Saat krisis keuangan global pada 2008 silam, program stimulus besar dari Beijing membantu Barat pulih dari krisis keuangan. Namun hal ini tidak akan terjadi pada masa pemulihan pascapandemi COVID-19.
Iklan
Setelah mencabut kebijakan nol-COVID yang sangat ketat pada bulan Desember, ekonomi Cina mulai bangkit, tapi tidak dalam tempo yang diharapkan. Impor Cina mengalami kontraksi tajam pada bulan April sebesar 7,9%, sementara ekspornya tumbuh lambat, hanya 8,5% dibandingkan dengan 14,8% pada bulan Maret.
Sementara itu, pinjaman bank pada bulan April juga turun tajam, kurang dari seperlima nilai bulan Maret. Ini menandai adanya kelambatan investasi dan pertumbuhan.
"Ekonomi Cina tidak akan meledak dan juga tidak akan kembali ke dekade emas 2010-an, ketika pertumbuhan mencapai tingkat dua digit," kata Steve Tsang, direktur China Institute di School of Oriental and African Studies di London kepada DW.
Ancaman yang pernah disampaikan Cina untuk menginvasi Taiwan juga terus menimbulkan kekhawatiran dan sikap menjauh di Barat. Ditambah lagi sikap lunak Beijing terhadap Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Hidup di Era Pandemi COVID-19
Lebih dari setahun yang lalu, virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan telah menginfeksi lebih dari 100 juta orang. Wabah ini mengubah hidup kita.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Jaga jarak fisik
Singapura telah mencatat tingkat infeksi virus corona terendah sejak Oktober 2020. Para pengamat memuji negara itu karena memantau warganya secara ketat, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pelacakan. Menurunnya infeksi membuat pemerintah mengizinkan penduduk setempat mengunjungi bioskop di area terbuka - asalkan menjaga jarak secara fisik.
Foto: Edgar Su/REUTERS
Kecemasan tersebar luas di Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Pasien di rumah sakit dekat Cape Town ini adalah satu dari 1,4 juta warga yang telah terinfeksi virus corona. Varian baru yang dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2, meningkatkan kecemasan warga. Sama seperti varian Inggris, mutasi Afrika Selatan ini dianggap sangat menular.
Foto: Rodger Bosch/AFP/Getty Images
Jaga jarak sosial sambil menikmati matahari
Dengan suhu musim panas yang membumbung tinggi, banyak orang Australia menikmati berenang di laut. Tanda-tanda peringatan telah dipasang untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sambil menikmati matahari, demi mencegah lonjakan infeksi baru. Jumlah kasus di Australia turun drastis sejak September lalu.
Foto: Bai Xuefei/Xinhua/imago images
Duka yang ditinggalkan
Kelvia Andrea Goncalves menangis di makam ibunya di kota Manaus, Brasil. Andrea dos Reis Brasao meninggal pada usia 39 tahun akibat COVID-19. Banyak orang menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro atas situasi suram negara itu. Lebih dari 221.000 warga Brasil telah meninggal akibat virus corona.
Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Lebih baik aman daripada menyesal?
Di Hong Kong, pihak berwenang telah menutup seluruh wilayah tanpa peringatan sebelumnya, sebagai respon atas peningkatan infeksi yang tiba-tiba. Sama seperti di Cina, kota itu telah memberlakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah. Kebijakan tersebut berhasil membuat tingkat infeksi sangat rendah.
Foto: Tyrone Siu/REUTERS
Aman di dalam 'gelembung'
Band rock asal AS, The Flaming Lips menemukan cara untuk menggelar konser dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik. Belum lama ini saat mereka konser di Oklahoma, penonton diminta untuk masuk ke dalam bola plastik besar. Dengan cara ini, mereka dapat menari menikmati musik dengan aman. Bahkan penonton juga bisa mengangkat tubuh Wayne Coyne saat dia terjun dari panggung.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Gereja jadi pusat vaksinasi
Banyaknya gereja yang tutup, kini dimanfaatkan sebagai pusat vaksinasi darurat seperti di Katedral Lichfield, dekat Birmingham, Inggris. Tidak seperti negara anggota Uni Eropa yang saat ini menghadapi kekurangan vaksin COVID-19, Inggris telah menerima pasokan dosis yang stabil.
Foto: Carl Recine/REUTERS
Banyak orang berharap pandemi segera berakhir
Amy Ezzat menyiapkan kue berbentuk dosis vaksin untuk dibagikan kepada pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Kairo. Mesir telah berjuang melaksanakan kampanye inokulasi di seluruh negeri. Penulis: Ines Eisele (ha/pkp)
Foto: Hanaa Habib/REUTERS
8 foto1 | 8
Ancaman terhadap Taiwan membuat Cina terisolasi
"Terkait Taiwan, meningkatnya ketegangan atau perang akan menyebabkan pergeseran seismik," kata Pushan Dutt, profesor ekonomi di sekolah bisnis INSEAD di Singapura kepada DW. "Perusahaan multinasional akan keluar dari Cina, pasar ekspornya akan ditutup, dan sanksi akan diberlakukan."
