Apa betul tes keperawanan akan menjaga perilaku seks? Menurut Ayu Utami, isu keperawanan merupakan simbol ketidakadilan atas perempuan.
Iklan
Ada keruwetan yang tampaknya sengaja dipelihara setiap kali orang-orang bicara keperawanan. Saya mencoba mengurainya:
1) Agama selalu menganjurkan tingkah laku seks yang bertanggung jawab. Ada yang tidak setuju? Saya saja setuju bahwa seks itu harus bertanggungjawab dan sebaiknya terbatas. Memang perbedaan terjadi pada derajat dan bentuk tanggungjawab itu. Tapi, sekarang, kita periksa sedikitnya tiga ajaran monoteis: adakah ayat yang mewajibkan tes keperawanan? Saya berani bilang tidak. Pembuktian keperawanan adalah praktik adat, bukan agama.
2) Ada banyak hal baik dalam adat. Tapi banyak juga yang sangat buruk. Judi, mabuk, dan perbudakan, misalnya. Tes keperawanan bisa kita golongkan dalam hal yang buruk. Tentu ada yang bertanya: kenapa? Bukankah pembuktian keperawanan menjadi alat kontrol untuk perilaku seks yang terkendali?
3) Apa betul tes keperawanan akan menjaga perilaku seks? Jawabannya tidak. Selaput dara sekarang bisa dipasang ulang kok! Riset saja sedikit: banyak klinik menyediakan pasang-ulang himen. Asal bisa bayar. Artinya, peraturan keperawanan akan membuat ekonomi biaya tinggi dan yang miskin lebih menderita.
6 Mitos Keperawanan
Apakah keperawanan seorang perempuan bisa diketahui lewat bentuk fisiknya? Berikut beberapa mitos tentang keperawanan yang sudah berkembang sejak lama dan dipercaya banyak orang.
Foto: Colourbox/L. Dolgachov
Tidak Berdarah
Jika seorang perempuan tidak mengeluarkan darah saat berhubungan seks untuk pertama kalinya bukan berarti bahwa ia tidak perawan lagi. Tebalnya selaput dara pada setiap perempuan berbeda. Menurut penelitian, bahkan ada juga perempuan yang tidak memiliki selaput dara. Selaput dara bisa robek bukan saja karena hubungan seksual, tapi juga bisa dikarenakan kecelakaan atau olahraga.
Foto: mekcar - Fotolia.com
Wajah Kusam
Perempuan yang tidak perawan berwajah kusam? Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa perawan atau tidaknnya seorang perempuan bisa dilihat dari wajahnya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wajah tidak berseri, seperti pola makan, perkembangan hormon yang tidak seimbang, pemakaian kosmetik yang tidak sesuai dengan jenis kulit dan juga kekurangan vitamin A dan B.
Foto: Fotolia/evgenyatamanenko
Jalan Mengangkang
Bahwa seorang perempuan jalannya mengangkang karena sudah tidak perawan adalah mitos belaka. Cara jalan seseorang dipengaruhi banyak faktor, seperti bentuk tulang kaki, tulang pinggul dan juga lingkar paha.
Foto: Colourbox/L. Mouton/AltoPress/Maxppp
Pinggul Membesar
Hubungan seks tidak membengaruhi bentuk badan perempuan. Selain kehamilan, perubahan ukuran pinggul perempuan dipengaruhi oleh gaya hidup dan faktor makanan.
Foto: Colourbox/marin
Payudara atau Pantat Kendur
Hubungan antara perawan dan tidak perawan tidak bisa diukur dari ukuran dan bentuk payudara atau pantat. Jadi jika seorang perempuan memiliki payudara yang kendur bukan berarti ia tidak perawan. Ukuran dan bentuk payudara dipengaruhi ukuran tubuh seseorang dan juga faktor keturunan, hormon serta gizi.
Foto: Fotolia/Forgiss
Urin Lebih Keruh
Kehamilan bisa diketahui lewat tes urin. Tapi tidak ada teori bahwa warna urin bisa dijadikan patokan apakah seorang perempuan masih perawan atau tidak. Warna urin dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi, juga oleh beberapa jenis obat-obatan.
