Meski kasus positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah, pemerintah tampaknya belum mau mengambil opsi lockdown. Sebagai gantinya, edukasi masyarakat tentang social distancing yang terus digencarkan.
Iklan
Angka kasus infeksi positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah sejak lebih dari dua pekan lalu pemerintah mengumumkan kasus positif pertama di tanah air.
Sampai pada 17 Maret 2020, sudah ada 172 kasus positif COVID-19 yang dilaporkan terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Sebanyak 5 pasien dilaporkan meninggal dunia, sementara 9 pasien sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Meski angka kasus infeksi terus bertambah, pemerintah tampaknya masih enggan memilih opsi karantina wilayah atau lockdown untuk menghambat penyebaran virus corona.
Pemerintah, ia tegaskan belum memikirkan opsi karantina wilayah namun mendorong masyarakat untuk melakukan socialdistancing atau menjaga jarak sosial guna menghambat penularan virus corona.
"Sampai saat ini tidak ada kita berpikir ke arah kebijakan lockdown,” ujar Jokowi, Senin (16/03).
‘Lockdown menyulitkan ekonomi'
Dalam konferensi pers BNPB Indonesia pada Rabu (18/03), Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang diwakili oleh Prof. Wiku Adisasmito beberkan alasan pemerintah belum memberlakukan lockdown.
Ia menyebut kebijakan lockdown akan memiliki implikasi terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan keamanan di Indonesia.
"Secara ekonomi berbahaya maka dari itu kita belum masuk dalam situasi dan kebijakan seperti itu,” ujar Wiku.
Menurutnya, masih banyak warga di tanah air yang menggantungkan hidup dari upah harian sehingga jika kebijakan lockdown diberlakukan, aktivitas ekonomi dikhawatirkan akan menjadi sulit.
"Dengan lockdown orang ada di rumah semuanya maka aktivitas ekonominya sulit untuk berjalan,” jelasnya.
Wiku pun mengajak masyarakat untuk fokus melaksanakan imbauan pemerintah terkait social distancing atau menjaga jarak dari kerumuman sosial. "Pemahaman social distancing itu mungkin tidak harus dikaitkan dengan lockdown. Social distancing betul-betul membuat jarak sosial, itu yang harus kita lakukan dengan baik”, ujarnya.
Lebih lanjut, Wiku mengatakan bahwa selain terus bekerja menangani pasien positif COVID-19 termasuk melakukan pelacakan terhadap orang yang diduga melakukan kontak dengan pasien positif, pemerintah akan terus melakukan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Selama tiga bulan yang kita lakukan terutama, tidak hanya satu-satunya yaitu dengan edukasi masyarakat,” ujar Wiku.
Dengan edukasi masyarakat, harapannya kasus infeksi virus corona di tanah air dapat turun secara drastis karena penularannya terkendali.
"Ini adalah kita perang bersama untuk perang bersama kenali lawan kalau kita kenali lawan dan cara kerjanya harapannya pasti kita bisa melakukan,” pungkasnya.
Wiku pun tekankan lima hal kunci pencegahan virus corona yang dapat dilakukan masyarakat, yaitu jaga jarak dengan orang lain, dilarang berjabat tangan, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan memakasi masker di tempat ramai.
gtp/rap
Di Mana Sebenarnya Virus Corona Mengintai?
Khawatir tertular virus corona dari hewan peliharaan, kentang, atau bahkan kartu ulang tahun di samping tempat tidur? Anda tidak sendirian. Virus corona seolah ada di mana-mana. Benda apa saja yang aman dipegang?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Gagang pintu bisa terkontaminasi?
Penelitian saat ini menyebukan, virus corona dapat bertahan hidup selama empat hingga lima hari pada permukaan benda seperti gagang pintu. Virus SARS-CoV-2 penyebab wabah corona juga dapat menyebar melalui tangan dan permukaan yang sering disentuh. Meski masih perlu dipelajari lebih lanjut, para ahli meyakini bahwa wabah COVID-19 mirip dengan virus corona jenis lainnya.
Perlu juga kewaspadaan ekstra sewaktu makan siang di kantin, jika kantin masih buka. Pada dasarnya, virus corona juga dapat menempel di peralatan makan seperti sendok dan piring lewat bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Namun, Institut Federal Jerman untuk Penanganan Risiko, BfR, mengatakan bahwa sampai saat ini "belum diketahui ada infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebar lewat cara ini."
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Ragu terhadap barang impor?
Haruskah orang tua khawatir adanya kemungkinan infeksi dari mainan impor? Tidak, kata BfR. Sejauh ini, belum ada bukti adanya kasus penularan lewat mainan impor atau barang lainnya. Para ahli sejauh ini berasumsi bahwa virus sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan. Namun patogen masih bisa menginfeksi selama beberapa hari, terutama dalam cuaca dingin dan kelembaban tinggi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Paket pos penuh virus?
Secara umum, virus corona yang menginfeksi manusia tidak bisa bertahan lama pada permukaan kering. Hidupnya virus di luar organisme manusia tergantung pada banyak faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. BfR memperkirakan infeksi melalui pos "agak tidak mungkin." Namun, institut ini juga mengakui bahwa data yang lebih tepat tentang SARS-CoV-2 belum tersedia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Bisakah saya terinfeksi dari hewan peliharaan?
Dapatkah anjing saya menginfeksi saya atau saya menginfeksi anjing saya? Para ahli menganggap risiko hewan peliharaan terinfeksi virus corona sangat rendah, tetapi tidak menutup kemungkinannya. Hewan-hewan itu sendiri mungkin tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak sakit. Namun, jika hewan terinfeksi, mungkin saja mereka menularkan virus corona melalui udara atau lewat kotoran.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Tarantino
Apakah buah-buahan berbahaya?
BfR mengatakan bahwa makanan yang terkontaminasi kemungkinan tidak mentransmisikan virus SARS-CoV-2. Sejauh ini, tidak ada kasus yang terbukti. Tentu saja orang harus mencuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan makanan, bahkan juga jika tidak ada wabah corona. Karena virus peka terhadap panas, memanaskan makanan dapat mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Foto: picture-alliance/Kontrolab/IPA/S. Laporta
Kontaminasi dari makanan beku?
Meski virus corona penyebab SARS dan MERS dikenal tidak suka panas, patogen ini bisa bertahan di suhu dingin. Virus dapat tetap menular pada suhu -20 derajat Celsius, dan bertahan dalam status beku hingga dua tahun. Namun, BfR tetap menegaskan bahwa sejauh ini, belum ada bukti rantai infeksi SARS-CoV-2 melalui konsumsi makanan, termasuk makanan beku.
Foto: picture-alliance /imageBROKER/J. Tack
Jangan makan binatang liar!
Wabah COVID-19 setidaknya menghasilkan satu hal yang positif: Cina melarang konsumsi hewan liar. Bukti telah menunjukkan bahwa virus corona jenis baru ini ditransmisikan ke manusia oleh kelelawar. Kelelawar, tentu saja, tidak bisa disalahkan atas wabah ini. Mungkin, sebenarnya hewan ini juga tidak mau jadi santapan. (ae/as)