Linguistik terapan sangat bermanfaat terutama di era perkembangan dunia digital. Seperti halnya penerapan forensik linguistik dalam mengungkap kasus penipuan lewat email hingga membongkar kejahatan Pedofilia Internet.
Iklan
Dua tahun sudah, Rosaly Jaqueline Tjanaka menggeluti dunia linguistik di Jurusan Linguistik Terapan di Universitas Bonn, Jerman, sejak tahun 2016. Kecintaannya akan dunia linguistik memang sudah dimulai sejak dini saat mempelajari ragam bahasa. Perempuan asal Medan ini fasih berbicara lima bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Hokkien, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Jerman.
Linguistik bukanlah sekadar belajar bahasa asing. Namun lebih dalam lagi mempelajari unsur-unsur yang membentuk suatu bahasa. Lantas seperti apa keseruan belajar linguistik terapan di Jerman? Mari ikuti wawancara reporter DW, Sorta Caroline dengan Rosaly.
Kenapa mendalami linguistik terapan di Jerman?
Saya suka dengan sejarah-sejarah Eropa dan juga filsuf Jerman. Saya memilih Universitas Bonn karena universitas ini melahirkan filsuf Nietzsche hingga Marx. Selain itu di sini saya bisa mendalami ketertarikan saya akan studi komunikasi interkultural, linguistik klinis, dan perolehan bahasa atau language aquisition.
Selain itu ada juga modul forensik linguistik dimana terapan ilmu linguistik diaplikasikan dalam menelisik kasus tertentu. Contohnya saat Kurt Cobain bunuh diri dan meninggalkan sepucuk surat -- studi linguistik forensik akan menelusuri apakah surat itu adalah surat asli buatan Cobain atau bukan.
Forensik linguistik sangat berperan saat menelusur Idiosyncracy atau identitas bahasa para penjahat siber yang seringkali gencar mengirim email sarat penipuan atau blackmail. Layaknya sidik jari bahasa tiap orang pun punya keunikan tersendiri.
Bagaimana Anak Kecil Belajar Baca
Di Jerman biasanya anak-anak baru mulai belajar membaca di sekolah dasar. Bagaimana dengan negara lain? Bagaimana anak-anak belajar membaca dan menulis?
Foto: picture-alliance/Joker
Cina: Lebih Cepat Lebih Baik
Sejak dini latihan. Sejak usia tiga tahun anak-anak di Cina belajar menulis huruf-huruf pertama. Ketika berusia enam tahun, mereka mulai menulis kalimat. Hingga kelas lima mereka harus sudah menguasai 10.000 huruf. Itu butuh kerajinan, karena huruf tidak mengikuti urutan tertentu, jadi harus dihafal.
Foto: picture-alliance/dpa
Jepang: Belajar Menulis Hingga Akhir Sekolah
Bagi murid-murid Jepang belajar menulis tidak berhenti di kelas satu. Hingga kelas sembilan dalam kurikulum tertera berapa huruf yang harus dipelajari setiap tahun. Untuk bisa menulis kata-kata dasar, murid-murid harus menguasai cara penulisan 2.100 huruf. Harus berlatih secara teratur, jika tidak satu huruf bisa cepat terlupakan.
Foto: picture-alliance/dpa
Mesir: Sebuah Bahasa "Baru"
Anak-anak yang baru belajar menulis tidak bisa menulis seperti ini, karena mereka ibaratnya belajar bahasa baru. Dialek yang digunakan sehari-hari sangat berbeda dari bahasa Arab tinggi, yang digunakan untuk menulis. Akibatnya kualitas pelajaran rendah. Banyak anak tidak benar-benar belajar membaca dan menulis.
Foto: Fotolia/Ivan Montero
Marokko: Bukan Hanya Bahasa Arab
Belum lama berselang, anak-anak Marokko hanya belajar bahasa Arab di sekolah. Sejak 2004 sudah berubah. Di kelas satu, bahasa Berber, Tamazight juga diajarkan. Dengan demikian jumlah warga yang buta huruf di daerah pedesaan, di mana bahasa Berber digunakan, bisa berkurang. Sejak 2011 Tamazight jadi bahasa resmi, yang juga tertanam dalam konstitusi.
