Badai Florence, yang dikenal sebagai badai terkuat, diperkirakan akan menerjang North dan South Carolina, Amerika Serikat, dalam waktu dekat. Mengapa badai ini ditakuti?
Iklan
Sebagain penduduk di pesisir melarikan diri dari ancaman dahsyat hurikan Florence. Badai monster itu mendekati Pantai Carolina dengan kecepatan 225 km/jam. Hujan turun yang membasahi kawasan itu bisa bertahan selama berhari-hari.
Beberapa orang mengatakan mereka berencana untuk tetap tinggal meskipun sudah ada peringatan bahwa badai dasyat itu mengancam rumah yang dihuni lebih dari 5,4 juta orang di Pantai Timur AS.
Hari Selasa (11/09), lalu lintas dipadati kendaraan para warga yang membawa berbagai barang untuk mengungsi. Gubernur North Carolina Roy Cooper berusaha meyakinkan semua orang agar menyelamatkan diri. "Gelombang dan angin tidak pernah Anda lihat. Bahkan jika kamu sudah mengalami badai sebelumnya, yang ini berbeda. Jangan mempertaruhkan hidupmu dengan ‘menunggangi monster‘," ujarnya.
Negara Paling Rentan Dilanda Cuaca Ekstrem
Lebih dari setengah juta orang meninggal dunia akibat 15.000 bencana cuaca yang melanda Bumi dalam dua dekade terakhir. Berikut adalah daftar muram negara yang paling rentan terkena dampak cuaca buruk di dunia.
Foto: AP
1. Honduras
Sebanyak 61 fenomena cuaca eskrem melanda Honduras antara 1996-2015. Termasuk yang paling parah adalah Hurikan Mitch tahun 1998 yang menelan korban hingga 7.000 orang dan menciptakan kerugian senilai 3,4 milyar Dollar AS. Honduras langganan bertengger di urutan teratas Indeks Risiko Iklim Global sejak hampir tiga dekade terakhir.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/D. Bartletti
2. Myanmar
Dari 41 bencana cuaca yang dialami Myanmar selama dua dekade terakhir, Siklon Nargis yang 2008 silam menewaskan 140.000 orang dan membuat 2,4 juta penduduk kehilangan rumah adalah yang paling parah. Rata-rata jumlah korban jiwa akibat cuaca ekstrem di Myanmar antara 1995-2016 mencapai 7145 orang per tahun. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi di dunia.
Foto: Getty Images/AFP/Ye Aung Thu
3. Haiti
Serupa dua negara teratas, Haiti juga langganan bertengger di urutan tiga besar daftar muram ini. Tahun 2008 menandakan tahun bencana cuaca paling buruk di negara miskin tersebut. Empat hurikan sekaligus, Fay, Gustav, Hanna, dan Ike, merenggut ribuan nyawa, memusnahkan 80% hasil panen dan menciptakan kerugian sebesar 5% dari total Produk Domestik Bruto senilai 17 milyar Dollar AS.
Foto: A.Shelley/Getty Images
4. Nicaragua
Serupa Honduras, Nicaragua mencatat bencana cuaca paling buruk saat badai Mitch mengamuk 1998 silam. Hasilnya 3.800 orang tewas dan negara mencatat kerugian senilai satu milyar Dollar AS. Dalam dua dekade terakhir negeri di tepi Karibik ini mengalami setidaknya 44 bencana akibat cuaca buruk.
Foto: picture alliance/AP Photo
5. Filipina
Tidak heran jika Filipina sering dijuluki negeri seribu topan dan badai. Pasalnya jiran Indonesia itu dilanda 283 bencana cuaca dalam dua dekade terakhir. Yang terparah adalah Badai Haiyan (2013) yang menewaskan lebih dari 10.000 penduduk dan menciptakan kerugian senilai hampir 3 milyar Dollar AS. Haiyan adalah salah satu topan super terkuat yang pernah dicatat dalam sejarah.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Malasig
6. Bangladesh
Negeri di tepi Teluk Bengal ini rajin disambangi musibah banjir. Rata-rata setiap tahun 5.000 orang meninggal dunia sebagai dampaknya. Banjir terburuk dalam sejarah Bangladesh terjadi 1998 silam. Ribuan orang tewas dan hampir 75% wilayah negeri terendam air. Diperkirakan 30 juta penduduk kehilangan tempat tinggal.
Foto: Imago
7. Pakistan
Sebanyak 133 bencana cuaca melanda Pakistan antara 1996-2015. Catatan paling buruk ditoreh oleh bencana banjir 2010 yang menelan sekitar 2.000 korban jiwa dan melenyapkan rumah milik lebih dari 20 juta penduduk. Pakistan rajin dilanda banjir lantaran curah hujan yang tidak jarang mencetak rekor tertinggi.
