Katak kini jadi indikator penting bagi kesehatan lingkungan. Jika amphibi ini terancam musnah, artinya beban lingkungan sudah melewati ambang batas. Itu yang terjadi dengan katak Darwin di Chile.
Iklan
Melindungi Eksistensi Katak Darwin di Chile
03:08
This browser does not support the video element.
Patagonia, kawasan alam yang masih utuh di selatan Chile dan Argentina dengan populasi amat jarang. Hanya dua penduduk per kilometer persegi. Beragam jenis hewan terlindungi di kawasan ini.
Salah satunya katak berhidung atau katak Darwin. Katak dengan ukuran maksimal tiga sentimeter ini, pertama diteliti oleh ahli ilmu alam Charles Darwin saat ia dulu melakukan risetnya di Chile. Namun ancaman kini mulai mengintai eksistensi katak Darwin.
Carlos Barrientos Donoso, dokter hewan dari Universitas Concepcion mengatakan, dewasa ini katak menghadapi ancaman serius. Terutama akibat perubahan tanah dan penyakit yang terus menyebar. Menimbang situasi ini, kita perlu melindungi hewan ini, juga di luar habitat aslinya.
Membangun pusat penangkaran
Di Concepción kota kedua terbesar Chile, katak berhidung menemukan habitat baru. Di pusat kota dibangun sebuah pusat penangkaran katak yang terancam punah ini.
Kodok dan Katak: Amfibi Yang Terancam
Kodok dan Katak serta hewan amfibi lain selalu berada di bawah ancaman kerusakan habitat, penggunaan pestisida besar-besaran, perubahan iklim dan sejenis jamur yang merusak kulit mereka.
Foto: picture-alliance / dpa
Dulu Banyak, Sekarang Terancam
Katak bermata merah yang tinggal di sungai, Duellmanohyla uranochroa, menjadi simbol amfibi yang terancam. Katak yang aktif di malam hari ini dulu banyak ditemukan di Costa Rica dan Panama. Sekarang jumlahnya makin berkurang karena hilangnya habitat dan penyakit akibat jamur.
Foto: Andreas Hertz
Mengapa Semakin Berkurang?
Chytridiomycota adalah pembunuh amfibi paling berbahaya sedunia. Jamur itu merusak kulit katak, yang juga berfungsi sebagai organ pernapasan. Jamur itu meluas dan mematikan banyak spesies, termasuk katak jenis Atelopus ini.
Foto: Andreas Hertz
Melayang ke Masa Depan Yang Tak Jelas
Kodok terbang seperti ini di Panama, terkenal akibat loncatan jarak jauhnya di cabang-cabang pohon hutan tropis. Tetapi haenbitat mereka terancam pembalakan hutan. Bersama deforestasi dan kekeringan, pembalakan hutan mgancam amfibi di dunia. Perubahan iklim dan penggunaan pestisida yang berlebihan juga mengancam banyak spesies.
Foto: Andreas Hertz
Kodok Pemberi Petunjuk
Amfibi dianggap bisa jadi indikasi bagus akan sehat atau tidaknya Bumi. Karena mereka menyerap zat-zat dari air dan udara. Sehingga mereka lebih sensitif daripada binatang lain. Jadi mereka juga disebut "burung kenari di tambang." Artinya, mereka bisa memberikan peringatan dini akan kerusakan lingkungan.
Foto: picture-alliance / dpa
Manusia Perlu Kodok dan Katak
Kodok, katak, berbagai jenis salamander dan amfibi jenis sesilia, memegang peranan penting dalam rantai makanan. Mereka memakan serangga, kemudian dimakan ular, burung, bahkan manusia. Lewat riset medis, banyak amfibi diketahui memproduksi zat kimia yang berguna bagi manusia. Katak yang tampak pada gambar memproduksi racun yang dibubuhkan pada panah oleh penduduk asli.
Foto: picture-alliance/dpa
Spesies Baru
Ketika banyak populasi amfibi terancam atau bahkan punah, banyak spesies baru ditemukan. Tahun lalu, katak berwarna kuning, yang bisa menyebabkan jari berwarna kuning jika menyentuhnya, ditemukan di pegunungan Panama barat oleh pakar biologi Andreas Hertz. Nama ilmiah katak itu: Diasporus Citrinobapheus.
Foto: picture-alliance/dpa
Bahtera Amfibi
Ilmuwan yang mengkhususkan diri pada amfibi dan reptil disebut pakar herpetologi. Andreas Hertz adalah pakar herpetologi yang memiliki misi mendokumentasikan amfibi langka di Amerika Latin. Sejak 2007, dikembangkan sebuah proyek penyelamatan global bernama "Bahtera Amfibi".
Foto: Sebastian Lotzkat
Ditemukan Kembali di Israel
Jenis kodok dari rawa Hula di Israel diduga punah enam dasawarsa terakhir, sampai seekor di antaranya ditemukan melompat di jalanan di Israel utara tahun 2011. Sejak itu, ditemukan lebih banyak lagi. Diperkirakan hingga 200 hidup di lembah Hula. Sebagai organisme yang mempertahankan ciri-cirinya selama jutaan tahun, kodok ini dianggap "fosil hidup."
Foto: cc-by-sa-3.0/Mickey Samuni-Blank
Beragam dan Memukau
Walaupun jadi sasaran perdagangan ilegal, kodok berwarna merah ini tetap termasuk kategori "least concern" (tidak terlalu mengkhawatirkan) pada daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature). Kodok ini hanya berukuran 2,5 cm dan ditemukan di Costa Rica, Nicaragua, Panama dan Puerto Rico. Racun kodok ini tidak terlalu berbahaya dibanding dari kodok lainnya.
Foto: by-sa/Splette
Amfibi tanpa Paru-Paru
Kodok berkepala pipih yang bernama ilmiah "Barbourula Kalimantanensis" adalah salah satu jenis kodok dan salamander yang tidak punya paru-paru. Jenis kodok yang terancam punah itu bernapas sepenuhnya lewat kulit. Mereka hidup di sungai-sungai deras di Kalimantan, dan terancam polusi serta racun akibat penambangan emas ilegal.
Foto: picture-alliance / dpa
10 foto1 | 10
Ide dari pusat penangkaran adalah mengembangbiakan amphibi, untuk kemudian dikembalikan ke alam. "Dengan begitu kami membantu hewan yang populasinya terancam serius", papar Carlos Barrientos Donoso.
Di pinggiran kampus universitas negeri Concepción, para ahli biologi membangun pusat pengkaran katak Darwin. Proyeknya mendapat dukungan dari kebun binatang kota Leipzig di Jerman. Di dalam ruangan pusat penangkaran udaranya sejuk dan lembab. Kondisi ini mirip dengan habitat alami katak.
Katak berhidung alias katak Darwin memiliki pola warna hijau, coklat dan kuning. Beberapa spesies punya kemampuan mengubah warna dalam perjalanan hidupnya. Apa penyebabnya hingga kini masih misterius. Katak jenis ini relatif belum diteliti secara menyeluruh. Risetnya baru terbatas pada ciri khas katak.
Katak jantan yang mengerami telur
Karakteristiknya terutama bentuk kepalanya yang segitiga dengan moncong meruncing seperti hidung. Sebetulnya ini hanya kelebihan kulit, dan hidung asli ada di bawahnya. Kakinya panjang dan warnanya mirip dengan dedaunan.
Dokter hewan Carlos Barrientos Donoso merasa puas dengan kondisi katak peliharaannya.para peneliti kadang memisahkan katak jantan dan betina untuk sementara. Tujuannya agar katak berhidung terus berbiak. Hasil strategi ini cukup memuaskan.
Yang unik adalah, katak jantan menyimpan telur dalam kantong pada bagian lehernya, hingga telur menetas menjadi kecebong. Bagi orang awam sulit mengenalinya. Inilah cara reproduksi unik katak berhidung.
Temuan Baru Biodiversitas 2016
Bumi masih belum diteliti seluruhnya. Masih banyak kekayaan biodiversitas yang tersembunyi. Kabar baik bagi keragaman hayati dengan ditemukannya spesies baru di tahun 2016. Berikut beberapa diantaranya:
Foto: picture-alliance/dpa/S.D. Biju
Kepiting Warna-Warni dari India
Ilmuwan menemukan lima spesies baru kepiting air tawar di Westghat, India. Pegunungan di India ini merupakan salah satu sumber keragaman hayati terkaya di dunia. Salah satunya kepiting warna warni unik yang diberi nama latin Gubernatoriana thackerayi sesuai dengan nama ilmuwan penemunya.
Foto: Magnolia Press/Shailesh Bhotale
Gurita Hantu Casper
Beberapa spesies gurita atau cumi dari keluarga Cephalopoda diketahui bisa mengubah warna kulit sebagai upaya penyamaran. Tapi gurita yang ditemukan di perairan Hawaii ini sebaliknya, tidak punya pigmen warna, hingga mirip sosok komik hantu Casper. Temuannya menyebar cepat lewat sosmed dan sosok gurita ini langsung dikenal di seluruh dunia.
Foto: NOAA
Bunga Bangkai Kerdil
Kita mengenal bunga Rafflesia atau bunga bangkai selalu berukuran raksasa dengan diameter di atas satu meter. Tapi jenis baru yang ditemukan di pulau Luzon, Filipina, bulan Februari 2016 berukuran paling kecil. Rafflesia consueloae, begitu nama bunga bangkai ini, diameternya hanya 13 sentimeter.
Foto: Edwino S. Fernando
Ular Bercahaya dari India
India menjadi “hotspot“ atau sumber paling banyak temuan spesies baru di abad ke 21 ini. Sebuah tim gabungan ilmuwan Inggris dan India menemukan spesies ular tidak berbisa yang seolah memancarkan cahaya. Temuan ular yang yang diberi nama latin ini merupakan temuan pertama spesies jenis tersebut sejak 144 tahun terakhir.
Foto: Varad B. Giri
Ikan Piranha Vegetaris
Ikan piranha selalu digambarkan sebagai ikan buas, yang melahap mangsanya, hewan atau manusia dalam bilangan menit, hingga hanya tersisa kerangka. Tapi ikan piranha spesies baru yang ditemukan di kawasan Amazona di barat Brasil ini hanya makan tumbuhan alias vegetaris. Ikan Piranha ini diberi nama latin Myloplus zorroi mengambil nama dari kisah film Zorro.
Foto: CC-BY-Douglas Bastos
Tarantula Penyanyi Country
Tarantula atau laba-laba berbulu hitam ini, salah satu dari 14 spesies baru laba-laba tarantula yang ditemukan ilmuwan Amerika Serikat di tahun 2016 ini. Diberi nama Johny Cash, penyanyi country terkenal Amerika, karena spesies baru ini pertama ditemukan di dekat penjara Folsom di California, di mana penyanyi country itu merekam hitnya “Folsom Prison Blues“.
Foto: CC-BY-Chris A. Hamilton
Katak Pohon India
Puluhan spesies baru katak ditemukan di tahun 2016. Yang paling menonjol adalah temuan katak pohon di India yang diberi nama Frankixalus jerdonii. Genus katak pohon ini diyakini sudah punah 137 tahun silam, tapi sebuah tim riset India menemukannya lagi di timur laut India. Katak pohon ini menetas dalam lubang di atas pohon, dan induknya memberi makan kecebong dengan telur yang tidak dibuahi.