Foto: Imago
6 foto1 | 6
4) Masih menjawab pertanyaan point 3: Dari segi teknis, jika sebuah peraturan akan ditegakkan, harus ada alat ukur. Harus ada “standar selaput dara” yang diasumsikan universal. Padahal manusia tidak bisa distandarisasi kecuali dengan pelanggaran hak asasi yang gila-gilaan. Alat kelamin itu lain-lain, bung dan mpok! Punya cowok ada yang sedikit condong ke kanan ada yang ke kiri, mendongak atau menunduk. Dan cewek, ada yang bisa “ejakulasi” tapi kebanyakan yang tidak, ada yang merasa punya G-spot ada yang tidak. Tidak ada standar! Bagaimana kau mau bersikap adil dalam pembuktian keperawanan?
Mutilasi Genital di Afrika
Mutilasi organ kelamin perempuan sudah dilarang di banyak negara Afrika, tapi masih dipraktikan secara meluas. Misalnya di kalangan anak perempuan etnis Pokot di Kenya.
Foto: Reuters/S. Modola
Silet Pemotong
Seorang dukun wanita memegang silet, alat utama pemotongan bagian kelamin anak perempuan etnis Pokot di kawasan Rift Valley, Kenya. Tradisi mengerikan ini di kalangan sejumlah etnis di Afrika menandai peralihan dari masa kanak-kanak menjadi perempuan dewasa. Walaupun sejumlah negara melarang praktik ini, tapi tradisi tetap dilakukan secara luas terutama di pedesaan.
Foto: Reuters/S. Modola
Persiapan Ritual
Perempuan dan anak-anak etnis Pokot menghangatkan diri di api unggun menjelang ritual penyunatan perempuan. Di sejumlah etnis Afrika, perempuan yang tidak disunat, kecil peluangnya untuk menarik lelaki agar mengawininya. Di banyak kawasan, perkawinan merupakan satu-satunya jalan agar ekonomi rumah tangga tetap bergulir. Perempuan yang menolak tradisi ini biasanya akan dikucilkan oleh warga.
Foto: Reuters/S. Modola
Mustahil Melawan
Sebelum disunat anak perempuan dimandikan. Mereka juga tahu masalah yang dihadapi setelah disunat: gangguan kesehatan, kemandulan, infeksi kista atau kompilkasi saat melahirkan. Tradisi mutilasi kelamin perempuan dilaporkan dipraktikan di 28 negara Afrika, semenanjung Arab dan di Asia.
Foto: Reuters/S. Modola
Tegang Menunggu
Anak peremuan Pokot ini dengan tegang menunggu seremoni penyunatan. Kenya resmi melarang praktik mutilasi kelamin perempuan itu sejak 2011. Praktik penyunatan perempuan kebanyakan dilakukan tanpa bius dan alat yang steril. Dampak kesehatan sering harus diderita sepanjang hidup.
Foto: Reuters/S. Modola
Tidak Boleh Menangis
Seorang dukun sedang melakukan penyunatan yang berbahaya. Anak perempuan yang disunat tidak boleh menangis dan harus tunjukkan ketabahan. WHO melaporkan 10 persen anak perempuan tewas sesaat setelah disunat, 25 persen meninggal akibat dampak ikutannya. Tidak ada data statistik angka mutlak jumlah anak perempuan yang meninggal setelah penyunatan.
Foto: Reuters/S. Modola
Batu Berdarah Tanda Bukti
Bagian kelamin yang dimutilasi berbeda di tiap etnis. Etnis Pokot menjahit Vulva hingga rata. WHO mencatat tiga jenis mutilasi, yakni pemotongan Klitoris, pemotongan Klitoris dan Labia serta pemotongan Labia besar dan menjahit alat kelamin perempuan hingga tinggal bukaan kecil.
Foto: Reuters/S. Modola
Tubuh Diwarnai Putih
Ritual etnis Pokot adalah mewarnai tubuh anak perempuan yang hendak disunat dengan warna putih. Jika anak yang disunat meninggal akibat kehilangan darah atau infeksi, hal itu diterima sebagai nasib buruk. Berbagai penyuluhan tentang bahaya mutilasi kelamin perempuan sulit diterima warga yang kurang pendidikan. Kenya membentuk polisi pengawas aturan larangan sunat.
Foto: Reuters/S. Modola
Trauma Untuk Hidup
Anak yang mengalami Trauma setelah disunat diselimuti kulit binatang. Sekarang mereka siap untuk dikawinkan dan minta mahar tinggi. Banyak etnis menganggap perempuan yang disunat lebih higienis dan lebih reproduktif. Suaminya juga akan lebih setia. Realitanya kerusakan akibat mutilasi kelamin, sering tidak bisa dipulihkan lagi lewat operasi Plastik.
Foto: Reuters/S. Modola
Tradisi Berlanjut?
Anak perempuan ini sepanjang hidupnya tidak akan melupakan prosedur brutal menyakitkan itu. Apakah nanti setelah dia menjadi ibu, bisa atau bersedia melawan tradisi mengerikan itu? Tren justru menunjukkan kebalikannya. Kini main banyak praktik penyunatan dilakukan pada bayi perempuan, karena bayi lebih cepat sembuh dan tidak menunjukkan gejala kesakitan seperti pada anak remaja.
Foto: Reuters/S. Modola
9 foto1 | 9
5) Demi keadilan pula, peraturan ini tidak adil sebab hanya berlaku untuk perempuan. Dan itu pun didasarkan atas asumsi yang palsu: bahwa semua keperawanan perempuan bisa dibuktikan.
6) Jika sebuah aturan tidak berlaku setara terhadap semua orang, maka kita bisa melihat ideologi dan kekuasaan apa yang bermain di baliknya. Dengan gamblang kita melihat ideologi kekuasaan lelaki. Patriarki. Pria menjadi subjek, wanita objek. Perhatikan: dalam mendukung nilai ideal tentang perilaku seks yang baik, perempuanlah yang disuruh menanggung beban paling berat! Beban itu tidak dibagi rata, melainkan ditanggung oleh yang dikuasai.
Apa Yang Terjadi pada Tubuh, Jika Anda Puasa Seks?
Banyak situasi yang membuat Anda terpaksa tak lagi berhubungan seks, misalnya berpisah dengan pasangan, hubungan jarak jauh, dan lainnya. Tapi tahukan Anda, apa yang terjadi pada tubuh ketika berhenti melakukan seks?
Foto: Colourbox
1. Tidak, vagina tak bertambah "sempit"
Berpantang dari seks tidak membuat organ intim perempuan jadi semakin "sempit." Itu hanya mitos. Vagina elastis. Tapi berhenti berhubungan seks sementara waktu bukan berarti mengembalikan keperawanan. Yang terjadi adalah, jaringan lapisan vagina tak lagi terbiasa rileks dalam menanggapi rangsangan maupun penetrasi, sehingga ototnya perlu dilatih lagi saat kembali berhubungan seks.
Foto: Colourbox
2. Pada pria, berpotensi disfungsi ereksi
Aktivitas seksual secara teratur memiliki efek positif pada kemampuan ereksi pria. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine, pria yang jarang atau berhenti berhubungan seks lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi dibanding pria yang melakukannya secara rutin. Penis terdiri dari otot. Seperti halnya olahraga, seks secara teratur mengencangkan otot.
Foto: Fotolia/Atlantis
3. Sistem kekebalan tubuh jadi lebih rentan
Para peneliti di Wilkes University Pennsylvania menemukan bahwa orang yang berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu daya tahannya lebih tinggi terhadap virus atau kuman, dibanding yang jarang berhubungan intim. Jika tak berhubungan seks, perbanyaklah olahraga dan minum multivitamin.
Foto: Colourbox
4. Libido nenurun
Terdapat kontroversi mengenai itu. Beberapa ahli menyebutkan aktivitas seksual rutin "menyalakan" libido. Berhenti melakukannya bisa mengurangi hasrat dan hambat respon hormonal untuk gairah. Jika berhenti seks, tubuh dan pikiran menyesuaikan diri dengan kehidupan baru.Namun pakar lain tak setuju dengan hal itu. Menurut mereka, hal itu dikembalikan lagi pada pengalaman individu itu sendiri.
