1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SejarahJerman

Menengok Bekas Markas Stasi, Polisi Rahasia Jerman Timur

16 Januari 2021

Selama Jerman Timur masih berdiri, ini adalah area terlarang, benar-benar tertutup dari dunia luar. Kini, bekas kompleks perkantoran polisi rahasia ini terbengkalai dan kehilangan konsep.

Kompleks markas Stasi di Berlin
Kompleks markas Stasi di BerlinFoto: Marcel Fürstenau/DW

Kota Berlin punya banyak hal yang bisa ditawarkan bagi para penggemar jejak spionase, pengkhianatan, dan kejahatan. Di tengah kota, tepat di sebelah Potsdamer Platz yang legendaris, sejak 2015 telah berdiri Museum Spionase Jerman yang saat ini ditutup karena pandemi corona.

Di sini Anda dapat melakukan perjalanan waktu lewat perangkat multimedia yang tersedia. Dari stasiun kode Morse sejak masa PD I hingga peretas kata sandi di era Internet, hampir semua penemuan dapat dilihat. Dari segi pengerjaan dan konsep, museum modern ini menyediakan segalanya. Tetapi ada satu kelemahan: tidak adanya aura keaslian. Tempat itu, bagaimana juga, tidak asli.

Namun ada satu tempat yang memang kurang spektakuler, tapi asli dan orisinal: markas besar Kementerian Keamanan Negara (MfS) Jerman Timur, atau disingkat Stasi.

Pada 15 Januari 1990, gedung ini dengan damai dikuasai oleh aktivis hak-hak sipil. Berkat tindakan penuh keberanian moral inilah, sebagian besar berkas dinas rahasia dapat diselamatkan dari kehancuran.

Dan sekarang, 31 tahun kemudian, seperti apa keadaannya? Sekilas, Lokasi luas dengan sekitar 50 bangunan dan ribuan kantor ini masih terlihat seperti dulu.

Selama Jerman Timur masih berdiri, ini adalah area terlarang, benar-benar tertutup dari dunia luar. Saat itu, sekitar 7.000 orang anggota Stasi berkantor di sini siang dan malam untuk mengamankan kekuasaan Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED). Melawan musuh eksternal dari Barat dan anggota oposisi di negara mereka sendiri.

Bangunan suram penuh grafiti

Bila dilihat sekilas, tidak ada signifikansi historis yang dapat terlihat saat mendekati markas Stasi. Pintu masuknya berada tepat di sebelah stasiun bawah tanah, hanya sepuluh menit dari pusat kota. Jika turun di stasiun Magdalenenstraße, Anda awalnya hanya akan melihat bangunan kosong tanpa kehidupan yang penuh dengan grafiti.

Petunjuk arah ke Museum Stasi hampir menghilang. Semuanya tampak rusak, terabaikan. Seluruh bangunan kosong. Banyak yang telah dijual ke investor swasta. Perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn dulunya adalah salah satu penyewa di sini sebelum membangun markas besar di pusat kota Berlin.

Bangunan kaya sejarah peninggalan Jerman Timur ini dinilai kurang mampu menarik pengunjung.Foto: Marcel Fürstenau/DW

"Mereka terlambat mengurus gedung milik Stasi," ujar Christian Booß setelah berkeliling di daerah yang nyaris sunyi ini dalam sebuah wawancara dengan DW. Christian Booß yang juga ketua asosiasi "Komite Warga 15 Januari" ini mengkritik diri sendiri. Dia sendiri pernah bekerja selama beberapa tahun untuk otoritas arsip Stasi, yang memiliki arsip berharga di sini. Di lokasi bersejarah ini terdapat harta karun yang beracun: ada rak dan lemari yang penuh berisi dokumen sepanjang 45 kilometer. Isinya? Laporan mata-mata selama 40 tahun Stasi beroperasi. 

Saat itu Christian Booß berkantor di lantai tujuh Gedung 1. Di lantai pertama ada pintu masuk ke Museum Stasi, yang ruang pamerannya terbentang lebih dari empat tingkat. Kantor mantan pemimpin Stasi, Erich Mielkes yang minim dekorasi juga dapat dikunjungi. Pria itu yang selama 32 tahun memimpin polisi rahasia ini dengan tangan besi, hingga tak lama sebelum runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989. Tepat di sebelah Gedung 1 ada Gedung 7, tempat di mana arsip-arsip disimpan di sayap kanan, dilengkapi dengan pameran lain: "Insight into the Secret".

Ada sejarah kontemporer yang perlu disentuh, namun semuanya tampak suram. Bagian sayap kiri dari Gedung 7 adalah bangunan yang dilindungi dan telah kosong selama 30 tahun. "Baunya busuk selama 30 tahun," kata Booß, mengacu pada pipa yang rusak.

Di balik fasad abu-abu kotor dari gedung yang dibangun tahun 1950-an dan jendela yang benar-benar kotor, karyawan Stasi di masa Jerman Timur memikirkan metode terbaik yang dapat mereka gunakan untuk melemahkan lawan rezim. Berkat penyerbuan markas Stasi, laporan-laporan mereka kini dapat diakses. Banyak pula yang bisa diakses di internet.

"Kampus untuk Demokrasi" yang gagal menarik pengunjung

Terlepas dari semua kemajuan: Konsep yang koheren untuk area ini masih hilang. Roland Jahn, yang telah menjadi Komisaris Federal untuk arsip Stasi sejak 2011, ingin mengubah tempat yang dingin dan tidak menyenangkan ini menjadi "kampus demokrasi" yang hidup. 

Namun, dia hanya berhasil sedikit. Tulisan penanda yang ada di pintu masuk terlihat kecil, sangat lemah. Apa yang hilang adalah area pintu masuk yang luas dan mengundang. Memancing orang untuk membangkitkan rasa ingin tahu tentang sejarah yang tertulis di sini.

Bagaimanapun, ini adalah tentang salah satu bagian yang paling penting dan pada saat yang sama bagian paling tidak manusiawi dari kediktatoran Jerman Timur. Roland Jahn, yang diasingkan oleh rezim GDR pada tahun 1983 dan dideportasi ke Barat, meninggalkan kampus yang belum selesai ini. Tidak ada melanjutkan pekerjaannya karena Otoritas Catatan Stasi yang didirikan pada Hari Persatuan Jerman (3 Oktober 1990) akan diintegrasikan ke dalam arsip federal.

Christian Booß dari "Komite Warga 15 Januari" menganggap keputusan yang dibuat oleh Bundestag ini sebagai kesalahan besar. Otoritas Catatan Stasi memiliki hak untuk "campur tangan secara aktif dalam tiap proses." Arsip Federal, bagaimanapun, pada dasarnya bersifat pasif. "Ini benar-benar mengubah karakter pemrosesan," kata Booß, yang memiliki sejumlah ide untuk mengeksploitasi potensi yang tidak terpakai di situs bekas markas Stasi.

Bagi KGB, Stasi adalah pintu gerbang ke barat

Ia antara lain memikirkan nasib bunker di belakang gedung 7, yang baru saja selesai dibangun sesaat sebelum runtuhnya Jerman Timur. Di sana, ada dua lantai fasilitas pengolahan air, pembangkit listrik darurat dan telekomunikasi. "Mereka sedang berproses untuk menjadi Stasi 2.0, Stasi dengan elektronik dan segala fasilitasnya," kata Booß, yang memiliki gelar doktor di bidang ilmu sejarah. Ia percaya bahwa fasilitas ini dapat secara khusus menarik bagi pengunjung yang berusia lebih muda. Masalahnya: Bunker ini sekarang diblokir oleh otoritas gedung.

Ketua "Komite Warga 15 Januari" juga mengatakan bahwa tidak semua bangunan bisa dijadikan museum. Meski demikian, dimensi situs harus tetap dapat dikenali. Bagaimanapun, Stasi adalah polisi rahasia terbesar di Blok Timur yang berhubungan langsung dengan penduduk. Ini terlihat jelas lewat arsitektur gedungnya. Di Warsawa atau Praha gedung dinas rahasia semacam ini ukurannya jauh lebih kecil. Yang terpenting, bagaimanapun, Stasi berada tepat sebagai "penghubung antara Timur dan Barat". Dan karenanya memiliki arti yang sangat penting bagi dinas rahasia Soviet KGB. (ae/yp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait