Tanaman sayuran kini dibudayakan di dasar laut sedalam 100 meter dalam rumah kaca berbentuk ubur-ubur raksasa. Proyek di utara Italia ini akan merevolusi produksi pangan untuk masa depan.
Iklan
Berkebun Sayuran di Dasar Laut
03:18
Sosoknya seperti ubur-ubur raksasa. Bangunan di kedalaman 100 meter di bawah laut ini adalah biosfer. Rumah kaca bawah laut pertama di dunia. Sebuah proyek berorientas ke masa depan, untuk mengatasi kelangkaan sumber daya. Di instalasi bawah laut ini tumbuh tanaman yang biasanya dibudidayakan di daratan.
Koordinator proyek, Gianni Fontanesi menyelam rutin untuk memelihara berbagai tanaman. "Kelihatannya funky dan sekaligus brilian. Sulit menggambarkannya. Saya bekerja tiap hari di sini, memantau pertumbuhannya, dan saya bangga dengan hasilnya. Secara teknis sistem ini tidak hanya bisa diterapkan di laut, tapi juga di danau yang jumlahnya amat banyak di dunia, yang bisa diuntungan sistem ini," ujarnya menambahkan.
Tren Urban Farming di Berbagai Metropolitan Dunia
Urban Farming atau sering disebut Pertanian Perkotaan kini merambah di berbagai metropolitan. Dari Berlin sampai Bangkok, penduduk kota mulai berkebun di atas atap dan dinding.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
Kebangkitan urban farming
Balkon, dinding, atap - semua jenis ruang perkotaan dapat diubah menjadi zona pertanian mini. Penduduk Bumi akan mencapai 10 miliar orang pada tahun. 2/3nya akan tinggal di kota-kota. Kebutuhan nutrisi untuk milyaran orang di era perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar abad ke-21. Di situlah urban farming bisa membantu.
Foto: Imago/UIG
Menghijaukan kota
Penduduk kota merindukan alam. Itu sebabnya, berkebun di perkotaan cepat jadi tren. Antara lain untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan ikatan sosial dalam masyarakat. Urban farming meningkatkan perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan mendukung ketahanan pangan yang lebih besar.
Foto: Imago/AFLO/Yoshio Tsunoda
Kebun bisa mendinginkan kota
Perkebunan perkotaan membantu membatasi dampak iklim yang memanas dengan mendinginkan kota, sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati di lingkungan perkotaan. HK Farm di Hong Kong, yang didirikan Maret 2012, adalah jaringan taman atap di sekitar Yau Ma Tei, salah satu lingkungan tertua di Hong Kong yang sudah lebih seabad tidak melihat kegiatan pertanian.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
Kebun atap membantu perbaikan nutrisi
Brooklyn Grange mengoperasikan perkebunan atap terbesar di dunia di New York City. Mereka menanam lebih dari 22 ton produk organik setiap tahunnya. Mereka juga mengelola lebih dari 30 sarang lebah madu di atas atap di seluruh kota. Ini dimulai 2010 dengan tujuan menciptakan model berkelanjutan untuk pertanian perkotaan, menghasilkan sayuran untuk masyarakat dan menjaga ekosistem.
Foto: Imago/UIG
Mengubah lahan terbuang menjadi kebun organik
Prinzessinnengärten diluncurkan sebagai proyek percontohan tahun 2009 di distrik Kreuzberg, Berlin. Sampah dibersihkan dan dibuat pot-pot sayuran organik. Dan sekarang ada ruang bagi penduduk setempat untuk mengetahui lebih banyak tentang perlindungan iklim.
Foto: Prinzessinnengärten/Marco Clausen
Sawah di atap gedung
Di atas atap the Roppongi Hills business and shopping complex di Tokyo ada sawah. Di sini, orang bisa menanam padi. Di tempat lain di Tokyo, tumbuh semangka, tomat dan cabe. Community members can participate in threshing events, cooking projects, and sake-making courses.
Foto: Imago/AFLO/Yoshio Tsunoda
Memberi makan komunitas
Kebun komunitas Elliniko, di pinggiran kota Athena, adalah salah satu "taman gerilya" yang telah muncul di seluruh Yunani. Terletak di bandara tua yang ditinggalkan pada tahun 2001, para sukarelawan menanam buah dan sayuran untuk membantu warga yang kekurangan.
Foto: Heidi Fuller-love
7 foto1 | 7
Rumah kaca pertama di dekat pesisir pantai itu, dibangun para penyelam enam tahun silam. Sinar matahari mencukupi untuk fotosintesa dan tidap perlu insektisida. Air untuk menyiram tanaman, sebagian berasal dari air garam. Di Kebun Nemo dilakukan eksperimen beragam tanaman sayuran dan buah-buahan.
