1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Indonesia Menjadi Negara Demokrasi yang Berkemajuan

11 April 2019

Dalam usia berkarya di luar negeri mereka tetap memikirkan masa depan Indonesia. Para kaum usia produktif ini tak sungkan memberi masukkan bagaimana menjadikan Indonesia negara demokrasi yang maju.

Symbolbild Journalisten Beamten
Foto: picture-alliance/ZB

Tinggal dan hidup di Jerman bagi sebagian Warga Negara Indonesia (WNI) juga berarti membangun karir. Banyaknya bidang terapan serta regulasi yang jelas di Jerman membuat banyak lapangan pekerjaan dapat diisi oleh warga negara asing.

Indonesia sendiri memiliki organisasi yang menampung para akademisi, profesional hingga ahli di Jerman. Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia(IASI) dibentuk atas dasar untuk membangun Indonesia dengan bakat, kemampuan, jaringan dan dukungan aktif para anggotanya.

Hal tersebut setidaknya sedang diperjuangkan oleh Ketua IASI, Yudi Ardianto. Menurutnya sebagai negara demokrasi, hendaknya Indonesia dan Jerman dapat saling belajar untuk sama-sama membangun. "Jerman menurut saya adalah salah satu contoh negara terbaik yang menerapkan prinsip ideologi sosialis demokrat yang terus diuji dari waktu ke waktu menuju sistem yang lebih baik,” kata pria yang pernah bekerja di PT IPTN Bandung (sekarang PT. Dirgantara Indonesia) tersebut.

Ketua Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI), Yudi Ardianto.Foto: privat

Untuk pemerintah Indonesia sendiri agar dapat menjamin kehidupan para pekerja di tanah air dan menggenjot kontribusinya terhadap negara "dapat belajar dari sistem asuransi kesehatan atau ketenagakerjaan sertasistem pemungutan  pajak di Jerman,” kata pria yang kini tetap berkarir pada bidang dirgantara di Jerman. Dengan begitu kehidupan para profesional di Indonesia terjamin serta pembangunan nyata pun dapat terlaksana dan dirasakan langsung oleh rakyat.

Bagi Yudi, Pemilu 2019 yang segera digelar berarti masa depan bagi Indonesia. "Sangat penting karena diaspora ingin Indonesia menjadi negara maju, makmur, beradab dan berkeadilan . Ini hanya bisa diwujudkan bila presiden terpilih mempunyai komitmen tinggi mencapai tujuan tersebut,” kata pria yang kini bermukim di Hamburg tersebut. (ts) 

Wawancara dilakukan oleh Geofani Anggasta dan Rizki Nugraha.