gamma yang memancar dalam gelombang laser bersama neutrino, biasanya dibelokkan oleh gravitasi maupun hambatan lain.
Penyebabnya, neutrino dengan energi tinggi, berupa partikel sub atomik yang nyaris tidak memiliki bobot, tidak bermuatan dan bergerak dengan akselerasi mendekati kecepatan cahaya. Partikel ini bergerak tanpa hambatan dan menembus semua materi yang ada di lintasannya di alam semesta.
" Partikel Hantu sangat sulit dilacak dan diteliti. Kami hanya bisa melihat jejaknya, jika neutrino ini bertabrakan dengan inti atom unsur tertentu", papar France Cordova, direktur National Science Foundation AS.
Penelitian ilmiah menyimpulkan, bahwa neutrino dilontarkan bersama pancaran sinar gamma dari sebuah galaksi atau lubang hitam. Pancaran laser sinar gamma ibaratnya berfungsi seperti akselerator dan melontarkan partikel hantu ke Alam Semesta
Berhasil identifikasi sumber neutrino
Para peneliti di National Science Foundation AS melaporkan, mereka paling tidak sudah berhasil mengidentifikasi sebuah sumber pancaran neutrino energi tinggi. "Sebuah galaksi dengan inti yang sangat aktif yang disebut Blazar, yang jaraknya milyaran tahun cahaya dari Bumi", ujar Cordova dalam sebuah konferensi pers di Alexandria, Virginia AS.
Apa Itu Gelombang Gravitasi?
Penemuan gelombang gravitasi membuka bab baru pengamatan alam semesta. Tapi bagaimana gelombang ajaib tersebut terbentuk dan kenapa penemuan ini menandai lompatan besar dalam dunia sains? Simak jawabannya berikut ini:
Foto: picture-alliance/dpa
Kerutan Ruang Waktu
Gelombang gravitasi diprediksi Albert Einstein seabad silam. Intinya, setiap gerakan obyek bermassa akan menimbulkan kerutan pada ruang waktu atau juga disebut gelombang gravitasi. Fenomena ini diamati oleh ilmuwan untuk pertamakali ketika dua lubang hitam bermassa 50 matahari saling berbenturan di jarak 1,3 milyar tahun cahaya dari Bumi.
Foto: S. Ossokine/A. Buonanno/Max-Planck-Institut für Gravitationsphysik/W. Benger/Airborne Hydro Mapping GmbH/dpa"
Mata Kedua
Ada dua cara buat mengamati alam semesta. Pertama, melalui gelombang elektromagnetik yang mencakup sinar gamma, sinar x, cahaya atau gelombang radio. Kedua, melalui gelombang gravitasi. Karena lubang hitam tidak memancarkan radiasi elektromagnetik, raksasa langit itu cuma bisa diamati lewat gelombang gravitasi. Menemukan gelombang ajaib itu berarti membuka jendela baru pengamatan luar angkasa
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Jala Angkasa
Einstein mengatakan, ruang dan waktu bukan dimensi terpisah, melainkan sebuah kesatuan. Ia membayangkannya seperti sebuah jala multidimensi yang bersifat plastis, dapat melengkung atau mengerut bergantung pada massa benda yang ada di dalamnya. Semakin berat benda itu, semakin tajam pula lengkungannya. Ketika sebuah benda berakselerasi, ia akan menimbulkan gelombang seperti riak di permukaan air
Foto: picture-alliance/Wissen Media Verlag
Rahasia Gravitasi
Gravitasi tidak cuma memiliki gaya tarik, tetapi juga menyebabkan gangguan pada ruang waktu atau mengubah arah rambatan cahaya. Pada gambar ini misalnya gaya gravitasi yang dipancarkan sebuah lubang hitam mampu membelokkan cahaya yang dipancarkan galaksi di belakangnya. Lubang hitam juga menghentikan waktu dan dalam dimensi raksasa mampu memicu kerutan pada jala ruang waktu yang dapat dideteksi
Foto: cc-by-sa 2.0/Ute Kraus
Cahaya Murni
Untuk membuktikannya, ilmuwan mengembangkan interferometer yang bisa mendeteksi perubahan terkecil sekalipun. Alat tersebut berupa sinar laser yang dibagi dua sepanjang empat kilometer. Teorinya karena gelombang gravitasi menyebabkan kerutan pada ruang waktu, panjang sinar laser semestinya juga akan berubah, kendati perubahannya cuma berukuran seperseribu diameter sebuah inti atom.
