1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBelanda

Menang Besar di Pemilu, Geert Wilders Gagal Jadi PM Belanda

14 Maret 2024

Politisi anti Islam Belanda Geert Wilders mengatakan, dia tidak bisa menjadi perdana menteri meskipun menang besar di pemilu, karena tidak mendapat dukungan mitra koalisi.

Geert Wilders
Politisi populis dan anti Islam Belanda, Geert WildersFoto: Piroschka van de Wouw/REUTERS

"Saya hanya bisa menjadi Perdana Menteri jika semua partai dalam koalisi mendukung. Tapi itu tidak terjadi," kata Geert Wilders di platform X. Dia memposting pernyataan itu di tengah perundingan koalisi yang alot.

Pengawas perundingan koalisi, Kim Putters mengatakan, pihak-pihak yang berselisih siap untuk mengambil "langkah selanjutnya" setelah dua hari perundingan yang "baik dan intens" di sebuah kawasan pedesaan.

Para pemimpin partai bungkam selama perundinngan koalisi. Namun media melaporkan, koalisi kemungkinan akan membentuk kabinet "ekstra-parlemen” atau kabinet teknokratis.

Geert Wilders memposting di X bahwa dia menginginkan "kabinet sayap kanan... lebih sedikit suaka dan imigrasi. Belanda harus diutamakan."

Geert Wilders dan partainya PVV menang besar di pemilu parlemen November 2023Foto: Aleksandar Furtula/AP

Menang besar di pemilu parlemen

Wilders mengejutkan Belanda dan Eropa dengan kemenangan besarnya dalam pemilu parlemen November lalu, yang menempatkannya pada posisi terdepan untuk memimpin perundingan pembentukan pemerintahan koalisi.

Belanda mempunyai sistem politik yang sangat terpecah -pecah sehingga tidak ada partai yang cukup kuat untuk memerintah sendiri. Partai Kebebasan PVV yang dipimpin Wilders memulai pembicaraan dengan partai Liberal VVD, partai petani BBB, dan partai Kontrak Sosial Baru NSC.

NSC, yang dipimpin tokoh anti-korupsi Pieter Omtzigt, adalah partai baru yang berhasil merebut 20 kursi dan menjadi faktor penting dalam pembentukan koalisi. Namun perpecahan mulai terlihat dalam perundingan koalisi, terutama soal manifesto PVV. Manifesto itu antara lain menyerukan pelarangan masjid, Alquran, dan jilbab. Manifesto itu juga menginginkan referendum yang mengikat mengenai keluarnya Belanda dari Uni Eropa.

Wilders: "Saya akan jadi PM Belanda suatu hari nanti"

Pada bulan Februari, Pieter Omtzigt menyatakan mundur dari perundingan koalisi dengan alasan bahwa perbedaan dengan PVV "terlalu besar untuk dijembatani". Perundingan baru kemudian dilakukan di bawah pengawasan Kim Putters.

Sejak pemilu, dukungan terhadap PVV dalam survei semakin meningkat, karena pemilih makin frustasi dengan lambatnya perundingan. Belanda juga perlu PM baru, karena PM saat ini, Mark Rutte, diperkirakan akan menjadi Sekretaris Jenderal NATO yang baru.

Sekalipun kali ini gagal menjadi PM, Geert Wilders menulis di platform X: "Jangan lupa: Saya akan menjadi perdana menteri Belanda suatu hari nanti. Dengan dukungan lebih banyak lagi orang Belanda. Kalau bukan besok, lusa. Karena suara jutaan warga Belanda akan didengar!"

hp/as (afp, dpa, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait