1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Memburu Ikan Hias Hawaii

27 Juni 2014

Perairan pulau terbesar di Hawaii adalah rumah bagi setengah juta ikan tropis berwarna indah yang kerap terjaring setiap tahunnya dan diterbangkan ke seluruh dunia.

Foto: ddp images/AP Photo

Para ilmuwan mengatakan pengelolaan ikan hias di Hawaii adalah salah satu yang terbaik di dunia. Tetapi, yang kerap yang perdebatan adalah apakah tepat untuk mengambil mereka dari habitatnya 'hanya' untuk dilihat dan dinikmati orang-orang?

Kelompok aktivis telah meluncurkan kampanye untuk menghentikan perdagangan ikan hias. Mereka menyebutkan praktik itu menghancurkan terumbu karang: "Saat ini, di mana laut menghadapi krisis, sama sekali tidak ada pembenaran untuk menjadikan perikanan sebagai hobi," kata Mike Long yang bekerja untuk organisasi Sea Shepherd Conservation Society Seattle, yang mengusung kampanye itu.

Koalisi nelayan, pihak berwenang dan bahkan aktivis lingkungan lokal mengatakan kelompok itu harus memfokuskan perhatiannya keke tempat lain, mengingat peraturan soal ikan hias sudah cukup komprehensif dan penelitian ilmiah yang menunjukkan stok ikan, ada pada posisi kembali mencicipi. "Kami tidak memiliki masalah di sini lagi," kata Tina Owens dari Lost Fish Coalition.

Penggunaan sianida

Para ilmuwan memperkirakan perdagangan ikan hias menghilangkan sekitar 30 juta ikan dari terumbu di seluruh dunia. Hawaii menyumbang kurang dari 2 persen, sedangkan sebagian besar berasal dari Indonesia dan Filipina.

Beberapa nelayan di negara-negara ini menangkap ikan dengan memompa sianida ke dalam air untuk membuat ikan bergerak lamban , sehingga lebih mudah untuk menangkapnya. Zat kimia juga dapat membahayakan kehidupan laut di dekatnya, serta memperpendek rentang hidup ikan yang ditangkap.

Filipina telah sekian lama melarang nelayan menggunakan sianida. Beberapa jenis alat tangkap yang merusak terumbu karang dan habitat laut lainnya pun kini dilarang, kata Asis Perez, direktur Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan Filipina.

Konflik antara aktivis dan nelayan

Di Hawaii, pencari ikan menggunakan jaring untuk menangkap ikan. Mereka menjual ikan yellow tang - spesies yang paling sering tertangkap di pantai barat Hawaii - untuk sekitar 3 atau 4 dollar AS. Agen perantara menambah biaya untuk proses penyimpanan serta penggunaan kapal untuk transportasi ikan. Sehingga di pasaran harga ikan itu naik menjadi 30-60 Dolar AS.

Kelompok Sea Shepherd dikenal karena menggunakan taktik agresif untuk mencapai tujuan-tujuan kampanye. Mereka pernah menabrak kapal penangkap paus di Antartika. Konflik atas industri ikan menjadi pusat perhatian bulan lalu ketika para aktivis Sea Shepherd memakai kamera mendekati dua pengumpul ikan yang bekerja di bawah air di barat Hawaii. Salah satu pencari ikan berenang ke salah satu aktivis dan mencoba merenggut pengatur udara alat selam yang digunakan. Baik kedua pihak mengajukan keluhan satu sama lain. Jaksa meninjau bukti, tetapi belum memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan.

Peraturan konservasi dan jumlah ikan

Peraturan penangkapan ikan diberlakukan di bagian barat Hawaii pada tahun 1990-an, sebagai respon atas kekhawatiran tentang stok ikan yang menurun. Ikan dilarang untuk ditangkap di sepanjang bagian-bagian dari pantai. Saat ini pengumpulan ikan dilarang di 35 persen dari kawasan pantai.

Sejak peraturan itu berlaku, sebuah survei ilmiah menunjukkan populasi ikan kuning telah melonjak 88 persen di daerah-daerah tersebut. Demikian ujar Brian Tissot, pakar konservasi biologi yang telah mempelajari soal perikanan selama beberapa dekade. Jumlah Goldring Surgeonfish, ikan akuarium kedua paling banyak tertangkap, naik 57 persen.

ap/vlz (ap)


Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait