1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menambang Emas di Luar Angkasa?

23 November 2013

Penambangan di ruang angkasa bergerak dari fiksi ilmiah ke sektor komersial. Tujuannya adalah mencari bahan bakar lebih jauh di galaksi.

Foto: IQOQI Vienna

Dalam kurun waktu tiga tahun, dua perusahaan merencanakan misinya menyambangi asteroid. Jika bahkan batu sederhana dari ruang angkasa mungkin dapat memenuhi permintaan akan logam seperti platinum atau emas selama berabad-abad, maka kekayaan ruang angkasa mungkin akan dapat memberi keuntungan bagi bumi, demikian fantasi yang kerap dikisahkan pendongeng.

Tapi kenyataannya, sulit sekali untuk bisa membawa banyak bijih besi ataupun logam turun dari langit. Beberapa usaha baru difokuskan pada penggunaan mineral antar planet ruang angkasa atau membangun depot bahan bakar di ruang angkasa.

Fokusnya air

Bisa jadi terdapat emas di sana, tapi kini yang difokuskan adalah air. Jika air yang ditemukan di asteroid-asteroid dapat diekstrak dan diuraikan di tempat sehingga menjadi oksigen cair dan hidrogen cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, biaya perjalanan ruang angkasa akan berkurang dari biaya awal yang seharusnya. Pengolahan bahan bakar tersebut dilakukan di depot bahan bakar yang kemudian dapat digunakan oleh satelit ataupun pesawat antariksa yang mengorbit bumi.

17 ribu mil dari bumi.Foto: picture-alliance/AP

Satelit DSI akan diluncurkan

NASA memiliki proyek yang menempatkan astronot dalam kurun kurang dari satu dekade di asteroid dan di Mars pada tahun 2030-an. Dan itu akan memakan biaya yang tinggi. Padahal ini adalah jalan yang mungkin akan bisa menyelamatkan manusia - yakni jika kita bisa belajar cara menghentikan asteroid besar menabrak bumi.

"Kami adalah pemimpi," demikian tertulis di situs web Deep Space Industries (DSI), di samping gambar stasiun metal berbentuk semacam roda yang tampak seperti terhubung ke batu apung raksasa. Perusahaan yang berbasis dari AS itu membuat langkah-langkah kecil dalam 'perjalanan panjang' untuk mengembangkan sumber daya ruang angkasa.

Asteroid menumbuk bumi.Foto: NASA/Don Davis

Pada awal tahun 2016, satelit eksplorasi pertama dari DSI itu - yang ukurannya lebih kecil dari alat pemanggang roti - akan dipasang pada roket yang membawa muatan lain dan mulai mengintai batu yang cocok.

Pada tahun yang sama, perusahan lain yang berbasis di AS, Planetary Resources, berharap dapat meluncurkan langkah perburuan asteroid yang tepat.

Asteroid-asteroid ini tergantung lebih rendah dari tata surya," kata Eric Anderson, seorang insinyur luar angkasa Amerika dan salah satu pendiri Planetary Resources, perusahaan yang disokong Larry Page dari Google dan milyader perusahaan Virgin, Richard Branson.

Seminar yang diadakan Planetary ResourcesFoto: Reuters

Ikuti lanjutan artikel perburuan sumber daya antariksa ini di laman berikut.

Kaya akan logam

Meteorit -potongan yang bertahan dan jatuh ke bumi setelah asteroid hancur di atmosfir- menghasilkan sejumlah logam mulia seperti platinum, rhodium, iridium, renium, osmium, ruthenium, paladium, germanium dan emas.

Radar yang menunjukan asteroid melintasi bumi tahun 1998Foto: Reuters

Planetary Resources memperkirakan beberapa asteroid yang kaya platinum bisa berisi lebih dari seluruh cadangan platinum. Studi berdasarkan pengamatan meteorit menunjukkan bahwa ruang angkasa kaya akan bijih besi.

Perusahaan riset Wall Street Bernstein mencatat bahwa besar asteroid yang disebut 16 Psyche, dan berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, mungkin mengandung 17 juta miliar ton nikel – yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia selama jutaan tahun.

Memakan biaya

Tapi biaya dan kendala teknis mempersulit pengangkutan sumber daya itu turun ke bumi, demikian kata para ahli. Nilai berharga yang sesungguhnya dari pertambangan asteroid bisa untuk perjalanan ruang angkasa lebih lanjut. Cadangan hidrogen dan oksigen juga tak kalah menarik dibanding logam apapun.

"Konyol untuk percaya bahwa sumber daya asteroid akan bersaing dengan alternatif terestrial dan pasar bumi," kata Brad Blair, insinyur pertambangan dan ekonom.

Mengacu pada tema permukiman di Mars, ia mengatakan: "Alasan pertambangan asteroid masuk akal adalah karena orang-orang mungkin akan tinggal dimana tersedia sumber daya. Anda tidak dapat menempatkan 80.000 orang sebagai koloni di Mars tanpa menggunakan sumber daya lokal.“

Kamera dan laser

DSI berharap untuk meluncurkan kamera terbang pada awal pada tahun 2016. Gambar yang diambil kamera akan membantu para ilmuwan menilai komposisi asteroid.

Tahap awal ini menelan biaya sekitar 20 juta Dollar AS. Kepala eksekutif DSI David Gump menambahkan, ia mengharapkan sekitar setengah dananya berasal dari kontrak-kontrak pemerintah dan lembaga penelitian dan setengahnya dari iklan perusahaan dan sponsor perusahaan.

Benda langit AsteroidFoto: picture-alliance/ dpa

Setahun kemudian, akan dimulai misi dua sampai tiga tahun untuk pendaratan dan pengambilan sampel analisa.

Sementara, Planetary Resources berencana untuk mengirim teleskop ke ruang angkasa untuk mempelajari asteroid antara bumi dan bulan. Dalam tahap berikutnya, akan dikirim laser deep-space untuk mengumpulkan data tentang ribuan asteroid yang lebih jauh jaraknya. Anderson dari PR mengatakan: “Pada tahun 2020, kita akan mulai mengolah bahan asteroidal dari ruang angkasa, dan kita akan memiliki depot bahan bakar antar planet pertama."

Pergeseran iklim yang disebabkan oleh hantaman asteroid besar mungkin telah membunuh dinosaurus. NASA kini mengambil resiko agar dapat mengatasi ancaman dampak serupa.

Asteroid di atas langit SpanyolFoto: AP

Sebagai ahli pertambangan, Blair mengatakan: "Untuk kelangsungan hidup spesies manusia, kita harus mengatasi asteroid, atau mereka yang akan mengatasi keberadaan kita. Karena dari catatan statistik, akan datang satu asteroid besar yang akan menghantam planet bumi dan membuatnya kembali ke awal mula."

afp/rtr(AP/VLZ)