Peternakan di utara Chile, adalah salah satu kawasan paling kering di dunia, dan kini belajar untuk beradaptasi dengan kekeringan, setelah menemukan sumber air baru. Yaitu jaring penangkap kabut.
Iklan
Sejak Desember tahun lalu, daerah Coquimbo di bagian utara Chile sudah mengalami darurat kekeringan. Dan ini hanya kekeringan terakhir dalam dalam serangkaian tahun yang kering. Tapi sumber air baru yang mengejutkan, kini membatu petani lokal menghadapi cuaca kering.
Desa-desa di kawasan itu biasanya terdiri dari sejumlah gubuk tanpa air yang mengalir. Untuk mendapatkan listrik, masyarakat di kawasan itu kadang harus menggunakan generator. Mereka bergantung pada pemerintah lokal untuk mengangkut air dengan truk. Tapi itu juga tidak cukup.
Tahun baik dan tahun buruk
Jose Ossandon tinggal di desa bernama Los Tomes bersama 19 keluarga lainnya. Sebagian besar dari mereka mempunyai hewan, baik sapi, kuda, domba dan kambing.
"Di tahun-tahun yang bagus, jika hujan cukup, kami bisa menjual ternak dengan harga baik," demikian dikatakan Ossandon kepada DW. "Tapi di tahun-tahun yang buruk, jika tidak ada hujan, sangat parah, karena tidak ada makanan bagi ternak, dan kami terpaksa menjual ternak dengan harga yang tidak bagus."
Gurun Terus Meluas
Tanah subur semakin sedikit, bahkan menghilang dan menjadi gurun. Ini salah siapa?
Foto: picture alliance/Anka Agency International
Pemandangan Tandus
Sepertiga permukaan bumi adalah tanah tandus yang tidak terurus. Sebagian besar ada secara alami sejak ribuan tahun, seperti pada formasi bebatuan di Hoggar di Aljazair ini. Tapi kini, manusia lah penyebab adanya gurun.
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih Kering Lagi
Tandusnya sebuah wilayah keseluruhan disebut desertifikasi dan banyak dialami wilayah yang sudah kering sebelumnya. Seperti di Afrika, Amerika atau Asia. Ladang gandum di Texas (AS) ini tidak berhasil mengatasi kekeringan di musim panas 2011.
Foto: Getty Images
Kesalahan Manusia
Ada sekitar 70.000 kilometer persegi gurun baru setiap tahunnya. Ini kira-kira sama luasnya dengan negara Irlandia. Selain perubahan iklim, manusia turut berperan atas pertumbuhan pesat gurun. Para pekerja ladang, seperti di Brasil, harus menyesuaikan diri agar bisa bercocok tanam bahan pangan dalam jumlah cukup di masa depan.
Foto: picture-alliance/dpa
Penggembalaan Ternak Berlebihan
Sudah terlalu banyak ternak yang dipelihara di lahan kering. Mereka memakan habis tumbuhan, sehingga angin dan air merusak tanah yang tidak terlindung. Di musim kering, desertifikasi akan cepat terjadi.
Foto: DANIEL GARCIA/AFP/Getty Images
Hutan Lenyap
Jumlah pohon di hutan juga terus berkurang. Manusia membabat hutan untuk menggunakan kayu pohon sebagai kayu bakar atau bahan bangunan. Padahal pohon fungsinya untuk melindungi tanah. Dampaknya: lahan yang tandus dan kering.
Foto: picture-alliance/dpa
Jumlah Pemakaian Air
Penduduk dunia bertambah, pemakaian air juga bertambah. Dalam 50 tahun terakhir, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak di seluruh dunia. Khususnya bidang pertanian dan pariwisata massal yang menyebabkan persediaan air berkurang drastis.
Foto: AFP/Getty Images
Reaksi Berantai Bagi Ekosistem
Setelah gurun mulai terbentuk, akan terjadi reaksi berantai. Pertumbuhan tanaman terhenti, air meghilang, tanah mengering, dan menjadi keras seperti panser, seperti di India. Tanah yang tidak lagi subur akan sulit diselamatkan.
Foto: AP
Dampak Meluas
Ekosistem yang rusak memiliki dampak yang lebih luas. Kelaparan, kemiskinan, dan kekurangan air hanyalah sebagian dari dampak kekeringan. Khususnya di Afrika Barat, seperti di Burkina Faso, desertifikasi berdampak buruk bagi warganya.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Sebagai akibatnya, banyak orang dari daerah itu berimigrasi ke tambang-tambang di bagian utara, atau ke selatan, di mana masih banyak padang rumput bagi hewan-hewan mereka. Tetapi Ossandon, yang jadi kepala komunitas lokal, memilih untuk tetap tinggal di sana. Ia masih suka ketenangan di kawasan bergunung-gunung, di mana keluarganya tinggal selama beberapa generasi.
Memanen kabut
Daniela Henriquez bekerja di bidang kebijakan masyarakat di universitas, dan jadi salah satu yang berwenang memimpin proyek, yang diadakan Universitas Katolik di bagian utara Chile. "Kami memilih komunitas yang berlokasi 25 kilometer dari laut, atau lebih dekat, karena di situlah kami bisa menangkap kabut yang paling 'baik'," demikian dikatakan Henriquez.
Prosesnya mudah. Penangkap kabut ditempatkan di puncak gunung terdekat, di mana angin meniup udara lembab melalui jaring. Air kemudian menetes ke saluran air di bawah jaaring, dan mengalir ke pipa.
"Kami punya dua penangkap kabut, yang airnya dialirkan ke tempat minum ternak," demikian Ossandon. "Kami punya hasil sangat baik dari itu. Hewan-hewan mendapat air bersih dan bisa tetap berada di bukit-bukit untuk memakan rerumputan, dan tidak perlu ke desa untuk minum."
Tangki-tangki air tersebar di seluruh bukit untuk mendorong hewan agar pergi ke daerah baru untuk memakan rumput. Ada juga rencana untuk menggunakan air dari kabut untuk mengairi kawasan baru untuk merumput.
Apa yang Anda ketahui tentang perubahan iklim?
Perubahan iklim menjadi satu tema yang kerap dibahas dalam beberapa tahun terakhir. Sejauh mana Anda tahu tentang masalah yang berdampak besar bagi kita semua ini?
Foto: picture-alliance/W. Steinberg
Pertanyaan:
Berapa derajat Bumi menjadi lebih hangat sejak masa pra-industri?
Foto: picture-alliance/dpa
Jawaban:
Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim IPCC, suhu rata-rata di bumi telah meningkat 0,8 derajat Celcius sejak 1850. Dinas metereologi Inggris Met Office menyebut, suhu akan meningkat 1 derajat pada akhir 2015. Para pakar mengatakan, kenaikan suhu sampai 2 derajat dapat mengundang bencana besar. Namun banyak ahli juga mengatakan, 1,5 derajat sudah melampaui ambang risiko.
Foto: DW/G. Rueter
Pertanyaan:
Dampak apa yang akan timbul jika suhu bumi meningkat 2 derajat pada tahun 2100?
Foto: DW/K.Hasan
Jawaban:
Hingga 3 juta orang di wilayah pesisir akan terancam banjir. Dan diperkirakan sekitar 250 juta orang akan kehilangan tempat tinggal akibat perubahan iklim. Sampai 2 miliar warga dunia akan menghadapi kekurangan air. Jika suhu meningkat 1 derajat sampai akhir abad ini, 20 sampai 30 persen spesies mahluk hidup bisa punah, karena tidak mampu beradaptasi dengan cepat.
Foto: picture-alliance/AP/T. Gutierrez
Pertanyaan:
Apa yang menyebabkan efek rumah kaca?
Foto: IRNA
Jawaban:
Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak atau bensin, yang sebagian besar untuk produksi listrik dan transportasi, menghasilkan karbon dioksida. Ketika mencapai bagian atas atmosfer, karbon dioksida akan mengikat panas. Proses ini menjadikan suhu meningkat dan menyebabkan perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/AP/M. Meissner
Pertanyaan:
Negara mana yang paling terkena dampak cuaca ekstrim?
Foto: Reuters
Jawaban:
Menurut indeks risiko iklim global yang dikeluarkan oleh Germanwatch, antara tahun 1995 sampai 2014, negara-negara berkembang seperti Honduras, Myanmar dan Haiti yang paling menderita akibat banjir, badai dan gelombang panas. Negara yang paling terpukul akibat perubahan iklim di tahun 2014 adalah Afghanistan, Serbia, Bosnia dan Herzegovina.
Foto: Reuters
Pertanyaan:
Apa hubungan antara perubahan iklim dan kenaikan tingkat keasaman laut?
Foto: imago/OceanPhoto
Jawaban:
Satu proses kimia berlangsung saat laut dan samudra menyerap peningkatan karbon dioksida dari atmosfer. Proses ini mengubah tingkat pH air laut. Peningkatan pH ini akan menurunkan kemampuan hidup makhluk laut seperti kerang. Hal ini akan mempengaruhi seluruh rantai makanan di laut, yang mana manusia juga tergantung padanya.
Foto: XL Catlin Seaview Survey
Pertanyaan:
Moda transportasi apa yang paling ramah lingkungan: mobil, kereta api, bus atau pesawat terbang?
Foto: picture-alliance/dpa/L. van Lieshout
Jawaban:
Terbang dengan pesawat komersial dari Bandung ke Denpasar, yang berjarak sekitar 900 km, menghasilkan sekitar 250 kg CO2. Untuk jarak yang sama, satu mobil VW golf menghasilkan 180 kg emisi dan bus sekitar 30 kg. Sementara untuk menempuh jarak 900 km, kereta api hanya menghasilkan 11 kg CO2.
Foto: picture-alliance/W. Steinberg
12 foto1 | 12
Tergantung beratnya kabut, 1 meter persegi jaring bisa menghasilkan antara dua sampai tujuh liter air per hari. Jaring-jaring luasnya sekitar 60 meter. Di tengah kekeringan besar, air tambahan ini sangat berguna bagi komunitas lokal.
Hidup dengan kekeringan
Harga sebuah jaring, termasuk penempatannya sekitar 8.000 Dolar. Komunitas tidak bisa membayar proyek jika ditanggung sendirian. Sebagian besar orang di kawasan itu berpendapatan hanya sekitar 100 sampai 200 Dolar (atau satu setengah hingga tiga juta Rupiah) per bulan.
Universtas Katolik di Utara Chile dan pemerintah lokal membiayai proyek dengan tujuan menguji teknologi sambil menjaga cara hidup masyarakat di kawasan itu, dengan cara membantu mereka beradaptasi dengan kondisi yang berubah.
Akibat kekeringan, terutama warga muda meninggalkan komunitas itu. Ricardo Alvarez dari desa Majada Blanca yang juga jadi daerah ujian jaring kabut berharap, kaum muda kembali datang untuk membantu dalam menjalankan bisnis minyak zaitun. Sementara di Los Tomes, putra Ossadon adalah murid terakhir di sekolah lokal. Keluarga-keluarga lainnya sudah pindah ke kawasan lain.
Meskipun situasi di sana menyedihkan, daerah-daerah lain sudah menggunakan jaring kabut lebih lama, sudah menunjukkan perbaikan besar. Orang muda sudah terinspirasi untuk pulang ke daerah asal. Misalnya Jorge Velasquez dan saudaranya Salvador, yang kini memulai bisnis eko turisme.
Penulis: Jane Chambers (ml/ap)
Menara Ajaib Ubah Polusi Menjadi Perhiasan
Sebuah proyek inovatif karya desainer Belanda mengubah kabut asap menjadi perhiasan berharga. Dengan proyek tersebut ia ingin menciptakan ruang publik berudara bersih di tengah kota yang pekat dengan polusi udara
Foto: Derrick Wang
Modern dan Futuristik
Menara anti polusi yang didesain Daan Roosegaarde terlihat modern dan futuristik. Kendati terkesan sederhana, benda ajaib ini mampu membersihkan udara di sekelilingnya, menjadi semacam oase udara bersih di tengah kabut asap.
Foto: Derrick Wang
Filter Ajaib
Di dalamnya terdapat filter udara berteknologi teranyar yang sangat efisien. Selain hemat energi, filter ini juga mampu menyaring partikel terkecil sekalipun. Hasilnya udara yang ada di sekitar menara 75% lebih bersih ketimbang udara kota.
Foto: Derrick Wang
Hak Bernafas
Satu menara saja tidak cukup buat membersihkan udara seisi kota. Gagasan Roosegaarde sebenarnya cuma menyulap ruang publik menjadi kawasan berudara bersih di kota-kota yang berpolusi tinggi seperti Beijing.
Foto: Laard Buurman
Limbah di Udara
Roosegaarde meyakini masa depan tanpa sampah. Sebab itu ia mencari cara untuk mendaur ulang partikel polusi yang tersaring oleh menara udara buatannya.
Foto: Studio Roosegaarde
Sampah Menjadi Emas
Roosegaarde akhirnya memutuskan untuk menyulap partikel kotor menjadi sesuatu yang berharga. Dengan mengolah limbah lewat proses bertekanan tinggi selama 30 menit dan menyelubunginya dengan kaca akrilik, Roosegaarde berhasil memproduksi perhiasan berharga, semisal "Smog Free Ring" ini.
Foto: Studio Roosegaarde
Visioner Urban
Roosegaarde tidak asing dengan gagasan inovatif untuk masa depan. Di Eindhoven, Belanda, ia merancang jalur sepeda bercahaya. Untuk itu ia menggunakan cat Fluoresensi yang menyerap energi matahari di siang hari dan bisa memendarkan cahaya selama 8 jam di malam hari.