Bandung, Kota Yang Dibangun Dengan Partisipasi Warga
4 Juni 2018
Ingin ikut berpartisipasi dalam pembangunan kota Anda? Mungkin hasil penelitian periset perempuan Indonesia yang studi di Jerman ini, bisa menjadi inspirasi.
Iklan
Partisipasi Komunitas di Bandung Dalam Menata Kota
03:53
Kemacetan dan polusi berpotensi mematikan kreativitas warga kota. Ini adalah contoh-.contoh masalah yang dihadapi kaum perkotaaan, termasuk yang menghuni kota sekunder.
Kota sekunder adalah kota berpenduduk setengah juta jiwa hingga tiga juta jiwa. Sejauh ini, perencanaan pembangunan kota sekunder biasanya dilakukan melalui pendekatan top-down dan cenderung mengikuti contoh beberapa kota di negara maju. Padahal belum tentu dapat mengatasi masalah di wilayah kota sekunder, seperti misalnya dalam penanganan sampah, kemacetan, hingga banjir.
Seorang peneliti pembangunan kota asal Indonesia, Lenny Martini, punya ide untuk meneliti pendekatan pembangunan bottom-up yang bisa diterapkan di kota sekunder -seperti Bandung- dalam usahanya mengadopsi konsep kota kreatif. Di kota Bonn, Jerman, ia mengembangkan penelitiannya.
"Di pusat penelitian Center for Development Research atau Zentrum fur Entwicklungforschung, Universitas Bonn ini saya meneliti tentang pengaruh komunitas sebagai gerakan akar rumput dalam proses konstruksi wacana dan implementasi konsep kota kreatif di kota Bandung."
Bagaimana agar warga terlibat?
Ada 24 komunitas di Bandung yang menjadi obyek penelitian Lenny. Komunitas-komunitas ini secara rutin menyelenggarakan kegiatan berbagi pengetahuan dalam berbagai bentuk, misalnya seminar, pelatihan, diskusi dan blusukan menyusuri tempat-tempat di Bandung.
Bandung di Jantung Politik Dunia
Konferensi Asia Afrika 1955 menempatkan Bandung sebagai episentrum kekuatan politik negara berkembang. Pertemuan itu juga digunakan berbagai negara untuk mengusung agenda pribadi, termasuk untuk menolak negara Malaysia.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Episentrum Politik Dunia
Sebanyak 29 negara yang baru atau belum merdeka mencoba membebaskan diri dari himpitan neokolonialisme dengan berkumpul di Bandung. Setidaknya pada tanggal 18 April 1955, kota tersebut menjadi pusat episentrum kekuatan politik negara-negara berkembang yang muak dengan tekanan Perang Dingin.
Netralitas di Tengah Perang Dingin
Konfrensi Asia Afrika di Bandung diikuti oleh 23 negara Asia dan enam negara Afrika yang mewakili separuh penduduk Bumi. Saat itu Perang Dingin antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat sedang memuncak. Konferensi di Bandung nantinya menjadi batu loncatan bagi terbentuknya kelompok negara-negara Non Blok.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Kepiawaian Nasser
Konferensi yang disiapkan oleh Ruslan Abdulgani itu antara lain dihadiri oleh Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser (3 dr. Ki.) dan pangeran Faisal Ibn Abdul Azis yang kemudian menjadi raja Arab Saudi (2 dr. Ki.) Terutama Nasser menjadi figur utama dalam konfrensi di Bandung. Ia antara lain berhasil membujuk negara lain mendukung kemerdekaan Tunisa, Aljazair dan Maroko dari penjajahan Perancis.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Misi Zhou
Perdana Menteri Cina, Zhou En Lai adalah nama mentereng lain yang hadir di Bandung. Zhou sempat selamat dari percobaan pembunuhan sesaat sebelum bertolak ke Indonesia. Di konfrensi Asia-Afrika pemimpin Cina itu memiliki misi besar, yakni memperkuat posisi Cina di dunia internasional dan mengisolasi Taiwan.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Loyalitas Tionghoa
PM Cina Zhou, tampak berbicara dengan Mufti Palestina Amin al Husaini, juga menandatangani deklarasi yang menyerukan kepada warga Tionghoa di luar negeri agar menyatakan loyalitas terhadap negara tempat tinggal dan bukan kepada Cina. Point tersebut adalah isu sensitif buat Indonesia dan beberapa negara lain yang hadir dalam konferensi.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
Papua di Tangan Sukarno
Serupa kepala negara lain, Sukarno memanfaatkan Konferensi Asia Afrika buat mendorong agenda sendiri. Ia misalnya sukses memasukkan butir penolakan terhadap pembentukan negara Malaysia oleh Inggris dan membetoni klaim Indonesia atas Papua Barat.
