Mengembangkan Industri Rotan Dengan Konsep Ramah Lingkungan
16 November 2016
Pertengahan November 2016 digelar International Rattan Forum 2016 di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta. Lewat proyek PROSPECT Indonesia, industri rotan diharapkan mampu berjaya lagi.
Iklan
Sejak tahun 2013, Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) menggalang proyek pengembangan industri rotan dengan konsep ramah lingkungan, namanya PROSPECT Indonesia, jkeoendekan dari Promoting Sustainable Consumption and Production Eco Friendly Rattan Products Indonesia.
Didanai sebagian besar oleh Uni Eropa dan didukung lembaga bantuan Belanda SNV, program ini bertujuan untuk membangun jaringan dan sinergi antara produsen rotan di Indonesia agar lebih mampu bersaing di pasar global.
"Indonesia adalah penghasil bahan baku rotan terbesar dunia, tapi bukan produsen produk rotan terbesar," kata Listoman Tanjung, Direktur Proyek PROSPECT Indonesia. Padahal, dengan konsep ramah lingkungan, produk rotan punya prospek cerah menggantikan produk-produk kayu.
"Untuk membudidayakan rotan, kita harus melindungi hutan tropis. Karena rotan hanya tumbuh merambat di pohon-pohon. Untuk memanen rotan, kita tidak boleh menebang pohonnya, justru harus melindungginya," tambahnya.
Hal lain adalah membangkitkan kesadaran publik di Indonesia terhadap potensi dan manfaat produk-produk rotan. "Saya yakin, produk rotan nantinya akan menjadi unggulan, menggantikan produk-produk kayu yang makin bermasalah, dalam kaitannya dengan perlindungan lingkungan dan isu perubahan iklim", kata Listoman Tanjung.
Itulah salah satu target PROSPECT Indonesia menggelar International Rattan Forum (IRF), 15 November 2016. Penyebaran Informasi dan saling tukar pengalaman anatara pihak-pihak yang terlibat diharapkan bisa meningkatkan kesadaran publik dan citra produk rotan di pasar domestik.
"Salah satu kelemahan industri rotan saat ini adalah soal desain. Sehingga desain kebanyakan ditentukan oleh pihak pembeli dari luar negeri. Lewat kerjasama internasional, antara lain dengan Jerman, dan dengan pihak-pihak di dalam negeri, ini harus diperbaiki. Yang pasti, kita membutuhkan lebih banyak jiwa pengusaha di industri rotan", kata Listoman Tanjung.
Dia memaparkan, rotan adalah bahan yang sudah sejak ratusan tahun digunakan di Indonesia untuk berbagai keperluan dan acara tradisional. Keterampilan pengolahan rotan berkaitan erat dengan kehidupan dan budaya warga lokal. Jika rotan sekarang hanya dilihat sebagai komoditi, ada banyak hal yang hilang berkaitan dengan kearifan lokal.
"Citra rotan Indonesia harus bisa lebih dari sekedar barang komoditi", kata Direktur Proyek PROSPECT Indonesia. Proyek yang didanai Uni Eropa itu akan berakhir tahun 2017. "Saya yakin, meskipun Prospect akan berakhir, banyak yang akan terus berjuang mendukung pengembangan industri rotan," tandasnya.
Rotan Ramah Lingkungan Selamatkan Hutan
Industri rotan Indonesia sempat terjerembab sampai tahun 2012. Setelah pemerintah kembali melarang ekspor bahan baku rotan, situasi mulai membaik.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Manufaktur Rumahan
Industri rotan adalah sektor industri padat karya yang berbasis manufaktur rumahan. Ratusan ribu pekerja terlibat dalam industri ini. Sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan tangan.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Desa Percontohan
Desa Tegalwangi Kecamatan Weru, Cirebon adalah salah satu sentra kerajinan rotan yang melayani kebutuhan ekspor. Desa-desa di sekitarnya juga hidup dari industri rotan. Kerajinan dari rotan punya tradisi ratusan tahun di wilayah ini.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Membangun Jaringan dan Sinergi
Pertemuan di Kantor Kuwu Desa Tegalwangi, dengan wakil-wakil dari PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) dan, PROSPECT Indonesia, pengusaha serta pengurus asosiasi rotan dan Kepala Desa Tegalwangi.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Kampung Wisata Rotan
Desa Tegalwangi terletak sekitar empat kilometer dari pusat kota Cirebonh. Desa ini adalah pusat kerajinan rotan terbesar di Indonesia. Kepala Desa Asun menjelaskan, desa ini dipersiapkan menjadi Kampung Wisata Rotan, diprakarsai oleh Yayasan Galmantro, nama desa itu ketika didirikan dulu.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Hampir Setiap Rumah Tangga Terlibat
Di latar belakang, Sumartja, pengusaha rotan yang juga aktif dalam berbagai organisasi untuk mempromosikan produk rotan Indonesia. Hampir setiap rumah tangga di Desa Tegalwangi terlibat dalam pengolahan rotan.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Mencoba Bangkit Kembali
Sebelum 2012, industri rotan pernah mengalami krisis parah. Dari sekitar 1200 perusahaan rotan, hanya tersisa 300 perusahaan. Industri lokal ketika itu mengalami kelangkaan bahan baku rotan.Sebagian besar bahan baku yang berkualitas diekspor ke Cina.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Kelemahan Membuat Desain
Situasi mulai berubah tahun 2012, setelah pemerintah memberlakukan kembali larangan ekspor bahan baku rotan. Masalah lain industri rotan lokal adalah kelemahan membuat desain. Desain produk biasanya ditentukan oleh para pemesan di luar negeri.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Program Ramah Lingkungan
Melalui program PROSPECT Indonesia, yang sebagian besar didanai oleh Uni Eropa, PUPUK sejak tahun 2013 mengaitkan produk rotan dengan isu perlindungan hutan/lingkungan.Tujuannya untuk menghasilkan produk-produk ramah lingkungan di bawah motto "Rattan for Life".
Foto: DW/H. Pasuhuk
Pemasok Bahan Mentah Terbesar Dunia
Lebih 80 persen pasokan rotan dunia berasal dari Indonesia. Nilai ekspor rotan per tahun mencapai sekitar 230 juta Euro. Di seluruh Indonesia ada sekitar 500.000 orang yang bekerja secara langsung di sektor industri rotan.