1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mencairnya Gletser di Selandia Baru Cukupi Persediaan Minum

Elliot Douglas
25 Juni 2020

Sebuah gletser di Selandia Baru kehilangan banyak es selama tiga tahun terakhir. Lelehan es itu mampu memenuhi kebutuhan air minum seluruh warga. Para ilmuwan mengatakan gletser kini diambang kepunahan.

Gletser di Selandia Baru
Foto: picture-alliance/VisualEyze/Thonig

Sebuah lembaga penelitian mengumumkan (24/06), gletser di Selandia Baru diyakini telah kehilangan begitu banyak es selama tiga tahun terakhir sehingga bisa menyediakan air minum untuk setiap penduduk negara itu selama periode yang sama.

Para ilmuwan mengatakan Gletser Brewster di Pulau Selatan kehilangan 13 juta meter kubik es antara tahun 2016 – 2019, papar Institut Riset Air dan Atmosfer Nasional (NIWA).

"Selama beberapa tahun terakhir, pengamatan kami terhadap kondisi ekstrem menyoroti dampak kuat pada air, sumber daya alam yang paling berharga," kata ilmuwan iklim NIWA Andrew Lorrey.

Pegunungan Alpen Selatan telah kehilangan lebih dari 15,9 triliun liter air, atau setara dengan jumlah konsumsi air yang digunakan penduduk Selandia Baru saat ini selama 40 tahun.

"Proses menuju kepunahan"

Kerusakan mencairnya beberapa gletser antara tahun 2018 dan 2019 dapat menempatkan mereka pada kondisi menuju kepunahan, Lorrey menjelaskan.

Gelombang panas laut dan tingginya suhu mempengaruhi garis salju. Abu dari kebakaran hutan Australia baru-baru ini juga menyelimuti sebagian es, sehingga meningkatkan potensi mencairnya es karena abu menyerap lebih banyak radiasi matahari.

Perlu perbaikan selama 20 atau 30 tahun bagi lapisan salju sebelum ilmuwan dapat mempertimbangkan dampak kerusakan ini, kata Lorrey.

ha/rap