Foto: S. Berehulak/Getty Images
8. Vietnam
Tidak berbeda dengan Filipina, Vietnam rajin disambangi badai dan topan. Dalam dua dekade terakhir Global Climate Risk Index mencatat setidaknya 206 fenomena cuaca ekstrem melanda negeri jiran itu. Setiap tahun pemerintah di Hanoi merugi lebih dari dua milyar Dollar AS akibat cuaca buruk
Foto: Reuters
9. Guatemala
Negeri kecil di Amerika Tengah ini sering dilanda bencana banjir atau badai. Sementara fenomena El-Nino yang mengganas tahun lalu menyebabkan bencana kekeringan yang menghanguskan cadangan pangan milik 3,4 juta penduduk. Sebanyak 74 fenomena cuaca ekstrem dialami Guatemala dalam dua dekade terakhir.
Foto: ddp images/AP Photo/Rodrigo Abd
10. Thailand
Banjir 2011 di Thailand menenggelamkan 20.000 kilometer persegi sawah dan perkebunan, serta melenyapkan rumah milik 13,6 juta penduduk. Sebanyak 65 dari 77 provinsi terendam banjir. Pemerintah mengalami kerugian 46 milyar Dollar AS. Dalam dua dekade terakhir, Thailand mengalami 135 bencana cuaca ekstrim yang telah menelan belasan ribu korban jiwa.
Foto: AP
10 foto1 | 10
Para pakar memperkirakan hurikan Florence akan mendarat di daratan Kamis malam atau Jumat pagi pekan ini waktu setempat, lalu menurunkan hujan yang dapat menyebabkan banjir dan ancaman malapetaka karena kemungkinan akan menyapu limbah industri dan peternakan babi.
Negara bagian yang terimbas memerintahkan evakuasi massal di sepanjang pantai. Tapi keluar dari marabahaya diperkirakan bisa sulit.
Seorang warga, Michelle Stober, dikutip oleh Associated Press, memuat barang-barang berharga pada hari Selasa (11/09) di rumahnya yang terletak di Pantai Wrightsville untuk dibawa kembali ke kediaman utamanya di Cary, North Carolina. Menemukan bahan bakar untuk perjalanan itu kini cukup sulit."Pagi ini saya berkeliling selama satu jam mencari bahan bakar di Cary. Semua terjual habis," katanya.
Orang-orang di seluruh wilayah yang terkena dampak bergegas membeli air kemasan dan persediaan lainnya dan keluar dari kota.
Antrean mengular di stasiun layanan. Beberapa toko kehabisan barang. "Tidak ada air. Tidak ada jus. Tidak ada barang kalengan," ujar seorang warga, Kristin Harrington, saat dia berbelanja di Walmart di Wilmington.
Mengapa mengerikan?
Florence adalah badai yang paling berbahaya dari tiga sistem tropis di Atlantik. Badai tropis Isaac berada di sebelah timur Lesser Antilles dan diperkirakan akan melewati selatan Puerto Rico, Hispaniola dan Kuba, sementara hurikan Helene bergerak ke utara menjauh dari daratan.
"Badai Florence benar-benar membuatku takut," kata Direktur Pusat Badai Nasional AS, Ken Graham. Pejabat federal meminta warga untuk mengumpulkan peralatan darurat dan membuat rencana kemana harus mengungsi.
"Badai ini akan melumpuhkan kawasan selama beberapa hari bahkan bisa berminggu-minggu. Bisa jadi akan menghancurkan infrastruktur, menghancurkan rumah," kata Jeff Byard, seorang pejabat di Biro Manajemen Darurat Federal.
Jalur yang bakal dilalui Florence mencakup puluhan pembangkit tenaga nuklir, batubara dan industri serta banyak peternakan babi yang menyimpan kotoran hewan.
Operator pembangkit listrik tenaga nuklir akan mulai mematikan instalasi nuklir setidaknya dua jam sebelum angin datang.
Badai Friederike Lumpuhkan Eropa Barat
Badai Friederike berkecepatan 150 km/jam menyapu dan memporak porandakan Eropa Barat. Jerman, Belanda, dan Belgia dilanda chaos. Sedikitnya 5 orang tewas dan puluhan cedera.
Foto: picture alliance / Guido Kirchner/dpa
Kereta Api Lumpuh
Batang pohon tumbang menghalangi jalan kereta api di negara bagian Jerman Nordrhein Westfalen. Hampir semua perjalanan kereta dibatalkan. Kawasan barat Jerman menderita paling parah dampak Friederike
Foto: picture alliance / Guido Kirchner/dpa
Orang Bisa Terbang
Orang harus berpegangan satu sama lain, agar tidak diterbangkan badai berkecepatan 150 km/jam, seperti yang difoto di kota Köln ini.
Foto: Reuters/T. Schmuelgen
Truk Terguling Diterpa Badai
Friederike menyebabkan sejumlah kecelakaan berat, seperti misalnya menerpa sebuah truk berbobot puluhan ton hingga terguling di jalan bebas hambatan dekat kota Bonn.
Foto: picture alliance/dpa/A. Vogel
Pohon Maut
Pohon yang tumbang dan tercabut dari akarnya menimpa dan menewaskan beberapa orang. Puluhan cedera akibat kejatuhan cabang pohon yang patah atau benda lainnya yang diterbangkan badai.
Foto: picture alliance/dpa/G. Kirchner
Katedral Diblokir
Katedral terkenal di kota Köln termasuk plazanya, yang biasanya ramai dikunjungi turis diblokir untuk pengunjung. Pasalnya para penanggung jawab gereja khawatir, ada bagian bangunan berusia 1300 tahun itu yang bisa copot dilanda badai dan menimpa umat. Sebuah langkah tepat yang dipuji sebagai antisipasi cerdas dan bijak.
Foto: picture alliance/dpa/R. Vennenbernd
Terjebak di Stasiun
Ratusan penumpang kereta api di negara bagian Nordrhein Westfalen harus turun di stasiun, karena kereta berhenti jalan. Penumpang mendapat layanan minuman hangat dan makanan kecil gratis, serta dialihkan menggunakan taksi ke tujuan jika memungkinkan. Juga seluruh perjalanan kereta di Belanda dihentikan.
Foto: picture alliance/dpa/H. Toben
Udara Dingin Menyergap
Badai Friederike juga membawa udara dingin, seperti yang terjadi di kota Hamburg di utara Jerman. Sejumlah pengemudi mobil masih nekat menembus badai salju walau sudah diperingatkan akan menghentikan perjalanan.
Foto: picture alliance/dpa/A. Heimken
Sekolah Diliburkan
Sejumlah sekolah juga diliburkan, atau siswa disuruh pulang lebih awal, mengantisipasi dampak Friederike. Seperti tampak dalam foto, halaman sekolah di Oberharz tertimbun salju yang dibawa badai.
Foto: picture alliance/dpa/S. Pförtner
Salju Disingkirkan
Tumpukan salju yang dibawa Friederike menimbun jalanan dan jalan bebas hambatan. Para petugas harus bekerja keras sepanjang malam, menyingkirkan salju yang menumpuk tinggi terutama di kawasan Schwarzwald dan di selatan negara bagian Jerman Baden-Württemberg (foto).
Foto: picture alliance/dpa/P. Seeger
Trauma dan Mimpi Buruk
Friederike menjadi badai terkuat yang melanda Jerman sejak 10 tahun terakhir. Badai meninggalkan kerusakan, trauma dan mimpi buruk warga. Di Berlin angin berkecepatan 150 km/jam itu menumbangkan shelter bus dan pohon.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
10 foto1 | 10
Berkaca dari pengalaman sebelumnya
Pusat Hurikan Nasional AS mengatakan Florence - dengan kecepatan angin hingga 225 km/jam itu - diperkirakan akan "sangat berbahaya" ketika menghantam. Sebab, badai sebesar Florence akan datangkan banjir, ujar Erik Salna, direktur Pusat Penelitian Badai Internasional di universitas internasional Florida.
Pertama-tama, datang gelombang badai - kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh angin badai - kemudian datanglah hujan deras.
Hurikan Florence saat ini adalah badai berkekuatan kategori empat. Kekuatannya bahkan dapat ditingkatkan ke Kategori 5 sebelum mendarat Jumat pagi, demikian menurut perkiraan, seperti dikutip dari Time.
Sebagian besar kematian terjadi akibat angin topan dalam beberapa tahun terakhir terjadi karena orang-orang tetap tinggal dan terperangkap dalam banjir berikutnya, ujar Kapten Thomas Lennon, ketua Manajemen Darurat dan Departemen Keamanan Dalam Negeri di Massachusetts Maritime Academy.
