Mengejutkan! Deddy Mizwar Jadi Jubir Jokowi-Ma'ruf
28 Agustus 2018
Tanpa diduga bekas wakil gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, terpilih sebagai jurubicara tim kampanye Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Pemilihannya menciptakan situasi gamang dengan Partai Demokrat yang menaungi Deddy
"Sebagai bagian dari penggalangan dan upaya meningkatkan efektivitas tim kampanye, maka kami telah memutuskan dan sesuai hasil koordinasi dengan Bapak Jokowi bahwa Bapak Deddy Mizwar itu sebagai salah satu juru bicara di dalam tim kampanye nasional pasangan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf," kata Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Hasto meyakini pengalaman Deddy Mizwar akan berguna bagi Jokowi-Ma'ruf. Deddy juga akan memberi nilai tambah di sektor kebudayaan.
"Sehingga dengan pengalaman yang sangat luas dari Deddy Mizwar dan komunikasi politik yang sangat baik dan landasan kebudayaan yang jadi konsen dari Pak Jokowi-Kiai Haji Ma'ruf nanti bisa disampaikan dengan baik oleh Bapak Dedi Mizwar," ujar Hasto.
Deddy Mizwar adalah kader Partai Demokrat (PD). Partainya mengusung Prabowo-Sandiaga. Belum ada penjelasan dari Deddy dan PD soal pengumuman ini.
Ada alasan khusus di balik penunjukan politikus Partai Demokrat (PD) itu.
Catatan 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi
Sebanyak 68% penduduk mengaku puas atas kinerja Joko Widodo. Namun setelah tiga tahun berkuasa, catatan kepemimpinan Jokowi banyak menyisakan pekerjaan rumah yang belum dituntaskan, terutama masalah HAM.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Terrorisme
Pemerintah mengklaim sebanyak 999 eks-jihadis berhasil mengikuti program deradikalisasi. Sejumlah pengamat juga menghargai satuan anti teror Densus 88 yang kini lebih sering menangkap terduga teroris, dan tidak lagi menembak di tempat. Pendekatan lunak ala Indonesia juga mengundang pujian dunia. Tantangan terbesar adalah RUU Anti Terorisme yang bakal melibatkan TNI dalam penanggulangan terorisme.
Foto: Reuters/W. Putro/Antara Foto
Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur sejak awal menjadi jurus pamungkas Jokowi. Berbagai proyek yang tadinya mangkrak kembali dihidupkan, antara lain jalan Trans-Papua, infrastruktur kelistrikan berkapasitas 35.000 megawatt yang baru tuntas 40% dan transportasi. Di bawah pemerintahannya anggaran infrastruktur digandakan dari 177 triliun Rupiah pada 2014 menjadi 401 triliun untuk tahun anggaran 2017.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Demokrasi
Indeks demokrasi Indonesia banyak menurun di era Jokowi. Pemerintah berkilah, berlangsungnya pilkada ikut mempengaruhi peringkat Indonesia. Sejumlah pengamat menyoroti wacana Ambang Batas Kepresidenan sebesar 20% dan Perppu Ormas yang dinilai bermasalah. Selain itu Indeks Kebebasan Pers selama tiga tahun terakhir juga mencatat kemerdekaan media di Indonesia cenedrung berjalan di tempat.
Foto: picture alliance/abaca/J. Tarigan
Intoleransi
Ujaran kebencian dan kabar hoax menemani kepresidenan Jokowi sejak Pemilu 2014 dan memuncak pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Sejak itu dia mulai aktif memberangus media-media hoax, mengeluarkan Perppu yang membidik organisasi intoleran seperti HTI, menggandeng Facebook dan Twitter buat menghalau fitnah dan membentuk unit anti intoleransi.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Hubungan Internasional
Sejauh ini Istana Negara banyak menitikberatkan kerjasama internasional untuk membantu program pembangunan di dalam negeri seperti diplomasi maritim. Namun tantangan terbesar Indonesia adalah menjadi poros penyeimbang antara kekuatan regional Cina dan negara ASEAN, terutama menyangkut konflik Laut Cina Selatan.
Foto: Reuters/R. A. Tongo
Hak Azasi Manusia
Ada masanya ketika Jokowi menggariskan penuntasan pelanggaran HAM sebagai prioritas utama. Namun cita-cita tersebut menyurut seiring berjalannya roda pemerintahan. RUU Penyiaran misalnya mendiskriminasi kaum minoritas seksual. Sementara rekonsiliasi pembantaian 1965 cendrung berjalan di tempat dan penggunaan hukuman mati yang masih marak menjadi catatan hitam pemerintahan Jokowi.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Ekonomi
Banyak hal positif yang dicatat dari pemerintahan Joko Widodo di bidang ekonomi, meski tidak membuahkan target pertumbuhan yang dipatok 7%. Selain 16 paket kebijakan, pemerintah juga dinilai sukses meningkatan pemasukan pajak, memperbaiki kemudahan berbisnis, rating investasi dan mempertahankan inflasi. Namun begitu rendahnya konsumsi domestik menjadi catatan muram perekonomian Indonesia.
