Memanfaatkan Limbah Nanas Menjadi Bagian Drone Sekali Pakai
6 Januari 2021
Peneliti Malaysia telah mengembangkan metode untuk mengubah serat yang ditemukan dalam daun nanas yang biasanya dibuang, untuk membangun kerangka drone atau pesawat nirawak.
Iklan
Proyek yang dipimpin oleh Profesor Mohamed Thariq Hameed Sultan di Universitas Putra Malaysia, telah menemukan penggunaan berkelanjutan untuk limbah nanas yang dihasilkan petani di Hulu Langat, sebuah daerah yang berlokasi sekitar 65 km dari ibukota Kuala Lumpur.
"Kami mengubah daun nanas menjadi serat yang dapat digunakan untuk aplikasi luar angkasa, pada dasarnya menciptakan drone," katanya kepada Reuters di sebuah lokakarya.
Mohamed Thariq mengatakan drone yang terbuat dari bahan bio-komposit memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi, daripada yang terbuat dari serat sintetis. Selain itu juga lebih murah, lebih ringan, dan lebih mudah untuk dibuang.
Jika drone rusak, kerangka itu bisa terkubur di tanah dan akan rusak dalam dua minggu, katanya.
Prototipe drone telah mampu terbang hingga ketinggian sekitar 1.000 meter dan bisa bertahan di udara selama sekitar 20 menit, tambahnya.
Harapan petani nanas
Tim peneliti berharap dapat membuat drone yang lebih besar untuk mengakomodasi muatan yang lebih besar, termasuk sensor citra yang bisa digunakan untuk keperluan pertanian dan inspeksi udara.
“Peran kami di sini adalah membantu industri, para petani, untuk meningkatkan hasil panen mereka dan membuat pekerjaan mereka jauh lebih mudah,” kata William Robert Alvisse dari Malaysian Unmanned Drones Activist Society, sebuah kelompok non-pemerintah yang membantu merancang drone dan memberikan arahan tentang proyek ini.
Sebelum proyek drone yang memanfaatkan limbah nanas diluncurkan pada 2017, batang nanas biasanya dibuang setelah masa panen.
Petani berharap proyek drone ini akan mendorong lebih banyak inovasi untuk memanfaatkan penggunaan limbah dan meningkatkan penghasilan.
“Adanya masalah kesehatan, masalah ekonomi akibat COVID-19, masyarakat putus asa dan tidak ada alternatif untuk menambah pendapatan,” kata petani nanas Irwan Ismail.
Tak Lagi Pakai Plastik, Kemasan Sayuran di Supermarket Ini Pakai Daun
Karton, plastik, begitu banyak kemasan barang dari supermarket akhirnya terbuang percuma di tong sampah dan merusak lingkungan. Di Bali, beberapa supermarket mengemas sayuran yang dijual dengan menggunakan daun.
Foto: Bintang Supermarket
Uniknya kemasan ini
Mengurangi limbah plastik, kini supermarket di Bali beralih dari kemasan plastik ke bahan kemasan baru. Salah satunya menggunakan daun pisang. Selain unik, terlihat menarik.
Foto: Bintang Supermarket
Berbagai sayuran dikemas dengan daun
Bintang Supermarket yang terletak di Ubud dan Seminyak ini gunakan daun pisang untuk membungkus sayuran yang dijual, seperti bayam, pak choi, cabe, daun bawang, hingga buncis, dll.
Foto: Bintang Supermarket
Ramah lingkungan
Demi menjaga lingkungan, Bintang Supermarket di Ubud dan Seminyak Bali mengubah kemasan sayuran yang awalnya menggunakan plastik menjadi daun pisang.Menurut Agus Sanjaya dari Bintang Supermarket, plastik butuh ratusan tahun untuk terurai, oleh sebab itu timnya ingin mengurangi sampah plastik yang banyak diproduksi manusia.
Foto: Bintang Supermarket
Tak jual styrofoam
Penggunaan daun pisang dilakukan sejak awal 2019. Dari Januari 2019 supermarket ini tidak lagi memberi kantong pada konsumen dan tidak menjual lagi sedotan, styrofoam, dan kantong kresek.
Foto: Bintang Supermarket
Efisien
Menurut supermarket tersebut, pembungkusan memakai daun dinilai paling efisien dalam penggunaannya. Ke depan mereka juga ingin memanfaatkan bekas sarang lebah dan rumput laut sebagai kemasan. Sekarang harganya masih tinggi. Sementara daun pisang tergolong murah.
Foto: Bintang Supermarket
Mudah terurai
Selain bisa buat membungkus, daun yang sudah tak terpakai ini lebih mudah terurai di tanah. Hasil kompos daun bisa menambah kesuburan tanah.
Foto: Bintang Supermarket
Disukai konsumen
Di media sosial, metode pembungkusan sayuran ini mendapatkan reaksi positif. Ke depan, supermarket ini ingin menyediakan sedotan dari bambu dan tangkai bunga rumput, sebagai pengganti sedotan plastik.