Pada 2018, jadi tahun terakhir bagi Maria menjadi Hakim MK. Lalu pelajaran apa yang bisa dipetik dari keberadaan perempuan yang jumlahnya amat jarang di MK ini? Berikut opini Haris Azhar.
Iklan
Nunuk adalah panggilan kecil Maria Farida Indrati, seorang profesor hukum di bidang peraturan perundang-undangan, sekaligus hakim, bahkan hakim perempuan pertama dan satu-satunya—sejauh ini—di Mahkamah Konstitusi. Karir dan dedikasi keilmuannya dalam bidang Hukum sudah melayani negeri Indonesia sejak 1975, meninggalkan hobi dan cita-citanya sejak kecil menjadi guru piano.
Pada 2018, akan menjadi tahun terakhir bagi Nunuk menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi. Lalu apa yang bisa diambil pelajaran dari keberadaan Nunuk di MK? Dan bagaimana MK ke depan tanpa Nunuk?
Perspektif perempuan adalah sesuatu yang krusial dalam hukum di Indonesia. Perspektif perempuan bukan menitikberatkan hanya pada ‘perspektif', yang artinya hal tersebut bisa dipelajari atau sekedar dirujuk pada teks atau norma tertentu, dan secara sadar bersama-sama menggunakannya.
Jika sekedar teks, hal ini sudah menjadi tren, bisa dilihat di berbagai ruang, seperti mall atau pusat belanja yang memiliki parkir khusus untuk Perempuan. Bisa jadi kebijakan tersebut dibuat oleh seorang Manager pengelola Mall yang lelaki. Bisa juga dilihat pada kebijakan memberikan ruang kerja bagi perempuan sebagai pelayan jasa pengisian bahan bakar di berbagai SPBU kota besar, seperti Jakarta. Bisa jadi Bos SPBU tersebut adalah lelaki.
Perspektif Perempuan, menuntut lebih dari sekedar penerimaan manfaat bagi si Perempuan. Perspektif ini menuntut adanya partisipasi secara substansial bagi si perempuan dalam mengekspresikan (bukan sekedar menyuarakan), mendiskusikan, menyusun pilihan-pilihan, mendengarkan pilihan-pilihan yang tersedia hingga membuat keputusan akan suatu hal. Dalam hukum ruang partisipasi dijamin, bahkan merupakan jaminan hak asasi bagi perempuan. Dengan demikian partisipasi tersebut sah dan menjadi tuntutan.
Surga bagi Kaum Hawa
Inilah negara-negara yang memberi tempat tinggi bagi perempuan, dalam segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan.
Foto: Fotolia/paul prescott
#7. Jerman
Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Jerman menempati posisi ke-tujuh surga kaum hawa sejagad. Jerman juga negara yang memimpin dalam kesetaraan gender di bidang sains. Sejak tahun 2010, jumlah peneliti perempuan naik hingga 25 persen.
Foto: Fotolia/kasto
#6. Selandia Baru
Survei yang dilakukan oleh BAV Consulting and the Wharton School of the University of Pennsylvania ini diikuti oleh ribuan perempuan. Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Selandia baru menempati posisi ke-enam.
Foto: Fotolia/XtravaganT
#5. Australia
Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan di Australia telah mengambil alih kepemimpinan di sektor akademik, tempat kerja, dan pemerintahan. Di sini, bukan tak mungkin perempuan mempimpin negara. Namun mereka masih terpaksa bekerja ekstra 66 hari untuk mendapat upah setara pria.
Foto: picture-alliance/dpa
#4.Belanda
Kesenjangan gender di Belanda menipis di sektor kesehatan, pendidikan, politik dan ekonomi. Negara mengiming-iming banyak fasilitas dan kemudahan bagi ibu yang baru melahirkan. Sebagian besar ongkos perawatan pasca kelahiran anak juga ditanggung asuransi.
Foto: AP
#3. Kanada
Pemerintah melindungi hak perempuan baik di sektor domestik maupun publik. Namun meski demikian, masih ada catatan bahwa angka pembunuhan pada perempuan keturunan suku asli lebih tinggi dibanding perempuan Kanada pada umumnya.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
2#. Swedia
Swedia membuat kemajuan amat progresif dalam hal kesetaraan laki-laki dan perempuan. Jika sebelumnya perempuan di negara itu pernah menjadi kelompok terpinggirkan, kini pemerintah setempat mengambil langkah untuk meredam perbedaan itu.
