Organisasi Transparency International mengindikasikan, meningkatnya populisme global mengancam upaya memberantas korupsi. Risiko besar terutama dihadapi AS di bawah Donald Trump.
Iklan
Transparency International (TI) memperingatkan; "Populisme adalah obat yang salah". Dalam publiksi Indeks Persepsi Korupsi tahun 2016, TI membuat peringkat 176 negara dengan skala dari 0 hingg 100, di mana 0 berarti paling korup dan 100 paling bersih. Data didasari survei Bank Dunia, African Development Bank, Economist Intelligence Unit dan badan-badan lain.
"Di negara-negara dengan pemimpin populis atau autokratis, kami kerap melihat semakin buruknya situasi demokrasi, dan timbulnya pola-pola upaya menumbangkan masyarakat sipil, membatasi kebebasan pers dan melemahkan kekuatan yurisdiksi", ujar pimpinan TI, Jose Ugaz. Bukannya membatasi kapitalisme, para pemimpin itu bahkan menempatkan sistem korup yang lebih buruk lagi, ditambahkan Ugaz.
Peringkat memburuk
Menurut TI, Turki dan Hongaria dan "negara-negara yang pemimpinnya autokratis" peringkatnya merosot beberapa tahun belakangan ini. Direktur bagian riset TI, Finn Heinrich mengatakan, tendensi menunjukkan lebih banyak negara kondisinya tambah buruk, bukan membaik.
"Reformasi dari akar diperlukan di seluruh dunia, sebagai upaya mengatasi kesenjangan dan tindak pidana korupsi yang sistematis yang sudah terbukti jadi lahan subur bagi populisme", Demikian pernyataan TI yang berbasis di Berlin, " Organisasi itu juga mengemukakan adanya kaitan antara kesenjangan sosial dengan maraknya korupsi. Tren ini bisa dilihat dalam skala global.
Korupsi berdampak fatal
"Dampak fatal korupsi bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari", kata Henrich. Misalnya pada bangunan-bangunan di Italia, yang seharusnya bisa tahan gempa bumi. Akibat korupsi kualitas bangunan buruk sehingga ambruk saat terjadi gempa bumi.
Atau juga kasus runtuhnya gedung Rana Plaza yang dijadikan pabrik tekstil di Bangladesh. Bangunan itu ditambah tiga tingkat, tanpa ada ijin pembangunan atau uji coba statik. pejabat setempat tutup mata karena mendapat uang sogokan. Akhirnya gedung ambruk dan menelan banyak korban jiwa.
Henrich menambahkan, korupsi bisa mematikan dan merampok dalam jumlah besar dana publik yang sebetulnya diperlukan untuk membiayai hal-hal lebih penting lainnya.
Donald Trump mengkhawatirkan
Donald Trump yang belum genap sepekan dilantik jadi presiden AS, sudah memicu kekhawatiran terkait situasi di negara adidaya itu. Tahun 2016, peringkat AS merosot dua tingkat, dan sekarang berada di posisi ke-18.
Walaupun dalam kampanyenya Trump berjanji akan memberantas korupsi di Washington, ia sendiri berada dalam konflik, karena tidak mau mengalihtangankan bisnisnya sementara ia jadi presiden. Selain itu Trump menyerang frontal media dan menolak mempublikasikan bukti-bukti pembayaran pajak.
Seberapa Kaya Donald Trump?
Trump sering banggakan kekayaannya. Tapi seberapa kaya pria itu? Apa dasar kekayaannya? Ini informasi yang menyusup keluar dan diketahui publik.
Foto: picture-alliance/AA
Jadi Seberapa Kaya?
Mereka yang berusaha mengetahui terutama akan menemukan satu hal: ketidakjelasan. Kekayaan totalnya tidak bisa diketahui secara pasti. Tidak ada sorotan atas hal ini ketika ia mengadakan kampanye untuk jari presiden, karena berbeda dengan calon presiden lainnya, Trump tidak mempublikasikan pernyataan bayar pajak.
Foto: Getty Images/C. Somodevilla
Pernyataan Trump Sendiri...
... sama sekali tidak cocok dengan perhitungan orang lain. Juni 2015, Trump menyatakan punya lebih dari 8 milyar Dolar. Tapi majalah ekonomi AS Forbes menyebut kekayaannya hanya 4,1 milyar Dolar. Sekitar sebulan setelahnya, pertengahan July 2015, Trump menyatakan ia punya lebih dari 10 milyar Dolar, sementara media AS Bloomberg mengatakah ia hanya punya 2,9 milyar.
Foto: Reuters/J. Bourg
Jaringan Bisnis Global
Menurut harian bisnis Jerman "Handelsblatt", Trump memiliki saham di sekitar 500 perusahaan, di sedikitnya 25 negara. Informasi hanya sedikit tentang aktifitas perusahaan-perusahaan tersebut, juga tentang pendapatan dan keuntungan mereka. CNN klaim, Trump punya 144 perusahaan di 25 negara, sementara menurut The Washington Post, 111 perusahaan di sedikitnya 18 negara.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Uang dari Real Estate
"Kekaisaran" Trump adalah The Trump Organization, yang ia ambil alih dari ayahnya, Frederick Trump. Donald Trump sudah mulai "berkuasa" sejak 1971. Isinya adalah sejumlah real estate mahal di seluruh dunia. Di antaranya, gedung 40 Wall Street di New York, Trump International Hotel & Tower di Vancouver, dan Trump International Hotel in Las Vegas (foto).
Foto: Getty Images/J.Raedle
Empat Bangunan Jadi Fokus
Menurut Forbes, kekayaannya terutama berdasar pada empat bangunan. Donald Trump punya dua bangunan perkantoran di New York, dan ia memiliki saham di Trump Tower, yang terletak di Fifth Avenue, New York. Ia juga memiliki sebuah bangunan di San Francisco. Forbes memperkirakan, gedung-gedung mewah ini merupakan sekitar 40% kekayaan total Trump.
Foto: picture-alliance/dpa/W.G. Allgoewer
Lubang-Lubang Berisi Uang
Jangan lupa sejumlah lapangan golf yang dimilikinya. Jumlah seluruhnya 17, letaknya di AS, Irlandia, Skotlandia dan Uni Emirat Arab. Bulan Mei tahun 2016, Trump mengatakan pendapatan tahunannya dari lapangan golf tersebut sampai 306 juta Dolar.
Foto: picture alliance/dpa/D. Lawson
Tidak Beruntung di Bisnis Kasino
Trump juga memasukkan investasi besar ke kasino dan sejumlah tempat hiburan di Atlantic City dan Florida. Untuk kasino bernama Taj Mahal di Atlantic City katanya Trump keluar uang sekitar 1 milyar Dolar. Tapi bangkrut tahun 1991. Tiga upaya bangkit diadakan tahun 2004, 2009 dan 2014y. Akhirnya berhenti operasi sepenuhnya 10 October 2016.
Foto: Getty Images/W.T.Cain
"Kamu Dipecat!"
Trump juga mencoba keberuntungan di bidang media hiburan. Banyak orang AS mengingatnya sebagai moderator dan produser seri sukses "The Apprentice", yang ditayangkan televisi antara 2004 dan 2011. Show ini disiarkan di 17 negara.
Pertikaian legal dan kesepakatan gagal. Sebagian besar pemberi kredit AS sudah menolak Donald Trump. Lain halnya dengan bank Jerman, Deutsche Bank, yang diduga keras jadi pemberi pinjaman terbesar bagi Trump. Menurut harian Wall Street Journal, Deutsche Bank sudah memberikan pinjaman 2,5 milyar Dolar sejak 1998. Menurut CNN, Trump berhutang sekitar 360 juta Dolar pada bank itu.
Foto: picture-alliance/Markus Ulmer
Konflik Kepentingan Berskala Global?
Ini tampaknya hampir pasti. Di masa lalu, pengusaha yang terpilih jadi presiden AS menyerahkan semua bisnis mereka kepada "Blind Trust". Mereka tidak kehilangan hak memiliki, tetapi tidak punya andil lagi dalam operasi bisnis. Sedangkan Trump merencanakan untuk menyerahkan semua bisnisnya kepada anak-anaknya yang sudah dewasa. Detailnya, katanya akan segera diungkap.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Heinrich mengatakan, ia sudah tidak berharap Partai Republik di AS akan mampu memenuhi janjinya. Ia mengemukakan juga fakta, bahwa Trump telah menempatkan menantunya sebagai penasehat senior di Gedung Putih. "Seluruh kabinet Trump penuh dengan konflik kepentingan". Demikian Heinrich.
Afrika tidak banyak perubahan
Menurut hasil riset TI, di Afrika tidak banyak terjadi perubahan. Negara-negara seperti Nigeria, Zimbabwe atau Kenya, indexnya masih tetap di bawah 50. Itu menunjukkan tindak kejahatan korupsi yang sistematis. Perbaikan memang ada di beberapa negara, seperti Sao Tome dan Cape Verde, tapi itu jelas tidak cukup. Demikian Samuel Kaninda, penasehat regional Afrika di TI.
Selandia Baru dan Denmark pada 2016v berada di peringkat paling bersih. Bersama Finlandia, Swedia, Swiss dan Norwegia, negara-negara ini menduduki lima peringkat negara paling bersih dari korupsi. Sementara Somalia berada di peringkat paling buruk seperti halnya dalam 9 tahun terakhir. Peringkat di atas Somalia diduduki Sudan Selatan, Korea Utara dan Suriah.
ml/as (afp, ap, dpa)
Koruptor Paling Tamak Dalam Sejarah
Hampir tidak ada diktatur di dunia yang tidak menilap uang negara. Tapi ketika sebagian puas dengan vila atau jet pribadi, yang lain rakus tanpa henti. Berikut daftar koruptor yang paling getol mengumpulkan uang haram
Foto: AP
#1. Soeharto, Indonesia
Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Suharto dan keluarganya diyakini menilap uang negara antara 15 hingga 35 miliar US Dollar atau sekitar 463 trilyun Rupiah. Jendral bintang lima ini lihai menyembunyikan kekayaannya lewat berbagai yayasan atau rekening rahasia di luar negeri. Hingga kini kekayaan Suharto masih tersimpan rapih oleh keluarga Cendana
Foto: picture alliance/CPA Media
#2. Ferdinand Marcos, Filipina
Ferdinand Marcos banyak menilap uang negara selama 21 tahun kekuasaanya di Filipina. Menurut Transparency International, ia mengantongi setidaknya 10 milyar US Dollar. Terutama isterinya, Imelda, banyak menikmati uang haram tersebut dengan mengoleksi lebih dari 3000 pasang sepatu. Imelda kini kembali aktif berpolitik dan ditaksir memiliki kekayaan sebesar 22 juta USD
Foto: picture-alliance/Everett Collection
#3. Mobutu Sese Seko, Zaire
Serupa Suharto, Mobutu Sese Seko berkuasa di Zaire selama 32 tahun. Sang raja lihai memainkan isu invasi negara komunis Angola untuk mengamankan dukungan barat. Ketika lengser, Mobutu Sese Seko menilap hampir separuh dana bantuan IMF sebesar 12 milyar US Dollar untuk Zaire dan meninggalkan negaranya dalam jerat utang.
Foto: AP
#4. Sani Abacha, Nigeria
Cuma butuh waktu lima tahun buat Sani Abacha untuk mengosongkan kas Nigeria. Antara 1993 hingga kematiannya tahun 1998, sang presiden meraup duit haram sebesar 5 milyar US Dollar atau sekitar 66 trilyun Rupiah. Sesaat setelah meninggal, isterinya lari ke luar negeri dengan membawa 38 koper berisi uang. Polisi kemudian menemukan perhiasan senilai jutaan dollar ketika menggeledah kediaman pribadinya
Foto: I. Sanogo/AFP/Getty Images
#5. Slobodan Milosevic, Serbia
Slobodan Milosevic yang berkuasa di Serbia antara 1989-1997 dan kemudian Yugoslavia hingga 2000 tidak cuma dikenal berkat serangkaian pelanggaran HAM berat yang didakwakan kepadanya, melainkan juga kasus korupsi. Selama berkuasa Milosevic diyakini menilap uang negara sebesar 1 milyar US Dollar atau sekitar 13 trilyun Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
#6. Jean-Claude Duvalier, Haiti
Selama 15 tahun kekuasaannya di Haiti, Jean-Claude Duvalier tidak cuma bertindak brutal terhadap oposisi, tetapi juga rajin mengalihkan uang negara ke rekening pribadinya di Swiss. Saat kembali dari pengasingan 2011 silam, Duvalier didakwa korupsi senilai 800 juta US Dollar.
Foto: picture-alliance/AP/Dieu Nalio Chery
#7. Alberto Fujimori, Peru
Alberto Fujimori berkuasa selama 10 tahun di Peru. Buat pendukungya, dia menyelamatkan Peru dari terorisme kelompok kiri dan kehancuran ekonomi. Tapi Fujimori punya sederet catatan gelap, antara lain menerima uang suap dan berbagai tindak korupsi lain. Menurut Transparency International ia mengantongi uang haram sebesar 600 juta US Dollar atau sekitar 8 trilyun Rupiah.