Jerman menawarkan pendekatan unik untuk menjaring Jihadis agar meninggalkan ideologi radikalnya. Keluarga diposisikan sebagai alternatif terhadap ideologi radikal dan sebagai tempat berpulang.
Iklan
Pemuda Muslim itu sudah menyerahkan dirinya untuk berjihad. Ia meninggalkan Jerman dan menjalani pelatihan militer di berbagai kamp Jihadis di Mesir. Terkadang sang pemuda menuliskan E-Mail kepada keluarganya, yang kemudian langsung diserahkan kepada sebuah lembaga pengaduan, Hayat.
Lembaga ini membantu keluarga Jihadis untuk menjawab E-Mail sang pemuda. Kata-kata yang tepat sangat penting, kata Daniel Köhler, salah seorang konsultan di Hayat. Ia mengenal trik yang digunakan oleh tenaga pendidik di kamp pelatihan Jihadis.
"Bahkan keluarga tidak akan menerima kalian dan keyakinan kalian. Mereka akan berusaha mengeluarkan kalian dari tempat ini," begitulah kalimat yang rajin dilafal kepada jihadis-jihadis muda. Mereka diyakinkan bahwa keluarga adalah bagian dari musuh.
Strategi Khusus Andalkan Keluarga
Dalam kasus semacam itu Hayat menyusun strategi khusus. Keluarga seorang Jihadis dianjurkan untuk tidak bertindak seperti yang diperkirakan oleh kelompok radikal. Konfrontasi bukan jalan yang tepat.
Köhler misalnya menganjurkan keluarga untuk bersikap sabar dan menawarkan diri sebagai teman berbicara. Ketika sang putra mengutarakan keraguan terhadap ideologi sendiri, keluarganya langsung menganjurkan agar ia berlibur di negara lain.
Di sanalah kini sang pemuda menetap dan menikah. Jauh dari kamp pelatihan. Kini ia hidup damai berserta kedua orang anaknya dan rajin berhubungan dengan kedua orangtuanya.
"Surga di Telapak Kaki Ibu"
Hayat yang dalam bahasa Arab berarti kehidupan adalah lembaga bantuan untuk program deradikalisasi jihadis di Jerman. Proyek tersebut menawarkan telepon aduan. Konsultannya dilatih untuk memediasi antara keluarga, anak-anak, sekolah dan Masjid.
Keluarga memainkan peranan utama dalam program deradikalisasi Jihadis. Ayah dan ibu menawarkan alternatif bagi ideologi radikal. Konsep ini sebenarnya sudah ada di dalam Islam, "surga ada di telapak kaki ibu," begitu bunyi Hadist nabi Muhammad.
"Buat seorang muslim, orangtua dan terlebih ibu memiliki nilai yang sangat besar," kata Köhler.
Kini Hayat merambah ke beberapa negara Eropa, antara lain Austria, Perancis dan Inggris.
rzn/hp
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.