Koordinator proyek itu menjelaskan, "ada tangki yang berisi air dan pupuk di dalam rumah kaca. Di dalamnya dilengkapi pompa air. Sistemnya sangat mudah. Pompa air menaikkan air bercampur pupuk hingga ke bagian paling atas pipa ini. Di atas pipanya kami tanami berbagai tanaman, yang tumbuh tanpa tanah. Akarnya kontak langsung dengan air, yang mengalir ke bawah mengikuti gravitasi," papar Gianni Fontanesi
Proyek rahasia berwawasan masa depan
Noli dengan populasi 3.000 orang adalah kawasan wisata. Tapi hanya para penyelam dan kelompok tertentu saja yang tahu, bahwa di sini hampir 100 meter dari pesisir kawasan wisata, ada laboratorium bawah laut istimewa. Gianni Fontanesi mengecek semuanya dari pusat pengendali, tiga sampai lima kali seminggu. Ia memonitor apakah semuanya bagus. Display juga menunjukkan suhu dan kelembaban di dalam biosfer.
Memberi Makan Dunia Masa Depan. Apakah Hidroponik Jawabannya?
Jumlah populasi dunia tambah tinggi, itu berarti makanan yang dibutuhkan juga bertambah. Di lain pihak perubahan iklim menyebabkan pertanian di banyak kawasan tambah sulit. Mungkin bertani tanpa tanah jadi solusinya.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Mengatasi kekurangan pangan dengan hidroponik
Tantangan menyediakan makanan bagi planet yang tahun 2050 penduduknya akan bertambah 3 milyar orang, artinya tekanan besar untuk mencari jalan cara memberi makan planet. Jadi pertanian harus lebih produktif dan areal lebih luas harus ditemukan, terlebih di daerah beriklim kering. Salah satu solusi: hidroponik.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Menanam di air
Menanam di lahan sempit tapi hasilnya banyak. Itu bisa dipenuhi hidroponik. Walaupun kedengarannya seperti ide dari masa depan. Sebenarnya bangsa Aztec di Meksiko sudah membuat pertanian mengambang di sekitar kota Tenochtitlan. Hidroponick artinya membesarkan tanaman tanpa tanah, dan hanya menggunakan campuran kaya nutrisi, mineral dan air.
Foto: Getty Images/AFP/P. De Melo Moreira
Memberikan dorongan tumbuh
Dengan hidroponik, tanaman tidak ditanam di tanah, melainkan ditempatkan pada penopang. Nutrisi diberikan ke akar-akar yang menggantung, dengan menggunakan sejumlah metode, termasuk menyemprot. Ditambah cahaya artifisial, pemanas dan peralatan lain, campuran nutrisi membantu tanaman tumbuh lebih cepat, memberi hasil yang lebih banyak, sepanjang tahun.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Hirodroponic efisien
Hidroponik bisa mengolah kembali air. Artinya, air yang digunakan hanya 10% dari air yang digunakan pertanian konvensional. Itu membuatnya jadi opsi ideal untuk kawasan yang kering. Karena sistemnya tertutup, nutrisi tidak menyebar ke tempat lain, melainkan diserap tanaman. Oleh sebab itu pupuk yang dibutuhkan hanya seperempat dari pertanian konvensional.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Menanam vertikal
Jika menanam secara datar bukan opsi karena lahan sempit, menanam ke atas juga bisa. Baki pembiakan hidroponik bisa ditumpuk satu di atas lainnya. Oleh sebab itu lebih efisien dari segi lahan, daripada ditanam di tanah. Dengan demikian, pertanian hidroponik bisa diadakan di pencakar langit.
Foto: picture-alliance/dpa/ Photoshot
Sisi negatif hidroponik
Pertanian hidropohik bisa rumit, butuh tenaga intensif dan mahal. Tanaman butuh nutrisi esensial dalam jumlah besar, dan pertanian perlu peralatan dalam jumlah besar. Panas dan cahaya diberikan secara bebas dari matahari pada pertanian konvensional. Untuk hidroponik bentuknya artifisial dan mahal. Jika aliran energi terputus, tanaman mungkin rusak sepenuhnya jika terlalu lama tanpa air dan cahaya.
Foto: Imago/View Stock
Hidroponik sedang naik daun
Hidroponik secara teoretis bisa digunakan untuk semua tanaman, walaupun dari segi teknik paling baik untuk tanaman mentimun, selada hijau, tomat, lada dan berbagai rempah-rempah. Sejauh ini hidroponik belum banyak digunakan. Tapi tren mulai berubah. Pertanian hidroponik global diperkirakan bernilai $21.2 milyar 2016. Diperkirakan akan bertambah 7% setiap tahunnya. Penulis: Melanie Hall (ml/ap)
Foto: Getty Images/AFP/S. Kambou
7 foto1 | 7
Gianni menjelaskan di ruang monitor: "Di sini kita bisa melihat halaman monitoring, yang menunjukkan situasi keseluruhan habitat dengan peta beragam biosfer. Teknologinya digerakkan energi surya, panelnya ada di atas sana. Kami berusaha sepenuhnya hijau."
