1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialInggris

Mengenang Lady Diana, Sang Putri di Hati Rakyat

31 Agustus 2022

Baik dalam karya seni Banksy atau lagu Elton John, legenda Putri Diana menembus budaya pop, bahkan 25 tahun setelah kematiannya. Lady Di diyakini menjadi kunci dari budaya pop.

Lady Diana
Putri Diana telah menjadi ikon dari budaya pop duniaFoto: John Stillwell/PA Wire/empics/picture alliance

"Ini adalah hal yang perlu diingat bahwa dari semua ironi tentang Diana, mungkin yang terbesar adalah ini: Seorang gadis yang diberi nama dewi berburu kuno, pada akhirnya, ialah orang yang paling diburu di zaman modern." Sulit untuk melupakan ungkapan keras yang menjadi bagian dari penghormatan menggetarkan, terkadang pedas, yang disampaikan oleh Charles, Earl Spencer ke-9, pada pemakaman kakak perempuannya 25 tahun yang lalu.

Diana, Princess of Wales meninggal pada usia 36 tahun dalam kecelakaan mobil pada 31 Agustus 1997 di Paris, bersama rekannya saat itu, Dodi Al-Fayed, dan pengemudi kendaraan, Henri Paul. Hanya pengawalnya yang terluka parah, Trevor Reese-Jones, yang selamat dari kecelakaan itu.

Sementara kematiannya sendiri mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia, tetapi justru keadaan di sekitarnyalah yang pada akhirnya memicu curahan kesedihan dan kemarahan.

Pernah dianggap sebagai "perempuan yang paling banyak difoto di dunia" Lady Di diburu oleh paparazzi saat mobilnya melaju melalui terowongan pada saat kecelakaan. Media tabloid disalahkan atas kematiannya hingga memicu kemarahan atas kematian Diana bukan hanya dari saudara laki-lakinya, tetapi juga kedua putranya, Pangeran William dan Harry, dan masyarakat luas.

Mengenang Putri Diana

01:29

This browser does not support the video element.

Namun, pada 1999, penyelidik Prancis menganggap supir Diana, Paul bertanggung jawab penuh atas kecelakaan itu, karena ia ditemukan mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan obat yang diresepkan.

Pada 2008, juri pada pengadilan di Inggris memvonis kembali Paul dengan pembunuhan di luar hukum melalui mengemudi yang sangat lalai oleh dan juga kendaraan para paparazzi.

Dua putra mendiang Diana, William dan Harry, membuka penutup patung ibunyaFoto: Dominic Lipinski/AP/PA/picture alliance

Memiliki hubungan yang sulit dengan media

Putri Diana juga menarik perhatian media, baik itu melalui pilihan busananya, buku paling laris yang ditulis oleh Andrew Morton pada tahun 1992,  atau wawancaranya tahun 1995 dengan jurnalis Martin Bashir yang juga menyebabkan BBC dikritik karena "tidak memenuhi standar integritas dan transparansi yang tinggi."

Selama wawancara dengan Bashir untuk Panorama BBC inilah Diana dengan terkenal mengatakan, "ada tiga dari kami dalam pernikahan ini, jadi agak ramai." Hal ini mengacu pada perselingkuhan Pangeran Charles dengan Camilla Parker Bowles, yang saat ini menjadi istrinya.

Selain itu, dia berbicara tentang permasalahan pribadinya yakni bulimia dan upayanya untuk bunuh diri karena tekanan kehidupan dan protokol istana yang kaku.

BBC mengembalikan piala BAFTA yang dimenangkannya pada tahun 1996 untuk wawancara Panorama bersama Lady DianaFoto: Captital Pictures/picture alliance

Namun, dia tetap sangat dicintai di kalangan publik, mungkin karena keunggulannya seperti kehidupan yang dapat dikaitkan dengan beragam orang, istri yang patuh, ibu yang penuh kasih dan setia, ikon fesyen yang glamor, anggota kerajaan yang sederhana, penggemar musik pop, dan penari yang lincah, serta juara welas asih dari para tunawisma dan orang sakit.

Keputusannya yang berani untuk melawan protokol kerajaan dengan pergi tanpa sarung tangan dan berjabat tangan dengan seorang pasien AIDS, sesuatu yang tidak lazim pada medio 1987. Apa yang dilakukan Diana digambarkan oleh Insider.com sebagai "salah satu momen kemanusiaan terbaiknya." Dia akan terus memanfaatkan selebritasnya untuk memperjuangkan beragam tujuan mulai dari advokasinya melawan ranjau darat hingga mempromosikan seni.

Diana juga menggunakan pengaruhnya untuk menarik perhatian publik tentang bahaya ranjau daratFoto: Antonio Cotrim/picture alliance/dpa

Dengan demikian, ia mengukuhkan statusnya sebagai ikon budaya pop. Dan hal-hal kecil dalam hidupnya telah menjadi inspirasi untuk banyak orang menceritakan kembali kehidupan Diana dalam bentuk dokumenter, wawancara, film, serial Netflix yang berhasil memenangkan penghargaan, dan bahkan musikal yang banyak disorot.

Putri di hati rakyat

Setelah dia dinyatakan meninggal pada 31 Agustus 1997, Perdana Menteri Inggris saat itu Tony Blair yang tampak terguncang, berbicara kepada media di mana dia memperkenalkan istilah "putri di hati rakyat."

"Anda tahu betapa sulitnya hal-hal baginya dari waktu ke waktu, saya yakin kita hanya bisa menebak, tetapi orang-orang di mana-mana, tidak hanya di sini di Inggris, di mana-mana, mereka tetap percaya dengan Putri Diana," ungkap Blair. "Mereka menyukainya, mereka mencintainya, mereka menganggapnya sebagai salah satu orang. Dia adalah 'putri di hati rakyat.' Dan begitulah dia akan dikenang, bagaimana dia akan tetap ada, di hati dan ingatan kita, selamanya."

Terlahir sebagai Diana Frances Spencer, dia mendapatkan beberapa gelar setelah menikahi Pangeran Charles, tetapi begitu mereka bercerai, dia kehilangan gelar Her Royal Highness yang dilaporkan membuatnya kesal. Itu juga berarti bahwa dia tidak akan pernah menjadi ratu Inggris.

Namun, dia menyatakan bagaimana dia ingin dikenali dalam wawancara Panorama-nya yang sekarang terkenal: "Saya ingin menjadi ratu hati rakyat, di hati setiap orang."

Itu mungkin menjelaskan hampir 2,5 miliar orang yang telah menonton pemakamannya 25 tahun yang lalu, dan mengapa dia tetap menjadi subjek budaya pop yang memikat hingga hari ini.

(rs/ha)