Foto: imago/emil umdorf
5. Bisa menjadi stres
Berhubungan seks bisa melepas stres dan ketegangan dalam tubuh secara fisik dan emosional. Penelitian menemukan bahwa orang yang tak melakukan hubungan seksual secara teratur memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dalam menanggapi stres daripada orang yang melakukannya. Olahraga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi rasa stres ini.
Seks membantu melepas rasa resah. Para peneliti Skotlandia menemukan orang-orang yang tidak memiliki kehidupan seksual lebih mereka berat menghadapi situasi sulit, dibanding mereka yang berhubungan seksual paling tidak dua minggu sekali. Sebab, saat berhubungan seks, otak melepaskan hormon pemicu rasa senang, seperti endorfin dan oksitoksin.
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs
7. Jantung jadi lebih berisiko
Kehidupan seksual yang baik sangat terkait dengan kesehatan jantung. Anda bisa menyeimbangkannya dengan olahraga. Jantung akan kembali sehat daripada sebelumnya, ketika Anda berhenti berhubungan seks.
Foto: Fotolia/Dmytro Tolokonov
8. Memerlukan pelumas tambahan
Berhubungan seks secara teratur pada dasarnya adalah cara ‘memanaskan‘ organ seksual. Ahli kesehatan seksual menunjukkan bahwa proses pelumasan gairah dapat dipicu dari seks yang rutin. Jika Anda berhenti untuk sementara waktu, Anda mungkin perlu sedikit bantuan pelumas ekstra di 'wilayah intim'.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
9. Menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual
Infeksi saluran kemih sering disebabkan oleh perpindahan bakteri ke saluran kemih akibat berhubungan seks. Tidak berhubungan seks mengurangi resiko ini. Selain itu, juga menghindarkan dari risiko penyakit menular seksual.
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa aktivitas seksual meningkatkan pertumbuhan neuron di hippocampus otak. Berhenti seks tidak membuat otak tumbuh sama sekali. Jika tiba-tiba Anda menjadi sangat produktif dan menyelesaikan teka-teki silang untuk pertama kalinya dalam enam minggu tak berhubungan seks, bisa jadi hanya karena Anda merasa bosan.
Foto: Fotolia/Mopic
10 foto1 | 10
7) Itulah yang saya sebut dalam otobiografi saya Pengakuan Eks Parasit Lajang sebagai “komodifikasi keperawanan”.
8) Kita kembali kepada nilai ideal yang diperjuangkan: perilaku seks yang bertanggungjawab. Saya tak punya keberatan sama sekali tentang seks harus bertanggungjawab. Masalahnya, siapa yang harus menanggung? Siapa yang harus berkorban? Di sinilah kita memperjuangkan masyarakat yang baik dan adil bagi semua orang. Jika hanya perempuan yang menanggung suatu beban, itu tidak adil. Jangan diteruskan. Lantas?
9) Orang tetap bisa mengusahakan masyarakat yang seksualitasnya lumayan tertib tanpa harus memproduksi ketidakadilan. Tapi, coba pikirkan pertanyaan ini: Anda lebih suka “menegakkan ketertiban sambil melakukan ketidakadilan”, atau “mencoba membangun ketertiban sambil memperjuangkan keadilan”?
Colonia Dignidad: Kisah Kelam Koloni Jerman di Chili
Colonia Dignidad, seyogyanya berarti koloni yang bermartabat. Namun, harkat kemanusiaan tak dapat ditemui di permukiman terpencil di Chili itu. Penyiksaan dan kekerasan seksual diduga bahkan menimpa anak-anak.
Tidak ada "amal"
"Organisasi Sosial bidang Pendidikan dan Amal yang Bermartabat" adalah semboyan permukiman terpencil "Colonia Dignidad" di selatan Chili tersebut. Sekte ini didirikan oleh aktivis pemuda protestan Jerman, Paul Schäfer yang berasal dari kota Bonn.
Foto: picture-alliance/dpa
"Paman Paul"
Tahun 1950 Paul Schäfer melakukan kekerasan seksual terhadap anak dari gereja Baptist Jerman. Ketika investigasi berlangsung, ia melarikan diri ke Chili dan mendirikan Colonia Dignidad. "Paman Paul" kembali melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dipaksa bekerja di sana, sebagian dari mereka bahkan diculik dari Jerman. Ia juga menggunakan perangkat listrik sebagai alat penyiksaan.
Foto: dpa - Bildfunk
Dalang di balik kekejian "Colonia Dignidad"
Paul Schäfer bersahat erat dengan lingkaran ekstrimis kanan. Semasa rezim militer, Colonia Dignidad juga digunakan sebagai tempat penyiksaan lawan politik Pinochet (1973-1990). Ketika rezim tumbang, Schäfer melarikan diri dan tertangkap di Argentina tahun 2005. Mantan tentara Hilter ini dihukum 20 tahun penjara atas 25 kasus kekerasan seksual. Ia meninggal di penjara pada usia 88 tahun.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Pisarenko
Penebusan terakhir
Kurt Schnellenkamp, rekan Paul Schäfer, dipenjara tahun 2013. Ia berusia 88 tahun saat pengadilan Chili menjatuhkan vonis atas kasus penahanan ilegal dan kekerasan seksual terhadap anak. Putranya, Klaus, yang melarikan diri dari sekte totalitarian tersebut, menuliskan kisah masa kecilnya dalam buku berjudul "Born in the Shadow of Fear," tahun 2007.
Foto: Reuters
Aktor yang tersisa
Mantan wakil kepala dan dokter Colonia Dignidad, Hartmut Hopp, melarikan diri dari vonis hukuman di Chili tahun 2011. Ia sempat hidup bebas di Jerman akibat pemerintah Jerman menolak mengekstradisi warganya. Senin (14/08/2017) pengadilan Krefeld memutuskan bahwa hukuman lima tahun penjara sesuai vonis pengadilan Chili akan dilanjutkan di Jerman.
Foto: picture alliance/dpa
Di mana anak-anak kami?
5 Mei 1988, kerabat dari para tahanan yang disiksa di Colonia Dignidad berdemonstrasi di depan pintu masuk permukiman yang berkedok sebagai komunitas sekte Kristen tersebut. Pada saat diktator Pinochet berkuasa, koloni ini berfungsi sebagai bagian dari dinas rahasia militer Chili, Dirección de Inteligencia Nacional (DINA).
Foto: dpa
Koloni pasca Pinochet
Pasca menjabat sebagai presiden pertama pasca tumbangnya era diktator, Patricio Aylwin (1990 - 1994) mendeklarasikan status Colonia Dignidad sebagai "negara di dalam negara". Presiden yang memimpin Chili di masa transisi demokrasi ini menghapus status badan amal Colonia Dignidad tahun 1999. (Pada foto tampak Aylwin bersama dengan Pinochet)
Foto: Biblioteca del Congreso Nacional de Chile
Masih banyak yang hilang
Tahun 2005, pemerintah Chili merilis arsip rahasia yang mendata sekitar 39 ribu orang yang pernah ditahan di Colonia Dignidad. Kelompok HAM masih terus berusaha mengungkap nasib para korban yang menghilang sepanjang era kediktatoran Pinochet.
Foto: Asocacion por la Memoria y los Derechos Humanos Colonia Dignidad
Diangkat ke layar lebar
Tahun 2016 film berjudul "The Colony" yang dibintangi Emma Watson dan Daniel Brühl, mengangkat kisah nyata pasangan berkewarganegaraan Jerman yang terjebak dalam gejolak politik ketika Pinochet mulai berkuasa. Tak hanya memperlihatkan peristiwa penangkapan para aktivis politik, film ini juga menceritakan kondisi mencekam yang dihadapi para penghuni Colonia Dignidad.
Foto: Majestic Filmverleih GmbH
Perjalanan ke masa lampau
Sulit dipercaya, namun realitanya Colonia Dignidad bersolek menjadi lokasi wisata yang dilengkapi dengan promosi trip menggunakan jip. Di koloni yang kini bernama "Villa Baviera" tersebut, tiap tahun pengunjung juga dapat menghadiri "Oktoberfest", festival bir layaknya di Munich. Para penghuni koloni terdahulu masih menempati lokasi seluas 30 ribu hektar tersebut.
Foto: Archivo Villa Baviera
10 foto1 | 10
10) Tes keperawanan adalah sebuah tindakan penghinaan martabat karena: i) membuat manusia perempuan menjadi objek―organ tubuhnya diperiksa, diobok-obok, diletakkan di bawah kuasa; ii) dan kuasa itu sewenang-wenang, sebab mendasarkan diri pada kekuasaannya sendiri (yaitu asumsi palsu bahwa selaput dara bisa diukur dan menjadi ukuran martabat wanita); iii) membuat perempuan bisa dikomodifikasikan (wanita dinilai dan diberi perlakuan berdasarkan penilaian itu) iv) = pemerkosaan itu sendiri.
+1) Sekali lagi, kita bisa membangun masyarakat yang bertanggungjawab perihal seks tanpa harus melakukan ketidakadilan. Justru dengan menghidupkan suasana kesetaraan jender sejak usia dini, sehingga kecenderungan mengobjekkan dan mengkomodifikasikan perempuan tidak lagi dominan, maka manusia bisa tumbuh menjadi dewasa dan saling menghargai.
Negara-negara dengan Tingkat Kepuasan Seksual Tertinggi Sejagad
Tingkat penyakit seksual, kehamilan remaja & aborsi di negara-negara sosial liberal lebih rendah dibanding yang represif. Juga kehidupan seksualnya jauh lebih memuaskan. Peringkat berdasar penelitian AlterNet.
Foto: Colourbox/E.Wodicka
Swiss
Swiss terkenal progresif soal legalisasi prostitusi, liberalisasi pornografi, program pendidikan seks yang dimulai sejak taman kanak-kanak. Data AlterNet tunjukkan warga Swiss pemuncak peringkat dalam kepuasan seksual. Hasil survey: 21% responden merasakan kehidupan seks yang sangat memuaskan,32% mengaku berhubungan seks di tempat umum. Tingkat kehamilan remaja di Swiss terendah di dunia
Seperempat responden di Spanyol mengaku kehidupan seksual mereka memuaskan. Pria negeri matador ini menyandang status sebagai pencinta terbaik di dunia. Sebuah penelitian dengan 9850 responden mengungkap 90% pria & perempuan Spanyol menyatakan memperoleh kepuasan seks. Tingkat kepuasan seksual mereka meningkat dari waktu ke waktu dengan pasangan yang konsisten, ketimbang yang bergonta-ganti.
Foto: Getty Images/David Ramos
Italia
Menurut Men’s Health, di Italia, ada hubungan erat antara makan dan seks. Rayuan seksual dimulai dari meja makan. Studi menunjukkan perempuan Italia yang menikmati 2 gelas anggur/hari menikmati kepuasan seksual yang lebih besar daripada yang tidak minum. Survei menunjukkan 64% responden mengaku kehidupan seksual mereka memuaskan. 1/3-nya mengharapkan seks berlangsung lebih dari 10 menit.
Foto: imago/INSADCO
Brasil
Yang perempuan langganan juara ajang kecantikan dunia. Laki-lakinya menyandang status pecinta terbaik kedua di dunia setelah Spanyol. Sebuah laporan mengklaim 82% responden berhubungan seks sekali seminggu. Riset lain menemukan rata-rata mereka bercinta 145 kali/ tahun (setara +-3 kali seminggu). Para ‘Latin Lover‘ ini tercatat paling tinggi tingkat kehilangan keperjakaan/keperawaannya di dunia.