Kabel yang menghubungkan biosfir dengan dunia luar, tersembunyi dalam struktur yang disebut pohon kehidupan. Sejatinya pengelola kebun bawah laut itu memproduksi peralatan menyelam. Tekniknya kini digunakan di laboraratorium bawah laut. Sekarang saatnya memanen tanaman.
Tim tersebut sudah memperoleh order dari seluruh dunia. Kebun bawah laut serupa sudah dipasang di Belgia, Mauritania dan Amerika Serikat. Kini kebun bawah laut bukan lagi sebuah impian. Melainkan sebuah proyek hijau yang bisa berkontribusi pada pertanian berkelanjutan.
DW Inovator
Perkebunan Masa Depan di Dasar Laut
Rumah Kaca dan perkebunan konvensional sering dikeluhkan karena menghasilkan jejak karbon yang tinggi. Berbeda halnya dengan Taman Nemo. Karena konsep asal Italia tersebut memanfaatkan rumah kaca di dasar laut.
Foto: Ocean Reef Group/Nemo's Garden
Rumah Kaca Bawah Laut
Jika produksi satu kilogram selada di lahan perkebunan menghasilkan 140 gramm emisi Karbondioksida, maka di rumah kaca emisinya mencapai 4450 gramm, alias 30 kali lipat lebih banyak. Namun perkebunan konvensional di atas tanah juga tidak serta merta ramah lingkungan, karena maraknya penggunaan pestisida yang bisa mencemari air tanah.
Foto: Getty Images/AFP/O. Morin
Tanpa Emisi, Tanpa Pestisida
Sebab itu Sergio Gamberini mengembangkan konsep unik yang dapat mengurangi emisi tanpa menggunakan pestisida. Solusinya bernama Taman Nemo, sebuah perkebunan sayur di dasar laut. Untuk itu ia menggunakan balon transparan bervolume 2.000 liter yang ditambat sampai sepuluh meter dari dasar laut. Di dalam balon tersebut Gamberini membangun platform yang bisa digunakan buat menanam sayur-sayuran.
Foto: Getty Images/AFP/O. Morin
Hujan di Dasar Laut
Berbeda dengan perkebunan konvensional, Taman Nemo tidak membutuhkan air segar. Air didapat melalui proses alami desalinasi air laut. Melalui perbedaan temperatur, air laut menguap di dalam balon dan mengendap sebagai air tawar di atap balon. Air tersebut kemudian akan menetes dan membasahi tanaman layaknya air hujan.
Foto: Ocean Reef Group/Nemo's Garden
Solusi Perubahan Iklim
Absennnya sistem irigasi membuat konsep Taman Nemo cocok diterapkan di kawasan pesisir yang meranggas akibat dampak perubahan iklim. "Agrikultur tradisional menggunakan 70% air tawar di seluruh dunia dan kelangkaan air meningkat pesat. Jadi pertanian adalah sektor yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim," ujarnya.
Foto: Getty Images/AFP/O. Morin
Hemat Energi, Hemat Biaya
Sistem yang dikembangkan Gamberini ini tidak membutuhkan aliran listrik, sistem pengatur suhu ruangan atau pencahayaan buatan seperti yang biasa digunakan di rumah kaca atau perkebunan konvensional. Taman Nemo bahkan juga bisa dibangun di dalam rumah dengan menggunakan akuarium.
Foto: Ocean Reef Group/Nemo's Garden
"Berkelanjutan dan Mandiri"
"Taman kami adalah sistem yang berkelanjutan dan mandiri," ujarnya. "Artinya setelah sistemnya diaktifkan, taman ini tidak membutuhkan bantuan dari luar. Kami memanen tomat, kacang-kacangan dan selada tanpa menggunakan air tanah sama sekali." Ia mengklaim tanamannya hanya membutuhkan sinar matahari.
Foto: Ocean Reef Group/Nemo's Garden
Eksperimen Tanpa Akhir
Sayangnya konsep Taman Nemo belum bisa diterapkan secara komersil. Untuk itu Gamberini harus menyederhanakan desain agar penyelam tidak selalu harus datang untuk menanam, memanen atau merawat balon yang menambah beban biaya dan waktu. Saat ini ia masih bereksperimen dengan menggunakan ukuran, bentuk dan kedalaman balon yang berbeda-beda.
Foto: Ocean Reef Group/Nemo's Garden
Efektif, Meski Rapuh
Terlebih konsepnya itu masih harus berhadapan dengan bencana alam. Tahun lalu salah satu Taman Nemo yang dibangunnya hancur oleh badai. Sejak itu Gamberini mendesain ulang pondasi yang digunakan buat menambat balon di dasar laut. Meski begitu konsepnya tersebut tetap dianggap lebih efektif ketimbang perkebunan konvensional.