Foto: Courtesy Caltech/MIT/LIGO Laboratory
Lubang Hitam
Berbekal penemuan tersebut, ilmuwan kini dapat mengamati fenomena lubang hitam di alam semesta dengan lebih akurat. Astronom malah membandingkan penemuan gelombang gravitasi dengan saat ketika Galileo pertama kali menggunakan teleskopnya. Energi yang dipancarkan benturan dua lubang hitam lewat radiasi gravitasi misalnya, tercatat lebih besar ketimbang semua energi yang diproduksi di jagad raya.
Foto: 2014 Warner Bros. Entertainment, Inc. and Paramount Pictures Corporation
Semesta yang Hilang
Pengetahuan mengenai gravitasi dapat membantu ilmuwan mengungkap misteri terbesar alam semesta, yakni partikel gelap. Partikel kasat mata ini bisa diamati dari gaya gravitasinya yang mempengaruhi pergerakan bintang di wilayah terluar galaksi. Diperkirakan 84,5% dari materi di alam semesta berupa materi gelap.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Blazar digerakkan oleh Lubang Hitam super masif yang berotasi di intinya, yang memuntahkan massa dan energi dengan kecepatan super tinggi, yang ukurannya bisa sebesar galaksi yang kasat mata. Pancaran jet atau laser dari poros lubah hitam itu mengakselerasi sinar kosmik dan mengandung tabrakan partikel, yang memicu neutrino energi tinggi. salah satu pancaran jet dari Blazar itu mengarah langsung ke Bumi.
Untuk menangkap dan membuktikan eksistensi partikel hantu itu, dibangun laboratorium penelitian yang disebut IceCube di stasiun riset Amudsen-Scott di Kutub Selatan Bumi. Pelacak akselerator kosmik berupa partikel hantu itu, ditanam di kedalaman sekitar 1,5 km di lapisan es Antartika.
Cahaya biru partikel hantu
Para peneliti memasang rangkaian detektor yang disebut modul digital optikal-DOM di kedalaman lapisan es itu di Antartika untuk melacak keberadaan partikel hantu. "Kami pasang 5.160 sensor cahaya pada rentangan kabel sepanjang beberapa kilometer yang ditanam sedalam hingga 2,5 kilometer di bawah stasiun penelitian Amudsen-Scott. Dengan itulah kami mendeteksi eksistensi neutrino", kata Francis Halzen, peneliti utama di laboratorium IceCube.
Neutrino terus menembus semua materi tanpa hambatan hingga mencapai sensor. Tapi partikel hantu itu ketika melaju juga bertabrakan dengan inti atom air dalam bentuk es. Tercipta Muon, yakni partikel elementer bermuatan. Muncul cahaya biru yang bisa dideteksi sebagai bukti eksistensi partikel hantu ini.
Pembuktian eksistensi partikel hantu, juga membuka kemungkinan pembuktian keberadaan Gelombang Gravitasi yang diramalkan oleh Albert Einstein seratus tahun silam. Dengan begitu kerutan ruang waktu juga bisa dikonfirmasi. Temuan partikel hantu juga membuka cakrawala baru bagi pengertian dan pemahaman, untuk mengungkap rahasia alam semesta.
as/vlz (rtrtv)
Melacak Misteri Partikel Hantu
Partikel elementer Neutrino dipancarkan dari Matahari ke Bumi. Eksistensinya sulit dibuktikan karena tak kasat mata dan massanya amat kecil. Dengan meneliti di bawah tanah keberadaan partikel hantu ini berhasil dilacak.