Foto: Getty Images
Lima Menentang Adidaya
Kendati kemudian menghilang, Konferensi Asia-Afrika membuka jalan bagi terbentuknya Gerakan Non Blok yang digalang oleh Sukarno, Gamal Abdul Nasser, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah dan Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito. Kelima negarawan sepakat menerapkan konsep "netralitas positif" untuk menghindari himpitan dua adidaya, Uni Sovyet dan Amerika Serikat.
Foto: National Archives of the Republic of Indonesia
7 foto1 | 7
Salah satu contohnya Komunitas Aleut, yang sejak tahun 2006 menyelenggarakan acara jalan-jalan atau ngaleut setiap hari Minggu, mengajak masyarakat untuk lebih mengenal sejarah dan dinamika kehidupan masyarakat Bandung lebih dekat.
Komunitas Aleut juga mengadakan Kelas Literasi, dan Bio Tour guna mengembangkan pengetahuan sekaligus mendekatkan penggiat dan para pesertanya kepada alam sekitar. Bio Tour misalnya, membantu warga memahami tumbuhan apa saja yang cocok ditanam di kotanya, sehingga bisa mengurangi dampak polusi di perkotaan.
Itu baru salah satu contoh. Ada ratusan komunitas di Bandung yang aktif berkegiatan sesuai ketertarikan dan kapabilitasnya. Komunitas di Bandung berperan sebagai gerakan literasi yang mendorong masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih kritis dalam membaca arah dan konsekuensi dari pembangunan kota. Melalui aktivitas membaca kota, diharapkan para penggiat dan partisipan dapat menumbuhkan empati terhadap sesama penghuni kota dan tergerak untuk ikut berkontribusi dalam usaha perbaikan kota.
Inilah Cara Kota-kota di Eropa Perangi Polusi Udara
Kota-kota di dunia mencari solusi untuk mengurangi smog. Di Jerman, pemerintahan kota dibolehkan untuk melarang mobil diesel di pusat kota. Ada juga negara lain yang memberi bonus bagi warga yang tidak menggunakan mobil.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dedert
Kemacetan sebabkan udara buruk
Pengadilan Jerman memutuskan bahwa pemerintahan kota dapat menetapkan larangan mobil bermesin diesel memasuki kawasan tertentu. Banyak kota di Jerman, termasuk Stuttgart (foto) memiliki masalah polusi udara.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Murat
Oslo sudah terapkan larangan diesel
Diesel dilarang di ibukota Norwegia jika level polusi udara melebihi batasan yang diijinkan. Untuk pertama kalinya diterapkan tanggal 17 Januari 2017. Ambulans dan kendaraan layanan umum lainnya tidak terkena larangan tersebut. Oslo berencana mengurangi lebih banyak kendaraan lagi dengan menutup lapangan parkir publik di pusat kota mulai tahun 2019.
Foto: Fotolia/nanisimova
Paris juga rencanakan larangan diesel
Mulai 2024, ibukota Perancis akan melarang kendaraan diesel; 2030 larangan akan diperluas ke mobil gas. Kendaraan yang diproduksi sebelum 1987 sudah dilarang beroperasi di kota pada hari kerja. Saat level polusi udara melewati batas yang ditentukan, pengemudi di Paris harus mengikuti sistem rotasi dimana hanya mobil dengan nomor pelat genap atau ganjil yang boleh berkendara di dalam kota.
Foto: Reuters/C. Platiau
Bikin macet di London harus bayar
Jika mau berkendara ke pusat kota London, Anda harus membayar sekitar 10 Poundsterling (Rp 190.000). London memperkenalkan congestion charge (biaya kemacetan) tahun 2003. Mereka yang tidak membayar akan terkena denda hingga 240 Poundsterling.