Foto: Fotolia/Kaponia Aliaksei
#1.Denmark
Meski pajaknya tinggi, matahari pelit bersinar di musim dingin, perempuan Denmark tetap bisa membuat iri perempuan-perempuan dari negara lain. Denmark menjadi surga dunia nomor satu bagi kaum hawa, di antaranya lewat program fasilitas perawatan anak yang disesuaikan dengan pendapatan. Kemudahan lainnya juga didapat orangtua yang baru punya bayi dalam mengambil cuti untuk merawat anak.
Foto: Fotolia/Masson
7 foto1 | 7
Perempuan tak boleh dikecualikan
Pada satu sisi, perempuan, adalah bagian dari manusia dan warga negara yang menjadi obyek pengaturan dan pemenuhan hak. Oleh karena dengan perspektif non diskriminasi, perempuan tidak boleh dikecualikan dalam proses dan penikmatan semua hak konstitusional dan segala turunannya dalam bentuk peraturan perundangan di Republik ini.
Di sisi lainnya, terutama dalam ranah tiga dimensi, perempuan adalah tumpuan tanpa pengakuan sebagaimana konsep kehidupan keluarga di Indonesia; menjadi obyek stigma dari lelaki baik dari pikiran, ucapan hingga tindakan; dibatasi gerak kehadirannya pada sejumlah profesi atau wilayah atau waktu tertentu bahkan dilegitimasi lewat peraturan-peraturan (daerah) dan menjadi korban kekerasan atau pelecehan.
Dari gambaran di atas bahwa ada irisan antara hukum dan budaya dalam melihat perempuan di Indonesia. Akan tetapi irisan tersebut sering anomali artinya pengakuan konstitusi dan hukum tidak serta merta merefleksikan penghormatan pada perempuan. Penghormatan pada perempuan lebih banyak didasari pada status sosial dan kekayaan, bukan karena kesadaran hukum dan perspektif kesetaraan dari masyarakat.
10 Perempuan Yang Ikut Toreh Sejarah Dunia
Penemu radioaktivitas, berjuang demi hak pilih dan menantang Taliban. Mereka perempuan yang pantang menyerah dan berani, walaupun menatap maut.
Foto: Getty Images
Firaun Perempuan Pertama
Setelah suaminya Firaun Thutmosis II mangkat, 1475 SM Hatschepsut tidak hanya mengambil alih pimpinan kerajaan dari putranya yang masih kecil, tapi juga jadi Ratu pertama Mesir. Selama 20 tahun masa pimpinannya, tercapai perdamaian dan perdagangan tumbuh pesat.
Foto: Postdlf
Pembela Negara
Seorang putri petani Perancis bernama Jeanne 1348 mendapat visi untuk menyelamatkan negara dan membantu kembalinya Raja Charles VII ke tahta saat berlangsung perang 100 tahun antara Inggris dan Perancis, Tapi upaya pembebasan Paris gagal, Jeanne ditangkap tentara Inggris dan dihukum mati dengan cara dibakar. Ia terkenal dengan sebutan Jeanne d'Arc.
Foto: Fotolia/Georgios Kollidas
Pemimpin Perang
Yekaterina II melakukan kudeta terhadap suaminya, dan mengangkat diri sebagai Tsarina Rusia. Ia tunjukkan mampu susun taktik dan melaksanakannya dengan sukses juga ketika mempersatukan seluruh wilayah Rusia di bawah kekuasaannya dan memimpin perang hingga Polandia dan Semenanjung Krim di Selatan. Untuk itu ia jadi satu-satunya penguasa perempuan dengan gelar "Yang Agung".
Foto: picture alliance/akg-images/Nemeth
Penguasa dengan Visi ke Masa Depan
Ketika Elisabeth I naik tahta di Inggris,negara sedang bergejolak. Tapi ia berhasil mendamaikan perang antara kaum Protestan dan Katolik serta memimpin kekaisaran Inggris masuk masa jaya. Kebudayaan ketika itu berada pada masa gemilang dengan pujangga seperti Shakespeare, dan armada laut Inggris berhasil mengalahkan Spanyol.
Foto: public domain
Pejuang Hak Perempuan
Emmeline Pankhurst (1858-1928) mendirikan gerakan yang memperjuangkan hak perempuan di Inggris 1903. Ia memperjuangkan hak memberikan suara bagi perempuan. Untuk itu ia mogok makan, membakar rumah dan dihukum. Tapi 1918 Pankhurst berhasil menggolkan hak perempuan untuk memilih mulai umur 30.
Foto: picture alliance/akg-images
Peneliti Gemilang
Marie Curie (1867-1934) penemu radio aktifitas adalah pionir di bidangnya. Untuk itu ia mendapat Nobel Fisika. Tapi ia juga menderita sakit akibat penelitiannya. Temuan unsur Radium dan Polonium juga mendapat hadiah Nobel kedua, untuk bidang kimia. Setelah kematian suaminya, Pierre ia mengambil alih posisinya dan jadi perempuan pertama yang mengajar di Universitas Sorbonne, Paris.
Foto: picture alliance/Everett Collection
Korban Kekejaman NAZI
Anne Frank menulis buku hariannya antara 1942 dan 1944, yang sampai sekarang masih banyak dibaca orang sebagai saksi sejarah kekejaman NAZI dan pembantaian warga Yahudi Eropa. Pada foto ini ia berusia 13 tahun dan masih tertawa senang. Dua bulan kemudian ia pindah ke tempat persembunyian di Amsterdam, dan tinggal di sana sampai dideportasi NAZI ke kamp konsentrasi Auschwitz dan meninggal 1945.
Foto: Internationales Auschwitz Komitee
Perempuan Afrika Pertama Pemenang Nobel Perdamaian
Wangari Maathai sejak 1970 aktif tidak hanya dalam perjuangan bagi hak asasi manusia, tapi juga untuk kelestarian lingkungan. Bersama NGO "Green Belt Movement" ia menanam pohon untuk mencegah pembesaran kawasan gurun. Di negaranya sendiri ia kerap diejek, tapi 2004 ia mendapat Nobel Perdamaian bagi semua upayanya.
Foto: picture-alliance/dpa
Pejuang Termuda Hak Anak Perempuan
Malala Yousafzai sudah mulai mengkritik rejim teror Taliban di Pakistan saat berusia 11 tahun (2009). Ketika sekolah putri tempatnya menuntut ilmu ditutup, ia mulai berjuang bagi hak untuk mendapat pendidikan. Malala jadi korban upaya pembunuhan (2012) dan nyaris meninggal. Setelah sembuh ia menulis autobiografi berjudul "Saya Malala: Anak Perempuan Yang Ingin Dibunuh Taliban".
Foto: Getty Images
9 foto1 | 9
Teruji dalam keilmuan
Untuk itu teks-teks yang tumbuh dan makin menjamin hak perempuan membutuhkan penanda dan agen dalam praktik harian. Sampai di sini, Prof. Maria Farida Indrati menjadi figur yang menarik untuk dilihat. Rentan waktu yang panjang dalam karier hukum, menunjukkan betapa ia sangat teruji dalam keilmuannya. Menjadi bukti bahwa perempuan mampu bertahan bukan sekedar diruang privat namun juga berkibar di ruang publik. Berbagai tulisan dan pikirannya tertoreh di berbagai karya bahkan pada sejumlah perundang-perundangan, mengingat perannya yang kerap turut serta sebagai pakar pada tim penyusunan peraturan perundang-undangan. Entah berapa banyak mahasiswa yang telah belajar dan membaca bukunya yang masih sangat digunakan dikelas-kelas "Teknik Penyusunan Perundang-undangan”.
Maria memulai karier dari situasi Orde Baru tatkala sentralisme kekuasaan sangat pamungkas. Perempuan, keilmuan (hukum) dan hukum itu sendiri, bahkan mungkin Piano, sangat ditentukan oleh kehendak Orde baru. Dalam berbagai kasus bahkan bisa dilihat bahwa perempuan menjadi korban. Sementara bisa dipastikan, bahwa perspektif perempuan pun tidak ada tempatnya. Sekali lagi, dimasa orde baru, perspektif perempuan hanya terwakili oleh Ibu Negara, Tien Soeharto dan Dharma Wanita.
Perempuan Yang Berkuasa di Dunia
Perempuan sering jadi korban kekerasan di banyak negara. Namun perempuan juga ada yang duduk di pucuk pimpinan negara dan berperan besar secara internasional. Berikut perempuan paling berkuasa tahun 2014 menurut Forbes.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Angela Merkel
Angela Merkel (60) adalah perempuan pertama yang jadi kanselir Jerman. Posisi itu dijabatnya sejak 2005. Sebelum jadi kanselir, Merkel yang bergelar Doktor di bidang fisika sudah memegang posisi penting dalam politik Jerman. Antara lain menjabat sebagai menteri dan menjadi ketua salah satu partai terbesar. Foto: Merkel bersama Presiden AS Barack Obama di Washington.
Foto: picture-alliance/dpa
Janet Yellen
Janet Yellen (68) adalah pakar ekonomi AS. Sejak 1 Februari 2014 ia memimpin bank sentral AS, Federal Reserve Board. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai dosen bidang ekonomi di Harvard University. Karir di bank sentral AS sudah dimulai Yellen yang bergelar Ph.D. sejak 1974.
Foto: picture-alliance/dpa
Melinda Gates
Ia adalah seorang pebisnis perempuan dan filantropis asal AS. Ia (50) juga istri pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates. Pasangan itu berkenalan di perusahaan Microsoft, di mana Melinda bekerja sebagai manager proyek. Bersama suaminya ia mendirikan organisasi kemanusiaan Bill and Melinda Gates Foundation. 2006 keduanya mendapat penghargaan Prinz von Asturien untuk kerjasama internasional.
Foto: Brian Ach/Getty Images for The Lasker Foundation
Dilma Roussef
Dilma Rousseff (66) berhasil menang pemilihan ulang untuk memangku jabatan presiden Brasil periode kedua, setelah gagal mendapat 50% suara pada pemilihan pertama. Popularitas Rousseff mulai ternoda akibat kontroversi ongkos penyelenggaraan Piala Dunia 2014, padahal negara sedang dilanda resesi sejak awal 2014. Ekonomi Brasil adalah ketujuh terbesar di dunia.
Foto: Reuters
Christine Lagarde
Lagarde (58) adalah politisi dan pengacara asal Perancis. Sejak Juli 2011 ia menjadi direktur Dana Moneter Internasional (IMF). Mulai Juni 2007 hingga Juni 2011 ia jadi menteri ekonomi dan keuangan dalam kabinet PM Perancis, François Fillon. Baik dalam IMF maupun dalam kabinet Perancis, ia perempuan pertama yang memegang posisi tersebut.
Foto: Reuters/J. Ernst
Hillary Clinton
Clinton (67) adalah politisi AS dari Partai Demokrat. Ia menjabat menteri luar negeri dari 2009 hingga 2013. Dari 2001 sampai 2009 ia jadi senator di negara bagian New York. Tahun 2008 ia kalah dalam persaingan lawan Barack Obama untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Hillary adalah istri Bill Clinton sejak 11 Oktober 1975, yang jadi presiden AS dari 1993 hingga 2001.
Foto: Sullivan/Getty Images
Mary Barra
Barra (52) adalah direktur utama perusahaan otomotif General Motors. Posisi itu dipegangnya sejak Januari 2014. Ia perempuan pertama yang memangku posisi direktur utama perusahaan otomotif bertaraf internasional. Sebelumnya ia sudah menduduki posisi wakil direktur bidang pengembangan produk di GM. April 2014, Barra menjadi sampul majalah Time edisi "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia."
Foto: picture-alliance/AP Photo
Michelle Obama
Obama (50) adalah pengacara, penulis, dan ibu negara AS pertama yang berkulit hitam. Selain bekerja sebagai pengacara, ia juga pernah bekerja di kantor walikota Chicago dan di pusat pelayanan medis Universitas Chicago. Sebagai istri senator, dan kemudian istri presiden, ia jadi ikon fesyen dan panutan banyak perempuan. Ia juga kampanyekan pengentasan kemiskinan, masalah nutrisi dan kesehatan.
Foto: Getty Images
Sheryl Sandberg
Sandberg (45) adalah pebisnis perempuan asal AS. Sejak 2008 ia jadi manajer pelaksana Facebook Inc. Sebelumnya ia jadi wakil direktur utama divisi penjualan online global pada Google dan anggota staf departemen keuangan AS. Sandberg termasuk salah satu perempuan terkaya di dunia dan jadi wakil gerakan perempuan AS yang baru.
Foto: picture-alliance/dpa
Virginia Rometty
Rometty (57) adalah pakar informatika AS. Sejak sejak awal 2012 ia jadi direktur utama dan pemimpin direksi perusahaan IBM. 1981 ia jadi insinyur bagian sistem di perusahaan IBM. 1991 ia beralih posisi ke bidang ekonomi IBM.
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Ketika Orde Baru selesai, keahlian penyusunan aturan perundangan menjadi kebutuhan masa transisi perubahan sosial politik di Indonesia. Penataan hukum sebagai syarat penataan berbagai sektor semacam tren. Maria hangat dan hadir di berbagai ruang diskusi hukum ‘baru', dan juga melahirkan berbagai institusi demokratik baru. Namun harus diingat bahwa diskusi dan situasi baru tersebut tetap secara diam-diam merupakan dominasi lelaki.
Lalu apa yang terjadi dan bisa kita ‘lihat' kemudian?
Maria tetap aktif dan bertanggung jawab dengan keahliannya hingga mengantarkannya menjadi salah satu Hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Di Mahkamah Konstitusi tidak ada agenda khusus soal (perspektif) perempuan. Agenda Reformasi Birokrasi Peradilan (MK) sangat umum sekali dengan tujuh kerangka yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari lembaga peradilan dengan memegang nilai persamaan di mata hukum, keadilan, ketidakberpihakan, kejujuran, independensi, integritas, transparansi, mudah diakses, dan kepastian. Hal ini dikenal dalam The Seven Framework for Court Excellence (diambil dari 4 Road Map Reformasi Birokrasi Mahkamah Konstitusi 2015-2019). Tidak ada yang spesifik soal perempuan.
Untuk itu patut diduga bahwa peran Maria adalah hadir dan mengisi dengan perspektif perempuan dari pengalaman dan identitasnya sebagai perempuan. Hal ini bisa dilihat dari perdebatan yang khas terkait dengan masa depan perempuan dalam teks hukum di Indonesia, misalnya soal boleh atau tidaknya perempuan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebaliknya, sampai di sini patut diakui bahwa perspektif perempuan hingga saat ini masih memerlukan ke-agen-an, sosok konkret dari si perempuan sendiri untuk hadir dalam ruang-ruang penting.
Untuk itu, ketika kita masih dihadapkan pada ketidakpastian pengganti Maria di MK, Presiden—yang akan menentukan pengganti Maria, penting memerhatikan sejumlah rumusan agenda kebijakan gender dalam reformasi peradilan dengan memerhatikan sejumlah unsur, di antaranya, bahwa dalam standar internasional semakin jelas bahwa perempuan adalah kelompok rentan yang harus dilindungi, bahkan sudah menjadi standar internasional untuk melindunginya.
Untuk itu perempuan bukan sekedar dibela, jika mereka menjadi korban akan tetapi harus menjadi bagian dari upaya penyelesaian masalah yang lebih luas, bukan sekedar masalah perempuan saja.
Artinya logika berpikir menyusun kebijakannya dibalik, bahwa perempuan dan perspektifnya harus turut serta menyelesaikan atau membuat kebijakan yang holistik di mana perempuan sering menjadi korbannya. Cara pandang seperti ini harus dilihat sebagai kebutuhan dalam reformasi peradilan. Cara pandang demikian juga bisa menanggulangi masalah seperti menjawab keterwakilan perempuan dalam sektor peradilan bukan sekedar dalam sektor partai politik, akan lebih memiliki komitmen dalam memerangi diskriminasi dan melawan ketiadaan penegakan hukum ketika perempuan menjadi korban.