Foto: imago/Science Photo Library
Amat Cepat dan Sulit Ditangkap
Neutrino adalah partikel tak bermuatan. Tidak bisa dilacak dengan medan magnet dan bereaksi sangat lemah pada gravitasi. Sifat ini memungkinkannya bergerak menembus antariksa, atmosfir dan bumi tanpa banyak kesulitan. Nyaris tak ada materi yang bisa menahan gerak maju Neutrino.
Foto: imago/Science Photo Library
Detektor Raksasa di Perut Bumi
Neutrino ternyata terpengaruh oleh perjalanan melintasi ruang angkasa. Takaaki Kajita and Arthur McDonald membuktikan, bahwa partikel ini mengubah karakternya dan melakukan osilasi. Kajita melakukan riset di detektor Super-Kamiokande di Jepang: berupa sebuah tangki berisi 50.0000 ton air yang dipasangi detektor di kedalaman 3000 kaki di perut bumi.
Foto: Kamioka Observatory, ICRR
Kondisi Riset Ideal di Kutub Selatan
Teleskop neutrino terbesar sedunia- Ice-Cube, dibangun di Antartika tahun 2010 di kawasan Research Station Amundsen-Scott milik AS. Detektornya mampu melacak neutrino yang datang dari ruang angkasa. Yang menarik, Detektor ditanam jauh di kedalaman lapisan es abadi, untuk mencegah interferensi dari partikel lainnya.
Foto: picture alliance/Photoshot
Sensor Optik Terhubung Kabel
Berbeda dengan eksperimen Super-Kamiokande, Detektor pada Ice-Cube tidak berada pada lokasi berdekatan. Setiap sensor Yang dilindungi kapsul gelas dihubungkan lewat kabel yang panjangnya lebih dari 3 Kilometer. Lubang pada esdicairkan dengan air panas. Data dari sensor ditransfer ke stasiun pusat pengendali.
Foto: IceCube/NSF
Akselerator di Eropa
Organisai riset nuklir Eropa (CERN) juga melakukan pelacakan eksistensi Neutrino. Caranya dengan menembakkan partikel dari akselerator di Jenewa, Swiss ke pusat riset di kawasan Apenin di Italia. Di pusat riset Gran-Sasso di pegunungan Italia detektor merekam impak tabrakan partikel itu.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Nyaris Secepat Cahaya
Neutrino melintasi ruang angkasa dengan mendekati kecepatan cahaya. Tapi di pusat riset CERN di Gran Sasso (CNGS) terukur kecepatan neutrinos melebihi kecepatan cahaya. Data ini memicu pertanyaan terhadap teori relativitas umum dari Einstein. Belakangan terbukti bahwa alat ukur di pusat riset melakukan kesalahan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Dinding Detektor
Detektors di Gran-Sasso dirangkai menjadi semacam dinding, agar pancaran neutrino yang ditembakkan dari Jenewa bisa terfokus dengan baik. Para ilmuwan menembakkan Proton pada target berupa unsur Grafit. Tabraka´n menciptakan berbagai partikel elementer, sebagaian terurai dengan cepat. Hanya Neutrino yang sampai ke pusat riset di Italia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Neutrino: Tema Riset Internasional
Selain ilmuwan di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang yang sejak lama meneliti Neutrino, juga negara-negara lain seperti Cina, Kanada, Korea Selatan dan India melalukan eksperiment neutrino. India membangun "Neutrino Observatory" di kawasan pegunungan ini, dengan inti proyek berupa pemasangan magnet raksasa seberat 50,000 ton. Pakar fisika partikel ingin mencapai limit untuk meraih hasil terbaik.
Foto: INO
Riset Neutrino dengan Teori Bilyar
Periset India ingin melacak bagaimana reaksi partikel lain jika bertabrakan dengan Neutrino. Mereka membuat analogi dengan permainan bilyar. Jika tertabrak Neutrino, partikel lain akan terpencar ke segala arah. Ini akan memberi informasi mengenai sifat partikel misterius itu.