Foto: picture alliance/Ronald Wittek
Paraguay: Bahasa Penduduk Asli
Di Amerika Latin, bahasa penduduk asli digalakkan penggunaannya. Di Paraguay anak-anak belajar baik bahasa Spanyol maupun Guaraní. Tapi titik beratnya tetap hanya pada satu bahasa. Dulu menulis indah adalah mata pelajaran tersendiri, sekarang anak-anak hanya perlu bisa menulis dengan huruf cetak.
Foto: Getty Images
Polandia: Mulai dari Nol
Di Polandia, sekolah tidak mulai dengan kelas satu, melainkan kelas nol. Pendidikan sebelum sekolah ini wajib bagi anak-anak. Di tahap itu mereka belajar huruf-huruf pertama lewat permainan. Tetapi belajar serius baru mulai setahun setelahnya. Mereka terutama harus belajar kata-kata yang menggunakan huruf "ó" dan "u", juga "ch" dan "h". Huruf-huruf itu dilafalkan sama, tetapi tulisannya berbeda.
Foto: picture-alliance/PAP
Kanada: Penulisan Tidak Masalah
Bukan bahasa Inggris, melainkan bahasa Eskimo yang menjadi bahasa utama murid kelas satu di Kanada. Di bagian utara, Nunavut bahasa Eskimo adalah bahasa resmi. Menulis dengan benar bukan tantangan besar. Agar keanekaragaman dialek tetap bisa dipertahankan, tidak ada cara penulisan yang seragam. Orang menulis seperti orang melafalkan.
Foto: picture-alliance/Ton Koene
Yunani: Keanekaragaman Vokal
"i" yang mana? Itu sering ditanyakan murid kelas satu di Yunani. Dalam aksara Yunani, ada enam huruf untuk vokal ini. Juga pada "e" dan "o" mereka harus memutuskan di antara dua variasi. Peraturan resmi untuk itu tidak ada, itu hanya bisa dihafal. Jadi dikte kerap ada dalam kurikulum.
Foto: picture-alliance/dpa
Serbia: Satu Bahasa, Dua Tulisan
Bahasa Serbia menggunakan aksara Kiril dan Latin. Jadi anak-anak harus sekaligus berlatih melakukan keduanya. Di kelas satu pertama-tama hanya dipelajari aksara Kiril, di kelas dua aksara Latin. Beberapa tahun setelah itu, murid boleh menentukan sendiri, aksara mana yang akan mereka gunakan.
Foto: DW/D. Gruhonjic
Iran: Bahasa Persia dengan Tulisan Arab
Di Iran yang terdiri dari banyak kelompok etnis, digunakan banyak bahasa. Di sekolah anak-anak belajar bahasa Persia. Meski bahasa ibunya pun Persia, menulispun sulit, karena ditulis dengan tulisan Arab. Pertama-tama mereka berlatih membuat garis-garis, lengkungan dan tanda seperti gerigi, yang menyerupai huruf. Setelah sebulan baru huruf yang benar bisa ditulis.
Foto: FARS
Jerman: Menulis Berdasarkan Pendengaran
20 tahun lalu, metode ini mulai digunakan di sekolah-sekolah Jerman, dan sampai sekarang masih kontroversial. Satu-satunya bantuan adalah sebuah tabel, di mana huruf-huruf dicantumkan di sebelah gambar, misalnya "F" tercantum di sebelah "Fenster" (jendela), "U" untuk "Uhr" (jam). Huruf lainnya ditulis dengan tulisan fonetik, jadi berdasarkan bunyi.
Foto: Fotolia/Woodapple
11 foto1 | 11
Mengapa tertarik dengan komunikasi interkultural?
Perbedaan kultur selalu menarik untuk dipelajari dan bisa membawa kita kenal lebih dalam lagi budaya tiap bangsa. Misalkan small talk atau pembicaraan ringan saat di pesta. Orang Indonesia pasti kalau kenalan dengan orang baru di pesta akan bahas tentang relasi ‘oh kerja di situ…kenal sama si A tidak? Dia temanku tuh,’ sebenarnya mereka sedang dalam proses mencari persamaan atau menyeting landasan yang sama. Bagi orang Indonesia sesuatu yang sama menimbulkan ikatan tertentu.