Foto: Getty Images/M.Tama
Yunani
Sejak berad-abad orang Yunani sangat santai membahas hasrat seksual. Orang-orang Yunani umumnya membahas seks di tempat kerja, dengan teman-teman, dan yang paling penting, dengan pasangan mereka. Komunikasi memperbaiki kehidupan seks. Durex mengklaim rata-rata warga Yunani melakukan hubungan intim 164 kali/tahun. Adapun 51% responden dalam survei menyatakan puas dengan kehidupan seks mereka.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Messara
Belanda
64% responden Belanda dalam sebuah penelitian meyakini bahwa seks merupakan kebutuhan dasar dan mereka lebih terbuka bicara soal seks. Belanda memiliki tingkat kehamilan remaja 5,3 per 1.000 orang, lebih rendah dibanding AS (39,1 per 1.000). Tingkat aborsi jauh lebih rendah demikian pula tingkat penularan HIV. 22% responden survei menyatakan kualitas kehidupan seks mereka sangat baik
Foto: picture-alliance/AP
Meksiko
63% responden mengaku kehidupan seks mereka memuaskan. Pada tahun 2008, pemerintah Mexico City mendistribusikan lebih dari 700.000 buku pendidikan seks di sekolah tinggi yang mencakup pengendalian kelahiran, aborsi dan homoseksualitas. Pekerjaan seks dilegalkan dan diatur di beberapa wilayah. Sayangnya, tema perdagangan manusia di Meksiko masih jadi masalah serius di negeri itu.
Foto: Colourbox/Kzenon
India
Rata-rata responden kehilangan keperjakaan/keperawanan pada usia 22 tahun. Men’s Health mengungkap, pria India lebih menikmati permainan bercinta daripada orgasmenya sendiri. Pria India menghabiskan waktu pada proses merayu dan permainan awal dibandingkan dengan negara-negara lain. Rata-rata yang dihabiskan untuk melakukan hubungan seksual 13 menit. 61% reponden mengaku kehidupan seksnya memuaskan
Foto: DW
Australia
75% responden Australia mengklaim pernah melakukan hubungan seks di perjalanan atau kendaraan. Cosmopolitan menulis 27% wanita Australia "tidak ingin kehidupan seks mereka berubah. Meski sebagian kecil dari mereka merasa tak ada salahnya mencoba hal-hal baru. Beberapa perempuan negeri kangguru ini punya fantasi tentang ‘threesome‘.
Foto: Bernd Leitner - Fotolia.com
Nigeria
Studi Durex menempatkan Nigeria di posisi teratas. Menurut studi Durex, Nigeria 67% responden dalam studinya mengaku memperoleh kepuasan dalam berhubungan seksual. Warga Nigeria terhitung cukup lama durasinya dalam berhubungan seks, dengan rata-rata 24 menit/sesi..Statistik ini agak mengejutkan, mengingat pandangan konservatif Nigeria dalam hal pernikahan sesama jenis.
Foto: Katrin Gänsler
Jerman
Meskipun warga Jerman dicap sebagai "pecinta terburuk" di dunia, namun mereka mengaku kehidupan seksualnya memuaskan. Jerman adalah rumah bagi beberapa program pendidikan seks yang paling komprehensif di dunia dan dikenal karena kebijakan politik progresif soal pekerja seks. 32% responden Jerman mengaku pernah melakukan ‘one-night-stand‘ dan 30% pernah melakukan hubungan seks di tempat umum.
Foto: Colourbox
Cina
Masyarakat Cina dinilai paling konservatif mengalami represi. Tapi di balik pintu tertutup, penduduknya berhubungan seks lebih sering dibanding kebanyakan negara lain, 78% mengaku sekali/ minggu. Rahasianya? Teknologi, demikian menurut Men’s Health. Cyber sex & toko seks online mengalami kemajuan pesat. Cina bahkan memiliki SEXPO di Shanghai. 70% sex toy di dunia diproduksi di Cina.
Foto: picture-alliance/dpa
Keintiman dalam komunikasi
dari sekian banyak studi yang dirangkum AlterNet, salah atunya adalah penelitian yang dilakukan produsen kondom Durex. Hasilnya, 82% responden merasakan kepuasan hubungan intim karena adanya sikap saling menghargai dan komunikasi yang baik antar pasangan.