1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menhan NATO Adakan Pertemuan di Lithuania

7 Februari 2008

Sekretaris Jenderal NATO Jaap de Hoop Scheffer menepis kemungkinan terpecahnya aliansi militer Atlantik Utara itu.

Tentara NATO asal Inggris berpatroli di KabulFoto: AP

Beberapa saat setelah dibukanya pertemuan para menteri pertahanan NATO, Kamis (07/02) siang, jenderal asal Belanda itu menegaskan, sejauh ini NATO tetap bersatu, juga dalam penugasan pasukan di Afghanistan.

Sentilan mengenai perpecahan di tubuh NATO dilontarkan di Amerika, sehari menjelang pertemuan dua hari NATO di Vilnius, ibu kota Lithuania itu. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates, di depan Komisi Pertahanan Senat mempermasalahkan komitmen sejumlah negara anggota NATO dalam pasukan internasional penjaga keamanan di Afghanistan, ISAF, yang dituding setengah-setengah.

Menteri pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan:

“Saya kuatir persekutuan militer besar ini lambat laun berubah jadi dua pecahan. Yang satu adalah pasukan sekutu yang siap berjuang dan siap mati demi melindungi keamanan rakyat dan yang satu lagi adalah yang tidak mau.”

Sindiran Robert Gates jelas tertuju pada Jerman yang membatasi peran pasukannya di Afghanistan. Terdapat sekitar 3.200 tentara Jerman dalam 43.000 pasukan ISAF. Namun dengan mandat yang sejak awal sangat dibatasi. Karena parlemen Jerman tidak mengizinkan pasukannya untuk diterjunkan di selatan Afghanistan yang bergolak. Padahal pasukan lain berjuang dengan mempertaruhkan hidup mereka.

Kembali Robert Gates: "Tentara Kanada, Inggris, Australia dan Belanda, sungguh-suingguh berada di sana di garis depan dan berjuang.“

Sebelum itu, Robert Gates memang mengirim surat khusus kepada menteri pertahanan Jerman, meminta penambahan pasukan tempur yang bisa diterjunkan untuk menghadapi langsung kelompok Taliban.

Amerika tidak sendirian. Kanada juga mengeluhkan hal yang sama. Bahkan Januari lalu mengancam akan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan tahun depan, jika negara-negara anggota NATO lainnya tidak mengambil beban dan tanggung jawab yang lebih seimbang.

Menteri Pertahanan Kanada Peter Mackay waktu itu menegaskan, pengerahan pasukan NATO di Afghanistan harus menggambarkan pendekatan satu untuk semua, yang harus tercermin dari pembagian beban bersama di selatan Afghanistan.

Sebetulnya, sangat banyak topik yang diagendakan dalam pertemuan para menteri pertahanan NATO ini. Antara lain penanganan keamanan di Kosovo jika memproklamirkan kemerdekaan secara sepihak, rencana KTT NATO di Bukares dan lainnya.

Namun perkara pasukan NATO di Afghanistan jelas mendominasi. Bukan kebetulan, menjelang dibukanya Pertemuan Vilnius, Condoleezza Rice justru menjemput Menlu Inggris David Milband untuk terbang ke Afghanistan.(gg)