Foto: picture-alliance/dpa
Kopenhagen – kota paling ramah sepeda di dunia
Walikota Kopenhagen Frank Jensen, ingin mencegah masuknya mobil diesel baru ke dalam kota mulai 2019. Saat ini ada lebih dari 300 kilometer jalan khusus sepeda di Kopenhagen. Sekitar setengah warga Kopenhagen menggunakan sepeda untuk mencapai tempat kerja.
Foto: picture-alliance/Hans Ringhofe
Madrid perluas zona bagi pejalan kaki
Zona bebas mobil seperti di depan Teatro Real kelak akan jadi pemandangan biasa di kota ini. Hampir seluruh pusat ibukota Spanyol akan dirombak menjadi zona pejalan kaki dalam lima tahun ke depan. Tingkat smog di Madrid tinggi karena dikelilingi pengunungan yang menyebabkan udara buruk terjebak di dalam kota.
App canggih untuk atasi kemacetan
Kelak di Helsinki, warga akan semakin dipermudah dalam menggunakan sarana transportasi publik. Dalam 10 tahun mendatang, sistem mobilitas "on demand" akan dikembangkan dengan menyatukan semua moda transportasi publik dalam satu app, termasuk bus, mobil dan minibus otonom dengan rute yang fleksibel. Tujuannya adalah agar warga tidak merasa perlu memiliki mobil pribadi. Ed: Stella Braun (vlz/hp)
Foto: picture-alliance/Photoshot/Li Jizhi
7 foto1 | 7
Ada 10 prinsip kota kreatif yang menggambarkan kondisi ideal sebuah kota, di antaranya bahwa sebuah kota yang kreatif haruslah menjunjung keanekaragaman sosial budaya, inklusif, melindungi hak asasi manusia, memanfaatkan kreativitas warga, memelihara kearifan sejarah, dikelola dengan jujur, serta berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui penyediaan fasilitas umum yang baik dan ramah lingkungan.
Bisa menjadi contoh
Dalam penelitian ini Lenny yang dibimbing profesor Jerman, Christoph Antweiler, seorang ahli antropologi yang bertanggung jawab di jurusan studi Asia Tenggara di Universitas Bonn. Di Kota Bonn menurutnya, juga banyak komunitas yang berusaha untuk mengembangkan kotanya untuk menjadi kota kreatif.
"Di kota Bonn ada beberapa inisiatif, ada yang sudah lama dan banyak yang baru, contohnya Migrapolis dan lainnya. Penting buat Bonn ada sebuah kebijakan berkelanjutan agar membuat kota ini menjadi bagus dan bagi masa depan. Kebijakan ini bisa dihubungkan dengan kota bandung, karena Bandung cukup besar namun bukan megapolitan. Bonn bisa belajar dari Bandung. Dan semoga terjalin hubungan antara kedua kota ini di masa depan," paparnya.
Daftar Kota Indonesia Dengan Sistem Pemerintahan Terbuka
Konsep pemerintahan terbuka menjadi tren di Indonesia. Paradigma baru tata kelola pemerintahan itu melibatkan masyarakat sebagai penentu kebijakan. Inilah lima kota yang telah menerapkan konsep pemerintahan terbuka.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
DKI Jakarta
Sejak era Gubernur Joko Widodo Jakarta mulai menerapkan konsep Smart City yang ditandai dengan transparansi di hampir semua lini. Selain menyediakan data statistik dan keuangan, Pemprov DKI juga membuka portal layanan satu pintu dan laporan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hingga ke tingkat kecamatan yang bisa dipantau via aplikasi ponsel.
