Start up Jerman TEC masih menyelidiki penyebab putusnya komunikasi dengan Kapsul Nyx yang sebelumnya dijadwalkan kembali ke Bumi akhir Juni lalu. Kapsul itu antara lain membawa kapsul abu jenazah.
Model Kapsul Nyx yang membawa abu jenazah ke luar angkasaFoto: Matthias Balk/dpa/picture alliance
Iklan
Perusahaan startup yang berbasis di Bayern, The Exploration Company (TEC), menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas hilangnya kapsul ruang angkasa berisi 166 abu jenazah. Abu jenazah tersebut rencananya dikembalikan kepada pihak keluarga.
Armada kapsul "Nyx Mission Possible” telah mengorbit bumi sebanyak dua kali dan memasuki proses re-entry (proses memasuki atmosfer bumi) sebelum terjadi anomali dan menghilang.
Iklan
Apa kata TEC perihal hilangnya kapsul tersebut?
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada di situs jejaring profesional LinkedIn, TEC mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil terhubung dengan kapsul Nyx saat proses masuk kembali ke atmosfer Bumi, setelah sebelumnya dilakukan pemadaman standar karena panas. Namun TEC kembali kehilangan kontak dengan kapsul tersebut.
"Dari ketinggian orbit 550 kilometer kapsul berhasil masuk kembali dengan cara yang terkendali, dengan komunikasi yang terjalin setelah mencapai suhu maksimum. Namun, komunikasi terputus pada ketinggian 26 kilometer, tepat sebelum fase transonik sebelum parasut dibuka."
"Untuk lebih memahami kejadian, kami telah membentuk tim investigasi independen. Temuan mereka akan dibagikan kepada klien, investor, dan tim internal kami."
Dalam pernyataannya, TEC juga meminta maaf "kepada semua klien kami yang telah mempercayakan muatan mereka kepada kami."
Wisata Luar Angkasa: Di Luar Jangkauan Kebanyakan Penduduk Bumi
Wisata luar angkasa dimulai pada tahun 2001 oleh jutawan Italia-Amerika Dennis Tito. Puluhan tahun kemudian, wisata ini masih merupakan pelestarian dari para jutawan lainnya yang sebagian besar berkulit putih.
Foto: Joe Skipper/REUTERS
Rekor yang tak terkalahkan
Dennis Tito adalah warga sipil pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. Tito pernah menjadi insinyur NASA sebelum beralih ke keuangan. Dia rela membayar $20 juta (284 miliar rupiah) untuk mewujudkan mimpinya itu. Awalnya sulit meyakinkan badan antariksa besar, tetapi pada 28 April 2001, Tito berhasil naik roket Soyuz dan menghabiskan enam hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Foto: picture-alliance/dpa
Di tempat kedua: Mark Shuttleworth
Turis luar angkasa pertama semuanya adalah insinyur yang kutu buku… semuanya kecuali satu pria ini. Warga Afrika Selatan Mark Shuttleworth, insinyur internet dan perangkat lunak, yang terbang setahun setelah Tito dan dirayakan sebagai warga Afrika pertama di luar angkasa. Dunia masih menunggu orang Afrika berkulit hitam pertama yang akan berhasil ke sana pula.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Grachyev
Afronaut: Mandla Maseko
Mandla Maseko, DJ dari sebuah kotapraja di Pretoria, Afrika Selatan, seharusnya menjadi "Afronaut" pertama, namun dia meninggal dalam kecelakaan di jalan pada usia 30 tahun. Maseko telah memenangkan kesempatannya melalui pihak swasta bernama Akademi Luar Angkasa Ace Apollo. Sebagai sosok yang menginspirasi, dia pernah berkata: "Lawanlah gravitasi dalam segala hal yang kamu lakukan."
Foto: Themba Hadebe/AP Photo/picture alliance
Ketiga: Gregory Olsen
Turis ruang angkasa ketiga secara “resmi” adalah ilmuwan jutawan Gregory Olsen. Olsen rela menjual perusahaanya sendiri, Sensors Unlimited, untuk membeli tiketn melalui perusahaan Space Adventures dan terbang dengan roket Soyuz Rusia. Di bawah pemilik baru Collins Aerospace, perusahaan itu menjadi kontraktor NASA. Olsen tidak akan ragu menjual perusahaan lainnya demi melakukan semuanya lagi.
Foto: Ivan Sekretarev/AP Photo/picture alliance
Keempat: Anousheh Ansari
Bukan laki-laki saja yang memimpikan ruang angkasa, Anousheh Ansari juga. Insinyur teknolog internet dan salah satu pendiri Yayasan XPRIZE itu menghabiskan 11 hari di luar angkasa pada tahun 2006. Dia digambarkan sebagai astronot keturunan Iran dan wanita Muslim pertama di luar angkasa. Yayasannya pun dikenal sebagai "pemicu era baru penerbangan luar angkasa komersial."
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Pelancong sains: Helen Sharman
Di tahun 1991, Helen Sharman menjadi astronaut pertama Inggris. Sharman melakukan eksperimen ilmiah di stasiun ruang angkasa Soviet/Rusia Mir. Ia pergi ke luar angkasa membawa misi, namun kami menyematkan Sharman karena misinya dimulai sebagai usaha komersial, walaupun perusahaannya gagal. Perjalanan itu dibayarkan oleh Soviet sebagai bentuk tindakan memperbaiki hubungan antara mereka dan Barat.
Foto: Alexander Mokletsov/dpa/Sputnik/picture alliance
Pria yang melancong dua kali ke luar angkasa: Charles Simonyi
Charles Simonyi adalah turis luar angkasa pertama yang melakukan dua kali perjalanan. Insinyur miliarder perangkat lunak itu pertama kali terbang pada 2007, lalu kemudian di tahun 2009 lagi. Pada usia 13 tahun, ia bahkan terpilih sebagai astronaut muda di Hungaria. Dia percaya manusia akan hidup di luar angkasa suatu hari nanti.
Foto: Mikhail Metzel/picture-alliance/dpa
Tak hanya bermain-main: Richard Garriott
Keturunan Inggris-Amerika Richard Garriott (kiri) memiliki minat awal dalam perjalanan ruang angkasa karena ayahnya, Owen, adalah seorang astronaut NASA. Tapi dia menjadi pengembang permainan komputer dan begitulah cara dia membayar perjalanannya pada tahun 2008. Dia juga seorang investor di perusahaan wisata luar angkasa, Space Adventures.
Foto: AP
Dari sirkus matahari ke bintang-bintang: Guy Laliberte
Berasal dari Quebec, Guy Laliberte adalah pemikir kreatif di balik perusahaan sirkus terkenal, Cirque du Soleil ("Sirkus Matahari"). Dia menghabiskan 10 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2009. Setelah perjalanan Laliberte, tidak ada turis luar angkasa lebih dari satu dekade lamanya. Tembakan kapsul Soyuz yang kembali ke Bumi hampir menjadi titik akhir. Sampai…
Foto: AP/NASA/BILL INGALLS
Richard Branson mengangkat kepalanya
Richard Branson dari Virgin Galactic baru saja mengalahkan pemilik Amazon Jeff Bezos dengan penerbangan SpaceShip One pada 11 Juli 2021. Tapi Administrasi Penerbangan Federal AS melarang SpaceShipTwo milik Branson setelah SpaceShip One menyimpang dari jalur tepi luar angkasa saat terbang turun.
Foto: Andres Leighton/AP Photo/picture alliance
Hanya pemimpi lain: Jeff Bezos
Richard Branson dan Jeff Bezos (bertopi) adalah pesaing. Namun mereka juga berada dalam kelompok bisnis perjalanan ruang angkasa pribadi dengan tujuan yang sama, dan tidak akan berhasil tanpa satu sama lain. Pada 20 Juli 2021, Jeff Bezos dan tiga krunya melakukan penerbangan suborbital. Apakah ada dari kalian yang akan menjadi yang selanjutnya? (kp/hp)
Foto: Blue Origin/Anadolu Agency/picture alliance
11 foto1 | 11
Mendarat di Samudra Pasifik
Charles Chafer, salah satu pendiri dan CEO perusahaan "pemakaman luar angkasa" Celestis yang berbasis di Texas - pihak yang menyewa TEC, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya penerbangan luar angkasa semacam ini dilakukan.
"Sebagai akibat dari kejadian yang tak terduga ini, kami tidak dapat mengembalikan kapsul. Kami turut merasakan kekecewaan yang dirasakan oleh keluarga penumpang, dan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan yang mereka berikan."
"Meskipun saat ini kami yakin bahwa kami tidak dapat mengembalikan kapsul, kami berharap keluarga akan menemukan kedamaian dengan mengetahui bahwa orang yang mereka cintai menjadi bagian dari perjalanan bersejarah, diluncurkan ke luar angkasa, mengorbit Bumi, dan kini beristirahat di Samudra Pasifik yang luas, selayaknya upacara pelarungan abu jenazah tradisional dan khidmat.”
Mengapa Kita Mengirim Wahana ke Planet, Bulan, dan Asteroid?
Kita mengirim wahana untuk terbang dari planet ke planet dan bulan ke bulan dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa di antaranya bahkan sudah terbang melampaui tata surya. Namun, mengapa kita melakukannya?
