Calon pemimpin seperti apa yang Anda idam-idamkan? Apa saja karakter atau kriteria yang penting?
Iklan
Inilah kumpulan dari suara Sahabat DW, mengenai calon pemimpin seperti apa yang mereka idam-idamkan? Apa saja karakter atau kriteria yang menurut mereka penting?
Sabaraya Santosa : Yang bisa menghidupkan pertanian lagi , sudah tiga tahun saya tak bertani kalah saing sama impor, malah jadi OJOL.
Fachrudin Alam : Pemimpin yang jujur asli. Bukan yang jujur di pencitraan. Bukan boneka dan jongos bagi siapa pun . Bukan yang hobinya obral janji_ janji. Yang punya sikap bukan yang hari ini omong betul besok-besok nya diralat. Punya visi dan misi yang membangun bangsa bukan mempecundangi masyarakat.
Budy Santoso: Pemimpin yang berani dan tegas membasmi radikalisme berbalut agama baik itu orang, kelompok, organisasi atau bahkan partai politik. Cabut kewarganegaraannya. Pemimpin yang berani membuat undang-undang untuk menghukum mati para koruptor yg nilai korupsinya di atas 30 juta rupiah. Tanpa pandang bulu. Pemimpin yang berani merampingkan partai partai politik yg jumlahnya sdh terlalu banyak menjadi 2 atau 3 partai politik saja. Terlalu banyak masalah yang ditimbulkannya.
Siapa Calon Pemimpin Indonesia?
Hasil survey Saiful Mujani Research Centre belum banyak mengubah peta elektabilitas tokoh politik di Indonesia. Siapa saja yang berpeluang maju ke pemilu kepresidenan 2019.
Foto: Imago/Zumapress
1. Joko Widodo
Presiden Joko Widodo kokoh bertengger di puncak elektabilitas dengan 38,9% suara. Popularitas presiden saat ini "cendrung meningkat," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.
Foto: Reuters/Beawiharta
2. Prabowo Subianto
Untuk sosok yang sering absen dari kancah politik praktis pasca pemilu, nama Prabowo masih mampu menarik minat pemilih. Sebanyak 12% responden mengaku akan memilih mantan Pangkostrad itu sebagai presiden RI.
Foto: Reuters
3. Anies Baswedan
Selain Jokowi dan Prabowo, nama-nama lain yang muncul dalam survey belum mendapat banyak dukungan. Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan, misalnya hanya mendapat 0,9%.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Agung Rajasa
4. Basuki Tjahaja Purnama
Nasib serupa dialami bekas Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama. Sosok yang kini mendekam di penjara lantaran kasus penistaan agama itu memperoleh 0,8% suara. Jumlah yang sama juga didapat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Foto: Getty Images/T. Syuflana
5. Hary Tanoesoedibjo
Pemilik grup MNC ini mengubah haluan politiknya setelah terbelit kasus hukum berupa dugaan ancaman terhadap Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto. Hary yang tadinya beroposisi, tiba-tiba merapat ke kubu Presiden Joko Widodo. Saat inielektabilitasnya bertengger di kisaran 0,6%
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Ibrahim
6. Agus Yudhoyono
Meski diusung sebagai calon pemimpin Indonesia masa depan, saat ini popularitas Agus Yudhoyono masih kalah dibanding ayahnya Soesilo Bambang Yudhoyono yang memperpoleh 1,9% suara. Agus yang mengorbankan karir di TNI demi berpolitik hanya mendapat 0,3% dukungan.
Foto: Getty Images/AFP/M. Naamani
7. Gatot Nurmantyo
Jumlah serupa didapat Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang belakangan terkesan berusaha membangun basis dukungan. Nurmantyo hanya mendapat 0,3%. Meski begitu tingkat elektabilitas tokoh-tokoh ini akan banyak berubah jika bursa pencalonan sudah mulai dibuka, klaim SMRC.
Foto: Imago/Zumapress
7 foto1 | 7
Eko Prasetyanto : Cerdas, jujur, beragama, berakhlak mulia, ilmu kenegaraannya mumpuni, mampu mengayomi rakyatnya.
Ocho Maryoso: Saya suka pemimpin yang selalu optimis dan memberikan motivasi pada semua.
Tumis Haseum: Yang baik jujur murah senyum merakyat dan berbaur dengan rakyat dan bukan pemimpin yang banyak janji tapi bukti.
Nana Putri Melody: Saya tidak akan memilih orang dari Orde Baru!! Saya tidak akan memilih Yang terlibat kasus penculikan!!
Elok Trisnawati : Pemimpin yg bertanggung jawab amanah dengan tanggung jawabnya sebagai presiden dekat dengan rakyatnya tidak korupsi tidak diktaktor merakyat, smart, sedikit bicara tapi banyak aksinya.
Kevin Akbar : Yang tak overdosis agama, yang membuat keputusan tanpa ada embel-embel agama. Sama kalau bisa melek sains.
Agus Safrudinnur : Mentalitasnya bukan mental penguasa yang memerintah, namun “Pelayan Publik”.
Citra Fitriana Sulaiman Siregar ; Jujur, amanah, bertanggungjawab, mengayomi, tidak berpikiran radikal, cerdas, tangguh, tidak bisa diintimidasi.
Panglima Kucing : Rekam jejaknya bersih . Visi misi dan kebijakannya pro rakyat.
Pemimpin Politik Yang Terjerembab
Korupsi, penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan. Inilah beberapa tokoh politik yang pernah mencapai puncak karir, namun akhirnya terjerembab karena masalah hukum dalam lima tahun terakhir.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Peres
Luiz Inacio "Lula" da Silva, Brasil
Lula dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan pencucian uang terkait skandal "Cuci Mobil", sebuah penyelidikan korupsi luas di kalangan elit Brasil. Lula, yang pernah menjabat presiden antara tahun 2003 dan 2010, dijatuhi hukuman 9,5 tahun penjara. Dia masih bisa mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Peres
Cristina Fernandez de Kirchner, Argentina
Cristina Fernandez de Kirchner, yang menjabat sebagai ibu negara Argentina dan kemudian sebagai presiden dari tahun 2007 sampai 2015, didakwa atas tuduhan korupsi tahun 2016. Dia dituduh mengabulkan kontrak konstruksi publik kepada perusahaan-perusahaan yang disukai. Dia membantah tuduhan itu dan masih ingin terjun ke politik.
Foto: picture-alliance/dpa/L. La Valle
Park Geun-hye, Soth Korea
Setelah aksi protes berbulan-bulan, presiden perempuan pertama Korea Selatan Park Geun-hye diberhentikan dari jabatannya. Dia dituduh melakukan pemerasan, penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Park dipecat bulan Desember 2016.
Foto: Getty Images/A.Young-Joon
Ehud Olmert, Israel
Uhud Olmert, 71 tahun, menjabat Perdana Menteri Israel antara tahun 2006 dan 2009. Tahun 2014 dia dituduh melakukan korupsi. Dia memasuki penjara Februari 2016, namun sudah dibebaskan awal Juli 2017 karena pemotongan masa tahanan. Olmert menjadi mantan perdana menteri Israel yang pertama yang masuk penjara.
Foto: Reuters/O. Zwigenberg
Adrian Nastase, Rumania
Adrian Nastase dihukum atas tuduhan korupsi tahun 2012 dan dijatuhi hukuman penjara dua tahun. Ketika itu, dia menjadi kepala pemerintahan pertama yang dijatuhi hukuman penjara selama 23 tahun setelah Revolusi Rumania. Dia menjabat Perdana Menteri tahun 2004-2006.
Foto: Getty Images/AFP/
Charles G. Taylor, Liberia
Charles G. Taylor dijatuhi hukuman 50 tahun penjara tahun 2012 karena perannya dalam kekejaman yang dilakukan di Sierra Leone selama perang saudara pada 1990-an. Taylor adalah mantan kepala negara pertama yang dihukum oleh sebuah pengadilan internasional sejak pengadilan Nuremberg di Jerman setelah Perang Dunia II. Taylor adalah presiden Liberia dari tahun 1997-2003.