Beda dengan di Jerman, saat di pesta mereka tidak berusaha mencari persamaan – mereka lebih individual, tidak bertanya soal relasi dengan orang lain namun malah lebih menikmati pesta ‘keren ya pestanya…Ini dekorasinya unik’ atau mungkin berbicara soal cuaca, ‘hari ini cuaca cerah sekali…’ hal yang aneh jika dilakukan di Indonesia karena cuaca relatif sama.
Lalu apa yang dimaksud dengan pengujian linguistik klinis atau clinical linguistik ?
Clinical linguistik adalah peran ilmu lingustik dalam membedah masalah neurologi, seperti masalah gagap bicara hingga mendeteksi demensia. Linguis akan membuat tes-tes tertentu untuk membantu seseorang mengenal masalah neurologi yang dimilikinya. Bahasa terhubung ke otak bagian depan dan otak bagian belakang.
Otak bagian depan menolong seseorang dalam proses produksi suatu pesan sedangkan otak bagian belakang akan membantu seseorang dalam memahami suatu pesan.
Contohnya dalam tes gambar Cookie theft yang disediakan linguis. Saat menjalani tes ada orang yang mengerti gambar namun sulit menjelaskan – mereka akan dideteksi memiliki Broca’s Aphasia – kemungkinan masalah pada produksi di otak depannya.
Sedangkan ada juga orang yang mudah menjelaskan gambar namun sebenarnya mereka tidak begitu memahami apa pesan yang diberikan. Yang terakhir ini dinamakan Wernicke’s Aphasia, memiliki masalah pada otak belakangnya saat memahami sebuah pesan.
Tadi sempat mengatakan soal Language Acquisition atau perolehan bahasa, apakah ini terkait soal anak saat mempelajari bahasa ibunya?
Ya. Anak usia 0 hingga 7 tahun menyerap bahasa dari orang di sekitarnya, terutama orangtuanya. Saat anak mengoceh itu mereka sebenarnya sedang mengoleksi bahan “perpustakaan bahasa” di otaknya. Mereka meniru bagaimana orang dewasa berbicara. Mereka belajar sangat cepat. Inilah yang juga dipelajari lingustik bagaimana bahasa diserap dan menjadikan identitas tertentu bagi seseorang.
Contoh kasus, jika anak memiliki orang tua yang memiliki bahasa ibu yang berbeda. Misal ayah seorang Jerman dan Ibu seorang Indonesia. Bilingual itu baik, selama masing-masing orang tua konsisten. Ayah senantiasa berbicara dengan bahasa Jerman dengan sang anak, sedangkan ibu dengan bahasa Indonesia. Sehingga anak akan menguasai dua bahasa dengan baik dan punya fondasi kuat.
Lebih dari dua tidak disarankan jika orang tua tidak memiliki fondasi yang cukup solid dari bahasa ketiga itu, ini akan membuat anak pusing.
Seperti apa prospek kerja bagi seorang lulusan linguistik?
Selain hal-hal yang dijelaskan sebelumnya, kini seiring berkembangnya dunia teknologi, linguis juga bisa mengembangkan sayap ke bahasa pemrograman. Linguis pun dapat ‘melatih’ mesin untuk proyek-proyek terjemahan.
Kini saya kini saya bekerja paruh waktu untuk research marketing untuk Universitas Bonn. Saya bertugas membuat marketing program Teknologi Informasi (TI) di Universitas lebih efisien dan menjangkau semua kalangan. TI seringkali identik dengan laki-laki, padahal perempuan juga bisa. Inilah yang saya kerjakan lewat optimalisasi diksi yang dapat membuat kaum hawa tertarik mengikuti program TI. Kini gagasan akan ‘Gender Neutral’ pun kian berkembang dan ini punya pengaruh besar dalam dunia marketing digital.
Tips agar Anak Suka Membaca
Kebiasaan membaca tidak begitu saja dimiliki seorang anak, orang tua berperan aktif untuk membangun kebiasaan itu. Berikut tips agar buah hati Anda mencintai dan merenguk manfaat dari lembaran kisah dalam buku.
Foto: picture alliance/dpa/F.Kraufmanm
Dimulai dari Anda
Jika ingin anak Anda gemar membaca, Anda juga harus gemar membaca. Jika tak punya kebiasaan membaca, ini adalah saat yang tepat untuk memulai kebiasaan itu. Rencanakanlah waktu dan tempat bagi Anda untuk membaca buku. Setelah menentukan buku kesukaan Anda, baru pilihkanlah buku untuk anak Anda.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/P. Royer
Mulai dari bayi
Sangat baik bagi bayi yang baru lahir untuk mendengarkan cerita. Tenanglah, karena mereka tidak dapat mengeluh akan pilihan buku Anda. Bacalah buku apapun dengan keras setiap hari. Konten tidak penting, yang terpenting adalah suara, irama teks, dan kata-kata itu sendiri.
Foto: picture-alliance
Mengenalkan buku lewat kata
Menurut riset, berbicara langsung kepada bayi memiliki dampak langsung untuk perkembangan bahasa dan literasi. Tapi kuncinya: bukan lewat TV dan buku audio tetapi 'dihidupkan' saat seseorang berbicara. Nikmati momen membacakan cerita untuk anak Anda dan percayalah bahwa Anda adalah bagian dari perpustakaan anak-anak Anda.
Foto: imago/imagebroker
Gunakan panca indra Anda
Lewat sentuhan pada tekstur buku, melihat visual pada ilustrasi, dan juga lewat suara Anda, Anda turut mengaktifkan panca indra anak Anda sejak dini. Buat kontak mata – tapi tak perlu mencari reaksinya, karena walaupun nampak tidak mendengarkan mereka mendapat 'pengalaman'. Kebiasaan yang dibangun ini akan bertahan seumur hidup.
Foto: Colourbox/I. Belousa
Saat membaca untuk balita
Balita mengambil semua informasi: arti kata dan struktur bahasa, angka, warna, bentuk, hewan, lawan kata, tingkah laku, dan semua hal mengenai informasi bagaimana dunia bekerja. Ketika Anda membaca dengan keras, balita akan menghubungkan buku dengan suara Anda yang familiar dan penuh cinta. Saat membaca bersama – kedekatan fisik pun terjadi.
Foto: Colourbox
Membaca di siang hari
Mungkin populer membaca di malam hari bagi orangtua dan anak tapi bacalah juga sepanjang hari. Menawarkan anak membaca buku adalah cara terbaik yang bisa membuat mereka tenang dan fokus. Duduk dan nikmati koneksi Anda duduk bersama terutama ketika di luar masih terang.
Foto: picture alliance / blickwinkel/McPHOTO
Siap berimprovisasi
Tarik salah satu buku anak yang Anda sukai atau ambil buku yang mencuri pandang Anda saat di toko buku, perpustakaan, atau di rumah teman. Penulis dan ilustrator yang baik akan membangkitkan antusiasme anak-anak, namun juga pembaca dewasa. Jika dalam buku anak kita temukan hal rasis dan kurang baik, ubahlah dengan improvisasi Anda.
Foto: AP
Biarkan anak menginterupsi
Jangan buru-buru menyelesaikan cerita saat anak Anda menginterupsi, cobalah dengar pertanyaan mereka. Jika anak tidak termotivasi mendengarkan, tanya mereka – apa yang mereka lihat di gambar, jadi mereka terdorong untuk berkisah lewat aksi dan cerita yang mereka kembangkan mereka.
Foto: Colourbox/E. R. Lopez
Buka wawasan anak Anda
Pilihlah buku yang beragam topiknya bisa tema geologi, sejarah, hingga kehidupan dari budaya yang berbeda. Meski Anda tidak menyukai buku-buku ini, namun itu bisa membantu anak Anda merefleksikan diri dengan perbedaan di luar dirinya. Anak pun tidak akan kesulitan melihat perbedaan di dunia nyata dan dapat menerima hal tersebut. slc/ts (nyt)