Foto: NASA/New Horizons
Aksi ganda luar angkasa
Sekedar lewat? Itu biasa. Namun, jika dua wahana terbang hanya berbeda sehari? Itu baru spesial! Untuk pertama kalinya di luar angkasa, dua wahana terbang di sekitar Venus pada Agustus lalu. BepiColombo mengarah ke Merkurius dan Solar Orbiter mengarah ke matahari. Mereka tidak akan sampai ke tujuannya tanpa bantuan gravitasi. Sayangnya, mereka tidak saling berpapasan.
Foto: ESA
Gravitasi membantu lajunya pesawat luar angkasa
BepiColombo mengambil gambar Venus ini. Namun, pengambilan gambar tersebut hanya misi sekunder. Wahana itu terbang melewati Venus untuk memperlambat lajunya. BepiColombo harus menyamai “energi orbit”nya dengan energi orbit milik Merkurius, untuk mencapai orbit planet tersebut. Mudahnya, wahana itu melaju ke Venus dan dengan bantuan gravitasi, sama layaknya seperti ketapel antar planet.
Foto: ESA
Perang dingin di Venus
Perang dingin dimulai seiring dengan perlombaan luar angkasa pertama. Rusia merupakan yang pertama mencoba terbang melewati Venus pada 1961, tapi gagal. Mereka merasa terpukul ketika AS mencoba hal yang sama setahun kemudian dan berhasil dengan wahana Mariner 2. Ketika Rusia mengantongi keberhasilan pertama pada 1978, Amerika sudah mencapai Merkurius, Mars, dan Jupiter.
Foto: NASA/JPL
Berpetualang melampaui batas
Meluncur pada 1977, wahana Voyager 1 dan 2 dikirim untuk menjelajah luar tata surya. Setiap wahana membawa piring emas berisikan suara Bumi. Wahana terbang melewati Jupiter, di mana Voyager 1 memfoto bintik merah besar, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Mereka sekarang berada jauh di luar angkasa dan menjadi barang buatan manusia dengan jangkauan terbang terjauh yang pernah ada.
Orang-orang sering membahas bulan yang penuh dengan keajaiban dan cinta. Namun, tahukah kalian kalau Jupiter memiliki 79 bulan? Wahana Voyager 2 menemukan satu diantaranya. Ditemukan juga bahwa Europa, bulan Jupiter, memiliki tanda kehidupan lain selain di Bumi. Tertarik dengan lautan asin Jupiter, NASA ingin mencari tahu lebih lanjut dengan wahana Europa Clippernya.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Hancur dan terbakar dalam kemenangan
Tak kalah dengan Jupiter, Saturnus memiliki 82 bulan. Wahana Cassini merupakan misi kolaborasi Amerika dan Eropa penjelajah Saturnus, menargetkan sekitar 162 target terbang melewati bulan Saturnus, termasuk Titan dan Enceladus. Setelah 13 tahun menjelajah tata surya, Cassini mengambil satu eksplorasi terakhir di Saturnus, mendata hasil observasinya hingga akhir.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Hingga ke Pluto
Voyager 1 dan 2 memiliki rekan di ujung tata surya, yakni New Horizon. Setelah mampir ke Jupiter untuk mendapatkan dorongan, wahana itu terbang mengitari Pluto selama enam bulan untuk mempelajarinya lalu berkelana ke Sabuk Kuiper. Pioneer 10 dan 11 adalah wahana lain yang berhasil sampai ke Pluto. Misi ini membantu kita memahami geologi dan kehidupan di luar angkasa.
Foto: NASA/New Horizons
Luar angkasa tak berujung
Masih ada misi terbang lain yang penting, seperti Rosetta, yang melakukan misi terbang lintas Bumi dan Mars, sebelum pergi ke komet Chury, Giotto di komet Halley, Deep Space 1, Deep Impact, Stardust, dan di masa depan Hera, yang akan menjadi wahana pertama yang mencapai sistem asteroid biner, Dydimos. Mengapa? Karena manusia ingin tahu asal usul dan posisinya di alam semesta ini. (mn/hp)
Foto: ESA
8 foto1 | 8
Selain jasad manusia, kapsul Nyx juga membawa benih tanaman ganja untuk proyek penelitian - mempelajari kemungkinan penamanan ganja di Mars.
Pada tahun 2024, Celestis mengirimkan abu jenazah beberapa orang yang turut andil dalam serial "Star Trek” dalam perjalanan terakhir ke luar angkasa, termasuk pencipta serial tersebut, Gene Roddenberry beserta istrinya, Majel Barret Roddenberry, yang juga turut memainkan ragam peran dałam serial tersebut.
Biaya perjalanan abu jenazah ke luar angkasa dengan paket kapsul kembali ke Bumi ini diperkirakan dibandrol dengan harga sekitar 3.495 USD (56,7 juta rupiah).
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor Hendra Pasuhuk