1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Badai Florence Mengancam AS

12 September 2018

Badai Florence, yang dikenal sebagai badai terkuat, diperkirakan akan menerjang North dan South Carolina, Amerika Serikat, dalam waktu dekat. Mengapa badai ini ditakuti?

USA |  North Carolina vor dem Hurrikan Florence
Foto: picture-alliance/pa/ZUMAPRESS

Sebagain penduduk di pesisir melarikan diri dari ancaman  dahsyat hurikan Florence. Badai monster itu mendekati Pantai Carolina dengan kecepatan 225 km/jam. Hujan turun yang membasahi kawasan itu bisa bertahan selama berhari-hari.

Beberapa orang mengatakan mereka berencana untuk tetap tinggal meskipun sudah ada peringatan bahwa badai dasyat itu mengancam rumah yang dihuni lebih dari 5,4 juta orang di Pantai Timur AS.

Hari Selasa (11/09), lalu lintas dipadati kendaraan para warga yang membawa berbagai barang untuk mengungsi. Gubernur North Carolina Roy Cooper berusaha meyakinkan semua orang agar menyelamatkan diri.  "Gelombang dan angin tidak pernah Anda lihat. Bahkan jika kamu sudah mengalami badai sebelumnya, yang ini berbeda. Jangan mempertaruhkan hidupmu dengan ‘menunggangi monster‘," ujarnya.

Para pakar memperkirakan hurikan Florence akan mendarat di daratan Kamis malam  atau Jumat pagi pekan ini waktu setempat, lalu menurunkan  hujan yang dapat menyebabkan banjir dan ancaman malapetaka karena kemungkinan akan menyapu limbah industri dan peternakan babi.

Negara bagian yang terimbas memerintahkan evakuasi massal di sepanjang pantai. Tapi keluar dari marabahaya diperkirakan bisa sulit.

Seorang warga, Michelle Stober, dikutip oleh Associated Press, memuat barang-barang berharga pada hari Selasa (11/09) di rumahnya yang terletak di Pantai Wrightsville untuk dibawa kembali ke kediaman utamanya di Cary, North Carolina. Menemukan bahan bakar untuk perjalanan itu kini cukup sulit."Pagi ini saya berkeliling selama satu jam mencari bahan bakar di Cary. Semua terjual habis," katanya.

Orang-orang di seluruh wilayah yang terkena dampak bergegas membeli air kemasan dan persediaan lainnya dan keluar dari kota.

Antrean mengular di stasiun layanan. Beberapa toko kehabisan barang.  "Tidak ada air. Tidak ada jus. Tidak ada barang kalengan," ujar seorang warga, Kristin Harrington, saat dia berbelanja di Walmart di Wilmington.

Toko-toko kosongFoto: Getty Images/J. Raedle

Mengapa mengerikan?

Florence adalah badai yang paling berbahaya dari tiga sistem tropis di Atlantik. Badai tropis Isaac berada di sebelah timur Lesser Antilles dan diperkirakan akan melewati selatan Puerto Rico, Hispaniola dan Kuba, sementara hurikan Helene bergerak ke utara menjauh dari daratan. 

"Badai Florence benar-benar membuatku takut," kata Direktur Pusat Badai Nasional AS, Ken Graham. Pejabat federal meminta warga untuk mengumpulkan peralatan darurat dan membuat rencana kemana harus mengungsi.

"Badai ini akan melumpuhkan kawasan selama beberapa hari bahkan bisa berminggu-minggu. Bisa jadi akan menghancurkan infrastruktur,  menghancurkan rumah," kata Jeff Byard, seorang pejabat di Biro Manajemen Darurat Federal.   

Jalur yang bakal dilalui Florence mencakup puluhan pembangkit tenaga nuklir, batubara dan industri serta banyak peternakan babi yang menyimpan kotoran hewan.

Operator pembangkit listrik tenaga nuklir akan mulai mematikan instalasi nuklir setidaknya dua jam sebelum angin datang.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya

Pusat Hurikan Nasional AS mengatakan Florence - dengan kecepatan angin hingga 225 km/jam  itu - diperkirakan akan "sangat berbahaya" ketika menghantam. Sebab, badai sebesar Florence akan datangkan banjir, ujar Erik Salna, direktur Pusat Penelitian Badai Internasional di universitas internasional Florida.

Pertama-tama, datang gelombang badai - kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh angin badai - kemudian datanglah hujan deras.

Hurikan  Florence saat ini adalah badai berkekuatan kategori empat. Kekuatannya bahkan dapat ditingkatkan ke Kategori 5 sebelum mendarat Jumat pagi, demikian menurut perkiraan, seperti dikutip dari  Time.

Ancaman Hurikan Florence Foto: Getty Images/NOAA

Sebagian besar kematian terjadi akibat angin topan dalam beberapa tahun terakhir terjadi karena orang-orang tetap tinggal dan terperangkap dalam banjir berikutnya, ujar Kapten Thomas Lennon, ketua Manajemen Darurat dan Departemen Keamanan Dalam Negeri di Massachusetts Maritime Academy.

Dikutip dari Time, ia mengatakan kesalahan terbesar dalam peristiwa Badai Katrina - yang menewaskan 1.833 jiwa - adalah bahwa pejabat hanya memerintahkan evakuasi 24 jam sebelum badai menghantam  New Orleans pada tahun 2005, dan pada saat itu sudah terlambat.

"Intinya jika Anda menunggu, sudah terlambat," katanya. "Jika Anda harus melakukan evakuasi skala besar, lakukan seruan lebih awal, ujarnya lebih lanjut"

"Kekuatan badai mungkin bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan,  tergantung pada seberapa cepat badai bergerak ke pantai. Tapi kami agak berharap itu akan melambat ketika bergerak ke pantai dan mungkin akan mengurangi kekuatan badai," kata pakar badai AccuWeather  Dan Kottlowski.

Setelah gelombang badai datanglah hujan lebat. Hujan bisa jatuh di beberapa area dalam waktu singkat. Pusat  Hurikan Nasional mengatakan curah hujan besar seperti itu dapat menghasilkan "banjir bandang besar dan banjir sungai yang dasyat."

Banjir akan tergantung apakah Florence melambat dan tetap bergerak  di daerah pesisir saat bergerak ke pedalaman, kata Erik Salna, direktur Pusat Penelitian Badai Internasional di universitas internasional Florida. Jika ini terjadi, hasilnya adalah  hujan lebat yang menyebabkan kerusakan serius.

ap/yf(ap/time)