Dikutip dari Time, ia mengatakan kesalahan terbesar dalam peristiwa Badai Katrina - yang menewaskan 1.833 jiwa - adalah bahwa pejabat hanya memerintahkan evakuasi 24 jam sebelum badai menghantam New Orleans pada tahun 2005, dan pada saat itu sudah terlambat.
"Intinya jika Anda menunggu, sudah terlambat," katanya. "Jika Anda harus melakukan evakuasi skala besar, lakukan seruan lebih awal, ujarnya lebih lanjut"
"Kekuatan badai mungkin bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan, tergantung pada seberapa cepat badai bergerak ke pantai. Tapi kami agak berharap itu akan melambat ketika bergerak ke pantai dan mungkin akan mengurangi kekuatan badai," kata pakar badai AccuWeather Dan Kottlowski.
Setelah gelombang badai datanglah hujan lebat. Hujan bisa jatuh di beberapa area dalam waktu singkat. Pusat Hurikan Nasional mengatakan curah hujan besar seperti itu dapat menghasilkan "banjir bandang besar dan banjir sungai yang dasyat."
Banjir akan tergantung apakah Florence melambat dan tetap bergerak di daerah pesisir saat bergerak ke pedalaman, kata Erik Salna, direktur Pusat Penelitian Badai Internasional di universitas internasional Florida. Jika ini terjadi, hasilnya adalah hujan lebat yang menyebabkan kerusakan serius.
Saat Nyawa Bergantung Pada Perkiraan Cuaca
Perubahan iklim membuat perkiraan cuaca menjadi urusan antara hidup dan mati. Untungnya kini ilmuwan mampu memprediksi cuaca ekstrim dengan lebih akurat.
Foto: Reuters/NOAA
Perkiraan Tujuh Hari
Perkiraan cuaca belakangan semakin akurat. Ketika 40 tahun lalu meteorologis hanya mampu memprediksi perubahan cuaca selama tiga hari, kini ilmuwan bisa membuat perkiraan untuk 10 hari, bahkan 30 hari. Perkiraan cuaca jangka panjang terutama krusial untuk sektor pertanian agar dapat mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim.
Foto: Getty Images/S. Keith
Model Matematika
Memprediksi perubahan cuaca mustahil tanpa bantuan komputer super yang berfungsi dengan mengandalkan model matematika rumit dan kondisi cuaca aktual. Sejumlah perkiraan bahkan melibatkan data cuaca di 900 juta lokasi di Bumi. Untuk itu ilmuwan membagi Bumi dalam garis bantu yang masing-masing berjarak 9 kilometer.
Foto: ECMWF
Data Lintas Negara
Pada 1975 sejumlah negara Eropa sepakat berbagi data cuaca untuk memperbaiki hasil prediksi. Kini sebanyak 22 negara bergabung dalam European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) yang melibatkan 12 negara mitra dan beberapa komputer super paling modern di dunia.
Foto: ECMWF
Kekayaan Data Pertajam Akurasi
Sekitar satu setengah tahun silam ECMWF memperluas model cuaca. Jika tadinya simulasi cuaca berbasis prediksi atmosferik, kini ECMWF menambahkan sejumlah elemen baru seperti data samudera dan tanah. Perubahan iklim ikut mengubah pola prediksi cuca karena harus melibatkan lebih banyak data. Meski begitu ilmuwan hingga kini belum mampu menemukan korelasi antara pemanasan global dan cuaca ekstrim.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Katic
Prediksi Hidup atau Mati
Betapapun juga ilmuwan tetap meyakini perubahan iklim memperparah cuaca ekstrim. Gelombang panas kian mengganas, topan dan badai menguat dan banjir kian sulit diprediksi. Kini perkiraan cuaca lebih penting karena menyangkut keselamatan nyawa. Jika prediksi bisa dibuat lebih akurat dan cepat, penduduk juga punya waktu lebih banyak buat bersiap-siap.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Kakade
Ancaman Tanpa Prediksi
Meski semakin sering, guntur dan kilat termasuk fenomena yang paling sulit untuk diprediksi. Adalah hal yang mustahil untuk memperkirakan lokasi sambaran kilat. Namun begitu ECMWF saat ini sedang mengembangkan metode analisa agar bisa memprediksi lokasi sambaran kilat dalam radius 50 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Waktu yang Berharga
Secara umum perkiraan cuaca akan terus membaik. Pada 2025 ilmuwan meyakini akan mampu memprediksi perubahan cuaca dalam 10 hari ke depan, bukan hanya 7 hari saja. Hal itu berarti penduduk memiliki waktu tiga hari lebih lama buat mempersiapkan diri menghadapi badai atau cuaca ekstrim lainnya. (Lisa Hänel/rzn/ap)