1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Dunia DigitalIndonesia

Mengisi Daya Ponsel Sambil Menelepon Bisa Bikin HP Terbakar?

21 Januari 2025

Pernahkah Sahabat DW mendengar berita kejadian hp meledug dan terbakar ketika sedang diisi daya atau di-charge sampai-sampai menelan korban jiwa. Bagaimana bisa sampai begitu ya?

Ilustrasi close-up orang mengisi daya ponsel
Ilustrasi close-up orang mengisi daya ponselFoto: AFLO/IMAGO

Kejadian ponsel terbakar saat tengah mengisi daya berulang kali kita dengar dari media. Dari yang meninggalkan luka bakar ringan pada pemiliknya, hingga menelan korban jiwa.

Kesamaan kasus-kasus tersebut adalah bahwa rata-rata insiden terjadi ketika perangkat tersebut diisi daya dan dihubungkan ke pengisi daya listrik, sambil tetap digunakan hingga baterai panas.

"Kejadiannya sudah banyak dan sering. Kebanyakan terjadi pada ponsel yang menggunakan baterai lithium-ion," ungkap Alfons Tanujaya, Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom kepada DW Indonesia.

Alfons mengatakan, ada beberapa alasan kasus ini kerap terjadi, salah satunya adalah ponsel yang sudah seperti pacar. Banyak yang tak bisa lepas dari ponsel meski sebentar, termasuk saat ponsel tengah diisi daya, baik untuk main gim, nonton video atau film, bahkan menelpon. 

"Harus diperhatikan, baterai ponsel itu sensitif terhadap panas. Dan ketika nge-charge, itu ada proses transfer panas," ucapnya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Enggak dipakai untuk apa pun (hanya diisi daya) sudah panas, apalagi kalau dipakai untuk aktivitas lainnya, main gim, telepon, itu bisa makin panas."

Kondisi baterai ion litium yang semakin panas berisiko merusak membran tipis yang memisahkan dua elektrolit cair di dalam baterai. Dalam kondisi tertentu, termasuk panas, membran dalam baterai bisa tertekan dan membuat baterai dan ponsel terbakar, ujarnya.

Dalam baterai ion litium, ion-ion akan diangkut melalui elektrolit cair. Namun elektrolit cair akan membentuk 'dendrit berduri' antara anoda dan katoda. Hal inilah yang menyebabkan korsleting baterai bahkan meletus.

Sebenarnya saat ini sudah banyak ponsel pintar yang menggunakan peringatan panas berlebihan atau overheat, termasuk saat sedang di-charge. Ini bisa terlihat pada layar ponsel.

"Di ponsel terbaru, biasanya saat isi daya sudah 80 persen akan disetop daya charge-nya, kemudian mulai mengisi daya sampai penuh dengan perlahan untuk mengurangi tingkat panas," kata Alfons.

"Dalam beberapa ponsel pintar lain juga, mereka bisa mempelajari siklus hidup penggunanya, jam berapa mereka tidur dan bangun. Jadi, saat pengguna tidur sambil charge ponsel, secara otomatis ponselnya tidak akan terisi daya, dan kembali isi daya saat penggunanya sudah bangun tidur."

Untuk mencegah terbakarnya baterai litium ponsel, para peneliti dari Cornell University juga berupaya membuat baterai ion litium lebih aman.

Penelitian Supramolecular Assembly of Fused Macrocycle-Cage Molecules for Fast Lithium-Ion Transportyang dipublikasikan 9 September 2024 di Journal of the American Chemical Society ini memperkenalkan kristal berpori baru. Kristal ini dapat memfasilitasi pergerakan ion litium yang efektif dan diklaim lebih aman.

Perhatikan juga penggunaan aksesori ponsel

Meski ada teknologi baru yang bisa mengurangi risiko terbakarnya ponsel, perilaku dan kebiasaan pengguna ponsel juga harus dibenahi.

"Pengguna ponsel semakin banyak, dan secara statistik kejadian ini juga sering terjadi. Kok bisa? Umumnya ini terjadi karena memakai produk aftermarket, baik baterai, charger, atau bahkan kabelnya," ucap Alfons.

"Yang masalah adalah orang umumnya beli charger, kabel, atau baterai yang murah dibanding yang original." 

Efek Positif Larangan Smartphone di Sekolah Belanda

03:28

This browser does not support the video element.

Secara terpisah, Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menyebut bahwa penggunaan aksesori ponsel yang tak sesuai peruntukkan akan meningkatkan risiko ponsel terbakar.

Heru juga mengungkapkan sampai saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia belum paham tentang standar keamanan ponsel, yang berakibat pada potensi terbakarnya baterai ponsel.

"Potensi kebakaran itu selalu ada pada benda yang memiliki baterai. Kebiasaan orang untuk sering nge-charge di kasurnya. Lalu, di Indonesia ini juga sering terjadi petir yang menyebabkan lompatan arus sehingga bisa menambah risiko terbakar."

Tips isi daya ponsel dengan aman

Alfons dan Heru memberikan beberapa tips aman untuk isi ulang daya ponsel yang aman dan terhindar dari risiko meletusnya baterai ponsel.

Yang utama, gunakan ponsel dan aksesori yang sesuai spesifikasinya. Hindari penggunaan aksesori yang tidak memenuhi standar keamanan. Selain itu, pastikan untuk mengganti sparepart ponsel di reseller resmi. Hindari juga memaksa memakai aksesori yang sudah rusak, misalnya kabel yang sudah terkelupas.

Isi daya ponsel di tempat yang aman, bukan di atas bahan-bahan yang mudah terbakar seperti di tempat tidur, sofa, di saku celana, atau tas. Perlu juga menyimpan ponsel di tempat yang jauh dari sinar matahari atau di tempat panas. Jangan biarkan ponsel terjemur matahari, apalagi jika sedang sedang diisi daya.

Selain itu, jangan memakai ponsel saat sedang di-charge untuk menelpon, main game, nonton film, atau aktvitas lain yang bisa menimbulkan panas berlebih. Tinggalkan sejenak ponsel saat diisi daya dan gunakan kembali saat baterai terisi penuh.

Heru juga menyarankan untuk terlalu lama mengisi daya dan meninggalkannya sembari tidur. Meski beberapa telepon pintar sudah punya fitur pencegah panas berlebih, ia mengingatkan ada baiknya untuk tidak overcharging.

"Kalau baterai ponsel sudah penuh, harus dicabut, ini juga menjaga agar baterainya lebih awet," ucap Heru.

Isi daya ponsel saat badai petir, amankah?

Heru menyebutkan bahwa petir akan menciptakan lonjakan arus. Rumah atau gedung yang tidak memiliki penangkal petir yang baik akan berisiko meningkatkan lonjakan arus pada berbagai benda elektronik, termasuk ponsel.

"Kalau ada petir, dan sedang charge hp sebaiknya, matikan saja ponselnya, atau dicabut."

Ketika terpaksa harus menghubungi seseorang via telepon saat ponsel sedang diisi ulang, gunakanlah earphone. Ini akan menghindari risiko korsleting ketika ponsel bersentuhan langsung dengan kulit wajah dan telinga.

Kalau harus memakai ponsel saat di-charge dan tak ada earphone, Alfons menyarankan pengguna untuk sangat memperhatikan tingkat panas ponsel.  "Kalau saat dipegang, hp-nya sudah panas, lepaskan dan letakkan, jangan lagi ditempel di telinga," ucapnya.

Editor: Arti Ekawati

C. Andhika S. Detail, humanis, dan tidak ambigu menjadi pedoman saya dalam membuat artikel yang berkualitas.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait