Seorang penonton di turnamen tenis US Open diusir penyelenggara setelah meneriakkan bait pertama versi lama lagu kebangsaan Jerman. Mengapa versi lama itu bermasalah?
Iklan
Petenis Jerman Alexander Zverev dalam putaran perdelapan final di turnamen tenis US Open melaporkan ulah seorang penonton kepada wasit, setelah penonton itu meneriakkan bait pertama versi lama lagu kebangsaan Jerman: "Deutschland über alles," atau Jerman di atas segalanya. Hal itu terjadi dalam pertandingan Zverev melawan petenis Italia Jannik Sinner.
"Dia meneriakkan frasa yang sangat mengganggu saya. Sebagai orang Jerman, saya tidak bangga dengan bagian sejarah itu,” kata Alexander Zverev kepada wartawan usai pertandingan yang akhirnya berhasil dia menangkan.
Frasa "Deutschland, Deutschland über alles" dulunya memang merupakan bagian dari lirik lagu kebangsaan Jerman, namun frasa itu dihapus setelah Perang Dunia II, dan yang digunakan hanya frasa dari baiut ketiga saja, yaitu "Einigkeit und Recht und Freiheit."
Iklan
Berasal dari lagu "Lied der Deutschen"
Adalah komponis terkenal Joseph Haydn yang menciptakan melodi lagu "Lied der Deutschen" (Lagu Orang Jerman) yang kemudian sangat populer dan sering disebut "Deutschlandlied" (Lagu Jerman). Lagu itu pertama kali dikumandangkan tahun 1797 untuk menghormati Kaisar Franz II, penguasa terakhir dari Kekaisaran Tahta Suci Romawi, yang kemudian menjadi kaisar Austria.
Germany’s problem with flags
01:29
Joseph Haydn hanya menciptakan melodinya. Liriknya dibuat kemudian oleh penyair Jerman August Heinrich Hoffmann von Fallersleben pada tahun 1841. Dia adalah seorang pendukung gagasan Jerman bersatu, yang ketika itu masih terdiri dari beberapa kerajaan kecil.
Itu sebabnya, dia menampatkan kata-kata pertama ini pada melodi Deutschlandlied: "Deutschland, Deutschland über alles / Über alles in der Welt" (Jerman, Jerman di atas segalanya / Di atas segalanya di dunia).
Pada tahun 1922, "Lied der Deutschen" secara resmi dinyatakan sebagai lagu kebangsaan Republik Weimar.
Masalah dengan era Nazi-Hitler
Ketika Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1930-an, rezim Nazi menyalahgunakan ayat pertama – "Deutschland über alles” – untuk menekankan apa yang mereka lihat sebagai "keunggulan Jerman" dibandingkan dengan negara dan ras-ras lain.
Auschwitz - Menengok Kekejaman Sebuah Kamp
Kamp konsentrasi Auschwitz berhasil dibebaskan pasukan Soviet, 27 Januari 1945. Sejak tahun 1996, tanggal ini dijadikan sebagai hari peringatan bagi para korban kekejaman Nationalsozialismus (Nazi).
Foto: AP
Pembebasan
75 tahun lalu, Tentara Merah berhasil membebaskan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz-Birkenau. Antara tahun 1940-1945, lebih dari satu juta orang, kebanyakan warga Yahudi, tewas dibunuh di kamp ini. Ketika tentara Soviet membebaskan kamp, mereka hanya menemukan sekitar 7000 orang yang selamat. Tampak dalam foto yang diambil Januari 1945, tiga orang penghuni kamp yang berhasil selamat.
Foto: AP
Hampir Mati Kelaparan
10 hari sebelum Tentara Merah membebaskan kamp ini, Nazi menggiring sekitar 60 ribu tawanan, dengan apa yang disebut Todesmarsch atau Mars Kematian, ke kamp lain. Mereka yang tinggal di kamp adalah para tahanan yang kondisinya telah lemah akibat kelaparan.
Foto: AP
Tahanan Anak
Nazi menahan sekitar 232 ribu anak-anak di Auschwitz-Birkenau. Kebanyak dari mereka adalah anak-anak keturunan Yahudi. Selain itu terdapat juga anak-anak Roma, anak-anak yang dikirim dari Polandia, Rusia dan Ukraina. Saat ini, masih hidup sekitar 300 anak dari 2000 anak yang berhasil diselamatkan 70 tahun lalu.
Foto: AP
Sinisme Nazi
"Arbeit macht frei“ atau terjemahan harfiahnya "Kerja Dapat Membebaskan“, semboyan yang terpampang di depan gerbang utama kamp konsentrasi Auschwitz I. Tahun 2009, plang tulisan asli di gerbang ini telah dicuri, dan diganti dengan satu replika. Plang asli yang berhasil ditemukan kembali kini disimpan di museum.
Foto: AP
Holocaust
Auschwitz-Birkenau merupakan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan terbesar yang dibangun Nazi. Dan kamp ini merupakan satu-satunya yang berhasil dipertahankan kondisinya sesuai dengan kondisi ketika kamp ini dibebaskan tahun 1945 – atau seperti tampak dalam foto yang dibuat tahun 1946.
Foto: AP
Tugu Peringatan Asli
Untuk mempertahankan kamp ini sebagai tugu peringatan, Polandia telah membentuk satu yayasan. Jerman telah menjanjikan 120 juta Euro dana yang dibutuhkan, sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang. Foto yang diambil tahun 1958 memperlihatkan gudang penyimpanan di balik pagar listrik tegangan tinggi
Foto: AP
Pembunuh
Salah satu dari 116 foto langka para petinggi Nazi di Auschwitz ini diambil pada tahun 1944. Richard Bär, yang sejak Mei 1944 memegang komando tertinggi di Auschwitz, di sebelahnya, Dr. Josef Mengele, komandan di Birkenau, Josef Kramer (tertutup wajahnya), serta mantan komandan Auschwitz Rudolf Höß. Pria paling kanan tidak diketahui identitasnya.
Foto: AP
Fotografer
Wilhelm Brasse berusia 25 tahun ketika tiba sebagai tahanan politik di Auschwitz. Atas perintah SS, ia membuat foto dari sekitar 40 ribu tahanan. Ia pun diharuskan mendokumentasikan eksperimen medis brutal yang dilakukan Dr. Mengele. Akibat trauma, setelah perang berakhir, tidak pernah sekalipun menyentuh kamera lagi. Kisah Brasse diabadikan dalam satu film Polandia berjudul "Potrecista“.
Foto: dpa
Seleksi
Foto dari tahun 1944 yang kini tersimpan di Museum Yad Varshem ini memperlihatkan para perempuan dan anak-anak, yang dipisahkan dari kelompok laki-laki. Mereka sedang menjalani psores ‚penyeleksian, ketika tiba di Auschwitz-Birkenau.
Foto: AP
Kerja Rodi
Mereka yang lolos dari 'seleksi’ diharuskan melakukan kerja yang berat. Tampak dalam foto, para perempuan yang lolos seleksi berdiri dalam antrian untuk menerima perintah kerja.
Foto: AP
Barak Perempuan
Kelaparan dan kedinginan merupakan keseharian yang harus dijalani para perempuan penghuni kamp di Birkenau. Mereka ditempatkan dalam barak terpisah di lokasi kamp.
Foto: dpa
Warisan Holocaust
Di area kamp Auschwitz seluas hampir 200 hektar terdapat 300 barak tahanan. Banyak bagian dari kamp konsentrasi Auschwitz yang sampai sekarang tetap terpelihara keasliannya dan dijadikan sebagai tugu peringatan serta museum kekejaman Holocaust. Museum ini juga dijadikan pusat penelitian Holocaust.
Foto: dpa
Krematorium
Auschwitz-Birkenau memiliki enam kamar gas serta empat krematorium. Rasa kengerian masih dapat dirasakan para pengunjung ketika melihat bekas oven pembakaran jenazah ini. Banyak tahanan dari seluruh Eropa dibunuh pada hari kedatangan mereka dan jenazah mereka dibakar di tempat ini.
Foto: AP
Rencana Pemusnahan
Salinan asli dari rencana pembangunan kamp konsetrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz tahun 1941 dan 1942. Salinan asli ini kini disimpan di Museum Holocaust Yad Vaschem di Yerusalem. Dalam salinan ini digambarkan berapa besar dan di mana saja akan dibangun kamar gas dan oven pembakaran korban. Salinan ini ditemukan pada tahun 2008 di sebuah apartemen di Berlin.
Foto: AP
14 foto1 | 14
Setelah pihak Sekutu mengalahkan Jerman dan Perang Dunia Kedua di Eropa berakhir tahun 1945, lagu kebangsaan itu dilarang dinyanyikan di depan umum. Ketika Jerman Barat berdiri, kanselir pertamanya Konrad Adenauer tahun 1952 meminta kepada Sekutu untuk mengizinkan lagi lagu kebangsaan, yaitu hanya bait ketiganya saja yang diawali dengan "Einigkeit und Recht und Freiheit / Für das deutsche Vaterland" (Persatuan dan keadilan dan kebebasan / untuk tanah air Jerman).
Dalam versi aslinya, "Lied der Deutschen" terdiri dari tiga bait, yang isinya memuji alam, penduduk dan tradisi Jerman. Bait kedua misalnya memuat kekaguman pada perempuan dan anggur Jerman.
Sedangkan negara Jerman Timur yang berhaluan sosialis ketika itu punya lagu kebangsaannya sendiri, yaitu "Auferstanden aus Ruinen" (Bangkit dari Reruntuhan)." Setelah reunifikasi Jerman, "Lied der Deutschen" menjadi lagu kebangsaan seluruh Jerman, tetapi hanya bait ketiganya saja.