Polar Vortex Sebabkan Suhu di AS Lebih Dingin dari Antartika
31 Januari 2019
Rekor suhu dingin dirasakan warga AS di wilayah tengah dan timur. DW mencermati faktor-faktor yang mendorong fenomena cuaca ini.
Iklan
Cuaca merupakan hasil upaya atmosfer bumi dalam menyeimbangkan energi - udara hangat bertiup dari khatulistiwa yang memiliki surplus energi, ke kedua kutub, yang kekurangan energi, menurut Andreas Bott, kepala Institut Meteorologi di Universitas Bonn.
Udara dingin juga bergerak dari Kutub Utara dan Selatan ke belahan bumi lain yang lebih hangat. Suhu yang sangat rendah yang dirasakan di Amerika Serikat saat ini adalah hasil dari upaya atmosfer bumi untuk mengompensasi kekurangan energi di Kutub Utara. AS saat ini berkontribusi lebih besar dari biasanya dalam mengompensasi defisit energi Kutub Utara - apa yang disebut dengan polar vortex atau pusaran kutub.
Cara kerja pusaran kutub
'Kebekuan besar' di AS sebenarnya akibat depresi yang bergerak lambat, atau dasar, dari sebuah gelombang Rossby. Dasar dan bukit gelombang-gelombang semacam ini membawa angin ke seluruh dunia dan umumnya peringkat kecepatannya enam atau tujuh, dengan angka yang lebih tinggi berarti pergerakan angin lebih cepat. Namun laju saat ini hanya peringkat empat.
"Lebih sedikit gelombang berarti dasar gelombang tidak bergerak," jelas Bott. "Ini membuka gerbang bagi angin Arktik di Amerika Utara."
Amerika Serikat Dibekap Suhu Kutub
01:10
Karena udara bergerak lebih lambat dari biasanya dari barat ke timur sepanjang gelombang Rossby, udara dingin Arktik terus bertiup ke selatan, mendorong suhu turun di beberapa wilayah di Amerika Serikat yang biasanya lebih hangat pada musim dingin.
Depresi yang sama yang membekukan bagian timur Amerika Utara juga berarti udara hangat akan terus bergerak dari Kepulauan Canaria menuju Eropa - mendorong suhu layaknya musim semi dan angin kencang di Inggris dan Perancis.
Tempat kelahiran depresi
Namun ada faktor lain yang menyebabkan musim dingin yang lebih menggigit di Amerika Serikat dibandingkan negara-negara Eropa yang terletak pada garis lintang sama.
"Pegunungan Rocky adalah semacam tempat lahirnya dasar gelombang Rossby," kata Bott, sembari menambahkan bahwa sisi pegunungan yang membelakangi arah angin memicu depresi gelombang Rossby.
Topografi lainnya di bagian timur pegunungan juga turut mengintensifkan dampak ini. Dengan tidak adanya hutan pada dataran bagian barat tengah Amerika Serikat, keganasan angin dari Kanada turut bertambah. Eropa di sisi lain, tidak punya topografi serupa untuk menimbulkan dampak yang sama. Angin yang datang dari utara datangnya dari laut sehingga berujung pada dampak maritim yang mendorong musim dingin dan musim panas yang lebih ringan. (cp/vlz)
10 Fenomena Cuaca Ekstrem
Hujan deras, periode kekeringan, badai besar. Situasi ekstrem cuaca semakin sering terjadi. Tapi tepatnya di mana? Berikut 10 fenomena cuaca paling mengejutkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hari Paling Panas
Hari paling panas dalam sejarah adalah tanggal 10 Juli 1913 di Death Valley, AS. Di dekat Furnace Creek di negara bagian Kalifornia, suhu maksimal mencapai 56,7°C.
Foto: gemeinfrei
Rekor Suhu Rendah
Sebaliknya, desa Oimjakon di dataran tinggi Sakha atau Yakutia di Sibiria jadi daerah paling dingin yang didiami di dunia. Menurut pengukuran yang dilakukan 1926, suhu rekor mencapai minus 71,2°C. Stasiun Wostok di kutub Selatan bahkan mencatat minus 89,2°C tahun 1983. Foto: musim dingin di Sibiria.
Foto: Reuters
Matahari Bersinar
Kota Yuma di Arizona adalah kota yang paling disinari matahari. Hampir sepanjang tahun, yaitu 313 hari, kota itu diterangi matahari. Yang paling kekurangan matahari adalah kutub selatan. Di sana, hampir setengah tahun matahari tidak bersinar.
Foto: Reuters
Badai es yang mematikan
1986 badai es yang paling dasyat yang pernah terjadi menyebabkan 92 orang tewas di Gopalganj, Bangladesh. Bongkah es bisa mencapai berat 1,02 kg. Sejak 2010, AS menyimpan bongkah es yang paling besar, yang lingkarnya sampai setengah meter.
Foto: NWS Aberdeen/public domain
Curah Hujan Tinggi
Cherrapunji, India mencatat rekor jumlah curah hujan tertinggi dalam 48 jam. Mulai 15-16 Juni 1995, jatuh hujan 2.493 milimeter. Jumlah hari di mana hujan turun dalam setahun dicatat di atas gunung berapi yang telah padam di pulau Kauai, Hawaii, yaitu hingga 350 hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Fase Kekeringan Lama
Sebaliknya, warga Arica, Chili menderita akibat fase kekeringan paling lama antara 1903 hingga 1918. Dalam 173 bulan tidak turun hujan sama sekali. Foto: tanah yang kering.
Foto: picture-alliance/dpa
Taifun Akibatkan Kesengsaraan
Taifun paling mematikan menghantam Myanmar Mei 2008. Taifun Nargis menyebabkan 138.000 orang tewas. Taifun Haiyan tidak terlalu fatal, tapi lebih kuat, yaitu 310 km per jam. Taifun ini menghantam Filipina November 2013.
Foto: Hla Hla Htay/AFP/Getty Images
Salju di Kairo?
Memang benar, Desember 2013 salju turun di ibukota Mesir, Kairo, untuk pertama kalinya dalam 112 tahun. Di tahun sama, salju paling tebal yang pernah diukur menutupi ibukota Rusia, Moskow, yaitu 65 cm.
Foto: picture-alliance / World Pictures/Photoshot
Petir Menyambar
Petir dalam jumlah paling banyak dicatat di danau Maracaibo, Venezuela. Di mana sungai Catatumbo bermuara di danau itu, kilat tampak 18 sampai 60 kali per menit, dan hingga 3.600 kali per jam.
Foto: picture-alliance/dpa
Tertutup Kabut
Di Jerman juga terjadi rekor cuaca, yaitu 330 hari tertutup kabut. Ini tercatat tahun 1958, di puncak gunung Brocken di pegunungan Harz. Jumlah jam terpanjang, di mana kabut menutupi sebuah daerah Jerman, dicatat di Thüringer Wald (hutan negara bagian Thüringen). Yaitu 242 jam atau sekitar 10 hari, di tahun 1996.