Foto: Reuters
Lingkungan
Konflik agraria yang kian meruncing membutuhkan reformasi untuk mendamaikan kebijakan lingkungan, tanah adat dan kebutuhan industri. Tahun 2016 saja pemerintah mencatat 400 konflik yang melibatkan 1,2 juta hektar lahan, kebanyakan akibat ekspansi perkebunan. Reformasi agraria masih menjadi agenda besar Indonesia, terutama menyangkut penanggulangan perubahan iklim yang kian mendesak.
Foto: Getty Images
8 foto1 | 8
"Pak Deddy Mizwar menyatakan siap, jadi ini positif bagi upaya-upaya menyatukan elemen masyarakat, partai, relawan dan tokoh tersebut," ujarnya lagi.
Dipilihnya Deddy Mizwar sebagai jubir TKN Jokowi-Ma'ruf merupakan komunikasi dua arah antara kubu Jokowi dan eks Wagub Jabar itu. Hasto merinci pertimbangan mengapa Deddy Mizwar dipilih menjadi jubir.
Apakah dipilihnya Deddy Mizwar untuk mengamankan suara Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat?
"Ya tentu saja ada aspek-aspek strategis, tapi Pak Jokowi kita lihat di Jabar dan KH Maruf punya akar kuat. Apalagi gabungan parpol bersama relawan tokoh kami pastikan pergerakannya akan menampilkan pendekatan merakyat," jawab Hasto.
Deddy Mizwar sudah angkat bicara soal penunjukannya ini. Namun dia belum mau bicara banyak soal posisinya sebagai jubir Jokowi-Ma'ruf karena masih menunggu legalitas.
"Insyaallah. Insyaallah kalau memang semuanya berkesesuaian. Ini kita cita-cita bersama," kata Deddy saat dikonfirmasi, Selasa (23/8).
Sumber: Detik News
Profil Penguasa Jawa Pasca Pilkada
Siapa yang akan memimpin Jawa untuk lima tahun ke depan dan bagaimana para pemenang Pilkada 2018 bisa mempengaruhi jalannya pemilu kepresidenan 2019? Simak dalam galeri berikut.
Foto: Detik.com
Jawa Timur: Khofifah Sang Srikandi NU
Pernah takluk dari pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf pada Pilgub Jawa Timur 2013 lalu, Khofifah Indar Parawansa yang pertamakali diorbitkan oleh Almarhum Abdurrahman Wahid kini sukses membalas kekalahan dengan menggeser Gus Ipul pada Pilkada 2018. Khofifah dikabarkan mendapat restu Presiden Joko Widodo yang mengizinkannya mundur dari jabatan Menteri Sosial untuk bertarung di kampung halamannya itu
Foto: Detik.com
Jawa Timur: Emil Dardak yang Muda dan Berprestasi
April silam harian Hong Kong, South China Morning Post, menurunkan laporan mengenai Emil Dardak yang dianggap sebagai politisi masa depan Indonesia. Emil yang merupakan cucu dari kyai NU, KH. Mochamad Dardak, sempat memenangkan pemilihan bupati di Trenggalek dengan lebih dari 75% suara. Terutama perbaikan ekonomi dan kualitas layanan publik membuat reputasi Emil di Trenggalek nyaris tak berbanding
Foto: Detik.com
Jawa Tengah: Kuasa Ganjar di Kandang Banteng
Berbekal tingkat kepuasan publik sebesar 71%, Ganjar Pranowo harus menghadapi berbagai tudingan, termasuk dugaan korupsi e-KTP. Namun hal tersebut tidak menghalangi sosok petahana yang gemar menampung keluhan lewat media sosial ini untuk mengalahkan Sudirman Said dalam Pilkada 2018. Namun Ganjar juga diuntungkan oleh profil pemilih Jawa Tengah yang sejak lama dianggap kampung halaman PDIP.
Foto: Detik.com
Jawa Tengah: Gus Yasin Yang Agamis
Diutus oleh Megawati Soekarnoputri untuk mendampingi Ganjar di Pilkada Jateng 2018, Taj Yasin diproyeksikan mendulang suara kaum NU. Pria kelahiran Rembang ini merupakan putra ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair. Ayahnya pula yang mengajukan namanya kepada PDIP untuk dipasangkan dengan Ganjar. Kini Yassin termasuk pemimpin daerah paling muda bersama Emil Dardak dan Andi Sudirman Sulaiman.
Foto: Detik.com
Jawa Barat: Kang Emil Naik Pangkat
Serupa Jokowi, sosok Ridwan Kamil memicu euforia publik tentang pemimpin daerah yang memiliki visi dan bersih dari korupsi. Lantaran popularitasnya di Jawa Barat, ia pernah didorong untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta 2017, namun ia menolak. Pria yang akrab disapa kang Emil ini juga sempat ingin diduetkan dengan Dedy Mulyadi buat Pilkada Jabar 2018, sebelum berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Imago/Belga
Jawa Barat: Uu Ruzhanul Wakil Umat
Sehari setelah mempertahankan jabatannya sebagai Bupati Tasikmalaya pada 2016 silam, Uu Ruzhanul Ulum sudah digadang-gadang bakal bersaing di Pilgub Jabar. Padahal hingga pertengahan 2017 silam elektabilitas Uu hanya sebesar 3%. Beruntung Ridwan Kamil memilih tokoh PPP ini sebagai pendampingnya lantaran sosoknya yang dekat dengan kaum agamis. (rzn/hp: detik, tirto, kompas, tempo)