Iklan
Steve Tsang juga melihat masalah dalam politik luar negeri Cina. "Kebijakan luar negeri yang tegas yang diberlakukan oleh Presiden Xi Jinping menyebabkan AS dan negara-negara Barat lainnya mulai memisahkan diri, atau mengurangi risiko, dalam hubungan ekonomi mereka dengan Cina, yang berarti bahwa faktor kunci yang sebelumnya mendukung pertumbuhan pesat di Cina melemah," katanya.
Para pembuat kebijakan di Barat juga semakin kritis melihat proyek global Belt and Road Initiative (BRI) yang dicanangkan Cina dengan dana investasi senilai 840 miliar dolar AS. BRI merencanakan pembangunan untuk jalan, jembatan, pelabuhan, dan rumah sakit di lebih dari 150 negara. Kekhawatiran kini muncul bahwa proyek-proyek infrastruktur raksasa itu bisa menjerumuskan negara-negara miskin dan berkembang ke dalam perangkap utang.
Bulan lalu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyesalkan kemungkinan fragmentasi ekonomi global menjadi blok persaingan yang dipimpin oleh Cina dan AS. Dia memperingatkan bahwa ketegangan antara kedua blok bisa merusak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ancaman inflasi.
Tidak Ada Produk Jerman di 5 Besar Mobil Listrik Tahun 2017
Penjualan mobil hybrid dan murni listrik tahun lalu naik menjadi 3,79 juta, lompatan 28 persen. Lambat laun mobil listrik makin populer. Inilah lima kendaraan listrik yang terlaris tahun 2017.
Foto: imago/A. Prost
Ranking 5: Tesla Crossover SUV Model X
Tahun 2017, Tesla menjual 33.000 unit Model X, menurut data dari peneliti pasar yang berbasis di Inggris, JATO Dynamics. Itu menempatkan mobil mewah berukuran sedang dengan pintu sayap falcon ini di posisi ke-5 dalam daftar mobil listrik terpopuler yang terjual tahun lalu.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Pedersen
Ranking 4: Kecil dan unik...
Model sukses dari Cina: Zotye Zhidou (ZD). Sekitar 42.000 unit terjual tahun lalu. Mobil kecil ini terutama laku di pasar Asia yang terus berkembang.
Foto: picture alliance/dpa/Hao Xiqing
Ranking 3: Nissan Leaf
Pabrikan otomotif Jepang Nissan memperkenalkan Nissan Leaf tahun 2010. Mobil lima pintu ini menjadi mobil listrik ketiga terbanyak dalam angka penjualan tahun lalu, yaitu sekitar 46.000 unit. Kelebihan mobil ini adalah, baterainya bisa diisi sampai 80 persen dalam waktu 30 menit.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Harms
Ranking 2: Tesla Model S
Mobil Tesla Model S adalah mobil listrik dengan kekuatan dan percepatan tinggi. Mobil ini juga punya fitur autopilot, sehingga pengendaranya bisa santai, sementara mobil meluncur secara otonom di jalan. Tahun 2017 terjual sekitar 47.000 unit.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
Ranking 1: BAIC EC dari Cina
Inilah mobil listrik dengan angka penjualan tertinggi tahun lalu: 78.000 unit meninggalkan ruang showroom. Mobil listrik yang kecil dan kompak ini sangat populer di Cina. Mobil gaya trendi ini punya jangkauan sekitar 200 kilometer (Teks: Hardy Graupner/hp/yf)
Foto: picture alliance/dpa/Zhang Tao
5 foto1 | 5
Beijing memprioritaskan 'pertumbuhan berkualitas'
Alasan lain untuk melambatnya angka pertumbuhan ekonomi Cina adalah rencana strategis Beijing sendiri untuk memprioritaskan "pertumbuhan berkualitas” ketimbang kuantitas. Namun reformasi ini, bagaimanapun, membutuhkan waktu.
"Cina telah mencoba merekayasa pergeseran dari produsen kelas bawah menjadi (kekuatan) dominan di industri masa depan (kecerdasan buatan, robotika, semikonduktor, dll.),” kata pakar ekonomi Pushan Dutt.
Saat bergerak menjauh dari industri berat yang didominasi perusahaan milik negara menuju inovasi dan konsumsi domestik, perlambatan pertumbuhan adalah hal yang "wajar-wajar" saja, tambahnya.
Pada saat yang sama, IMF memperkirakan bahwa Cina akan terus menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi global selama lima tahun ke depan, menyumbang sekitar 22,6% dari total pertumbuhan dunia, dibandingkan dengan Amerika Serikat yang diprediksi hanya menyumbang 11,3% dari total pertumbuhan global.
Sementara permintaan Barat yang melambat akan terus berdampak negatif pada ekspor Cina, ekonomi domestiknya masih memiliki potensi besar, terutama karena permintaan domestik hampir terhenti selama tiga tahun penguncian ketat COVID-19.
"Konsumen Cina telah mengumpulkan sekitar 2,6 triliun dolar surplus tabungan selama pandemi," kata Dutt kepada DW." Jadi, saya perkirakan sektor jasa akan mengisi kekosongan dalam jangka pendek."