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
Semarang
Semarang termasuk salah satu kota pertama di Indonesia yang menerapkan konsep pemerintahan terbuka. Terutama pelaku bisnis atau usaha bisa mengajukan izin secara online dan memantau prosesnya lewat aplikasi ponsel. Berkat terobosan itu aliran dana investasi ke Semarang melesat dari Rp. 357 milyar pada 2010 menjadi Rp. 10 trilyun pada 2016.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Du Yu
Bojonegoro
Saban Jumat penduduk dan bupati Bojonegoro melakukan pertemuan terbuka di alun-alun kota. Dalam program Dialog Publik itu, masyarakat bisa menyampaikan aduan atau laporan mengenai kinerja perangkat daerah langsung ke pemerintah. Berkat keterbukaan tersebut, Bojonegoro terpilih menjadi salah satu kota percontohan untuk Pemerintahan Daerah Terbuka Tingkat Dunia pada 2016 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/S.Gätke
Bandung
Melalui program Sabilulungan, pemerintah kota Bandung mengajak masyarakat ikut terlibat aktif menyusun atau menentukan proyek untuk bantuan sosial dan memantau aliran dananya. Dengan cara itu penduduk bisa membantu mencegah penyelewengan dana bantuan sosial.
Foto: Imago/Xinhua
Banda Aceh
Sejak 2016 lalu Banda Aceh menjadi proyek percontohan untuk program Open Government Indonesia (OGI) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Selain menyediakan data dan mengelola kinerja perangkat daerah lewat aplikasi e-Kinerja, pemkot Banda Aceh juga melibatkan masyarakat menentukan kebijakan pembangunan melalui program SIPBM Online. (rzn/yf: OGI, Kompas, Tribun, Tempo, Detik)
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
5 foto1 | 5
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan pembangunan kota secara bottom-up dapat membantu suatu kota sekunder untuk mendefinisikan sendiri suatu konsep pembangunan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhannya tanpa harus selalu mencontoh transformasi kota di negara-negara maju.
Disebutkan Lenny, hasil penelitiannya menunjukkan tiga interpretasi dominan dari Bandung yang ingin menjadi kota kreatif sebagai akibat dari pengaruh komunitas-komunitas ini: yaitu sebagai penggerak ekonomi, branding kota, dan identitas sosial. Ia menjelaskan: "Komunitas berperan, pertama, sebagai pembawa wacana kota kreatif sebagai konsep pembangunan dari tingkat global masuk ke dalam kota Bandung. Kedua, komunitas memunculkan jenis kreativitas yang secara historis sudah ada di kota Bandung, di antaranya dalam bentuk budaya hiburan, pengembangan intelektual, perlawanan terhadap dominansi, kontra budaya, dan wirausaha. Kemudian yang ketiga, komunitas adalah aktor utama yang terlibat dalam proses legitimasi, simbolisasi, dan sekaligus negosiasi untuk merespon kontradiksi dan ekses negatif dari implementasi konsep kota kreatif di Bandung."
Lenny berharap penelitiannya ini akan bisa diterapkan di berbagai kota di Indonesia bahkan juga di seluruh dunia, khususnya kota sekunder.
8 Kota Yang Paling Ramah Lingkungan di Dunia
Banyak kota yang kini membenahi lingkungannya dan berupaya mereduksi gas rumah kacanya. Inilah delapan kota yang layak disebut kota "terhijau" sedunia.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen ingin menjadi ibukota netral karbon pertama dunia tahun 2025. Sejak 1995, emisi karbon telah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi dan fasilitas bersepeda yang mengesankan. Sistem pemanasan dan pendinginan distrik - beberapa di antaranya menggunakan air laut - dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.
Foto: DW/E. Kheny
Reykjavik, Islandia
Ibukota Islandia ini telah memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan - terutama dari tenaga air dan panas bumi. 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum. Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada tahun 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.
Foto: picture-alliance/U. Bernhart
Curitiba, Brasil
Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores. Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.
Foto: picture alliance/GES/M. Gilliar
San Francisco, Amerika Serikat
Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap - sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007. Tahun 2009 diperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini berencana bebas dari sampah pada tahun 2020.
Foto: AFP/Getty Images/J. Edelson
Frankfurt, Jerman
Frankfurt adalah salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.
Foto: CC BY Epizentrum 3.0
Vancouver, Kanada
Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada tahun 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/A. Chin
Kigali, Rwanda
Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Sekarang sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya. Di Kigali sampah jarang kelihatan. Tapi kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut "harga kebersihan," karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.
Foto: Imago/robertharding
Ljubljana, Slovenia
Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, dan melarang mobil masuk pusat kota. Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi meddaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang. (Teks: Irene Banos Ruiz/hp/ml)