Penulis:
Haris Azhar (rzn/vlz)
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation
Haris Azhar adalah pegiat Hak Azasi Manusia yang sempat aktif sebagai Koordinator di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Ia mengenyam pendidikan hukum di Universitas Trisakti dan program Magister Hak Azasi Manusia dan Keragaman Budaya di Universitas Essex, Inggris. Saat ini Haris Azhar menjabat Direktur Eksekutif Yayasan Lokataru yang menyediakan layanan hukum dalam kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia.
Rahasia Keunggulan Perempuan Dibanding Pria
Perempuan lebih mampu mengurus uang, lebih tahan rasa sakit dan lebih cerdas. Itu hanya sebagian keunggulan perempuan dibanding pria. Semuanya ada bukti ilmiahnya:
Foto: picture-alliance/dpa/D.Bockwold
Perempuan Hidup Lebih Lama Daripada Pria
Penyebab terpenting adalah keuntungan yang dimiliki perempuan dalam hal risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke. Semua penyakit ini biasanya mulai diderita perempuan dalam usia 70 atau 80-an. Sementara pada pria kasus-kasuspenyakit ini mulai ditemukan pada usia 50 atau 60-an. Demikian pakar studi usia Tom Perls dari Boston University
Foto: Colourbox/P.S.O´Carroll
Perempuan Lebih Tahan Sakit
Banyak studi sudah menunjukkan, perempuan secara alamiah lebih tahan sakit daripada pria. Kemungkinan ini dipicu antisipasi bahwa setiap perempuan akan melahirkan. Demikian ungkap pakar psikologi Clifford N. Lazarus Ph.D.
Foto: imago/Science Photo Library
Perempuan Lebih Tahan Stres
Dari serangkaian riset, peneliti di Universitas Western Ontario menyimpulkan, perempuan lebih mampu menahan stres yang timbul dalam wawancara saat melamar pekerjaan. Dibanding pria, otak perempuan secara alamiah cenderung memproduksi lebih banyak hormon oksitosin yang menolong orang untuk merasa lebih tenang.
Foto: Fotolia/Joerg Lantelme
Ingatan Perempuan Lebih Unggul
Sebuah studi yang diadakan Universitas Aston di Inggris menunjukkan, ingatan perempuan lebih unggul. Perempuan lebih bisa mengingat dua menit, 15 menit dan 24 jam setelah sesuatu terjadi. Studi menunjukkan, perbedaan kemampuan ingatan pada pria dan perempuan juga semakin besar seiring bertambahnya usia.
Foto: Fotolia
Perempuan Lebih Cerdas
Menurut pakar kecerdasan James Flynn, perempuan berhasil mengalahkan pria dalam tes intelegensia di Eropa, AS, Kanada dan Selandia Baru. Dunia modern tempat manusia hidup yang semakin kompleks membuat otak manusia beradaptasi dan berkembang lebih cepat sehingga menambah kecerdasan. "Tapi otak perempuan berkembang lebih cepat," kata Flynn.
Foto: Fotolia/Sergej Khackimullin
Perempuan Lebih Sukses dalam Kuliah
Studi yang diadakan bersama oleh University of Georgia dan Columbia University menunjukkan, mahasiswi lebih unggul dalam memahami ilmu pengetahuan dan mengingatnya, dibanding mahasiswa. Statistik yang dibuat Departemen Pendidikan AS bahkan menunjukkan, risiko pria "drop out" dari universitas lebih tinggi dibanding perempuan.
Foto: Fotolia
Perempuan Lebih Mampu Navigasi
Semua orang sebenarnya sudah tahu hal ini. Tapi tak ada salahnya jika ditegaskan lagi. Menurut Profesor Diane Halper, perempuan lebih mampu melakukan navigasi di areal manapun dengan menggunakan benda atau tanda sebagai patokan. Karena itu, perempuan juga lebih mampu menemukan benda, misalnya: kunci yang terselip.
Foto: fotodesign-jegg.de/Fotolia
Perempuan Lebih Mampu Mengurus Uang
Menurut studi Barclays Wealth and Ledbury Research, investasi yang ditanam perempuan memberikan hasil lebih besar, daripada yang ditanam pria. Penyebab utamanya adalah hormon testosteron yang dimiliki pria dalam jumlah lebih besar daripada prempuan. Hormon ini mendorong pria untuk mengambil risiko yang tidak perlu. Perempuan juga menjual investasi tak menguntungkan lebih cepat daripada pria.