Sabtu malam ini, Jokowi dan Prabowo kembali bertemu di panggung debat. Temanya: ideologi, pertahanan keamanan, pemerintahan, dan hubungan internasional. Prabowo bakal keteteran?
Iklan
Debat Pilpres Jilid 4: Apakah Prabowo Bakal Keteteran?
Sabtu malam ini, Joko Widodo dan Prabowo Subianto kembali bertemu di panggung debat. Temanya: ideologi, pertahanan keamanan, pemerintahan, dan hubungan internasional. Apakah Prabowo bakal keteteran?
Debat malam ini hanya akan mempertemukan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan pesaingnya nomor urut 02, Prabowo Subianto. Debat akan diselenggarakan di Hotel Shangri La, Jakarta dengan media penyelenggara debat antara lain Metro TV, SCTV, dan Indosiar.
Melihat tema-tema yang diusung, tentu saja pihak petahanan Joko Widodo berada dalam situasi yang lebih menguntungkan, karena punya "bonus" pengalaman menjadi presiden selama hampir lima tahun. Sebagai kepala pemerintahan, dialah yang menetapkan kebijakan luar negeri, menjalankan pemerintahan dan bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan. Jokowi juga punya akses langsung kepada data dan informasi yang ada di kementerian-kementerian terkait.
Bagi Prabowo Subianto, tampaknya satu-satunya peluang dalam kancah debat adalah tema ideologi. Sebagai salah satu anggota militer dengan karier tercepat dalam sejarah Indonesia modern, dia tentu menguasai semua jargon-jargon ideologi, berikut penafsirannya.
Sebagai perwira tinggi militer dan anak mantu Suharto, yang berkuasa lebih dari 30 tahun, Prabowo tentu juga menguasai seluk-beluk pertarungan ideologi di balik layar ketika Suharto berusaha membungkam para lawan politiknya dengan segala cara.
Menteri Baru Buat Indonesia
Sejumlah nama baru masuk dalam kabinet Jokowi, lainnya mengalami pergeseran. Fokusnya jelas terlihat, mengggenjot sektor ekonomi. Mampukah mereka membawa Indonesia lebih baik baik ke depan?
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Wajah baru dan geser-menggeser
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan susunan baru kabinet di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Ada 9 nama baru masuk dalam jajaran kabinet dan 3 menteri cuma bergeser jabatan dalam perombakan kabinet jilid II.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Dia yang pulang
Pengunduran diri Sri Mulyani dari jabatannya sebagai direktur eksekutif Bank Dunia yang bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat mengagetkan petinggi Bank Dunia. Sri Mulyani yang kini menempati posisi sebagai menteri keuangan berujar: “Saya bangga bisa membantu presiden.”
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Dia yang diduga terkait pelanggaran HAM
Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto terpilih menjadi menteri koordinator politik hukum dan keamanan (menko polhukam) menggantikan posisi Luhut Binsar Panjaitan. Berbagai LSM HAM, termasuk Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam penunjukkannya, mengingat Wiranto diduga berada di balik sejumlah kasus pelanggaran HAM.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/A. Hikmal
Dia yang terseret kasus Freeport
Luhut Binsar Panjaitan yang sempat disinggung dalam kasus Freeport yang beken dengan istilah "Papa Minta Saham" digeser ke posisi menteri koordinator kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Kepada mereka Jokowi berharap
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dijabat oleh Sofyan Djalil (tampak dalam foto). Menteri Perdagangan dijabat Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian dijabat Airlangga Hartanto. Posisi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi kini dijabat Eko Putro Sanjoyo
Foto: Reuters/Beawiharta
Bersama membangun Indonesia
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dijabat Bambang Brojonegoro (foto). Menteri Ekonomi Sumber Daya Manusia (ESDM) dijabat Archandra Tahar yang menggantikan Sudirman Said. Sementara Menteri Pendayaan Aparatur Negara (PAN) yang baru adalah Asman Abnur.
Foto: Getty Images/AFP/M. Riley
Investasi dan pendidikan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dijabat oleh Thomas Lembong yang sebelumnya memangku jabatan menteri perdagangan. Jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekarang dipegang oleh Muhadjir Effendy.
Foto: picture-alliance/dpa/EPA/M. Tsikas
Membenahi transportasi tanah air
Sementara kepada menteri perhubungan yang baru, Budi Karya Sumadi, presiden Jokowi memberikan PR cukup berat, yakni membenahi konektivitas transportasi laut, udara, dan darat termasuk jalur kereta api.
Foto: Getty Images/AFP/J. Kriswanto
Harapan
Presiden Joko Widodo berharap menteri-menteri dalam posisi baru ini dapat membantu menyelesaikan perekonomian bangsa dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin
9 foto1 | 9
Tetapi, karier militer anak mantu Suharto ini jugalah yang menjadi titik lemahnya. Tahun 1998, Suharto terpaksa harus mengundurkan diri tahun 1998 setelah gerakan protes makin meluas, dan ketika negara-negara barat, terutama Amerika Serikat, mulai meninggalkannya, lalu hampir semua menteri di kabinetnya juga menarik dukungan dan ramai-ramai mengundurkan diri. Prabowo sendiri dilucuti jabatan militernya karena terlibat dalam aksi penculikan para aktivis mahasiswa dan pemuda, yang sebagian hingga kini masih tidak jelas nasibnya.
Tapi pemerintahan Jokowi juga masih punya masalah besar dalam soal keamanan dan politik luar negeri. Jokowi tidak berhasil meredam konflik di Papua, bahkan memperuncing situasi dengan mengerahkan ratusan pasukan ke kawasan konflik itu. Selain itu, militer diberikan wewenang melaksanakan dan mengawasi proyek-proyek infrastruktur dengan dana besar, lahan subur bagi korupsi dan bagi-bagi uang.
Di panggung internasional, Jokowi dan Menlu Retno Marsudi sempat "dipariahkan" oleh para diplomat Eropa, setelah Jokowi memerintahkan pelaksanaan eksekusi mati terhadap belasan terpidana mati narkoba yang kebanyakan warga asing. Ketika itu Jokowi membela keputusannya dengan alasan "Indonesia darurat narkoba" dan menyatakan, hukuman mati akan mendatangkan efek jera dan akan efektif meredam kejahatan narkoba. Padahal ini sudah sudah lama terbantah dalam berbagai penelitian ilmiah. Di lain pihak, apa yang bisa dilakukan Prabowo Subianto di panggung internasional, kalau dia sendiri masih dicekal dan bermasalah masuk ke Amerika Serikat dan beberapa negara lain karena keterlibatannya dalam rangkaian peristiwa tahun 1998?
Jokowi Dikejar Dosa HAM Hingga ke Eropa
Presiden Joko Widodo membidik kerjasama bisnis untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi betapapun sang presiden berusaha menghindar, ia tetap dikejar dosa HAM masa lalu
Foto: Reuters/H. Hanschke
Sambutan Kenegaraan
Jerman mempersiapkan upacara kenegaraan buat menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo. Di jantung Eropa dia menyisakan waktu tidak barang sehari. Jokowi terutama membidik kerjasama pendidikan kejuruan buat calon tenaga kerja muda. Dengan cara itu sang presiden ingin menempatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Foto: DW/R.Nugraha
Dikejar Dosa
Namun Jokowi tidak sepenuhnya bisa melepaskan diri dari isu Lingkungan dan Hak Azasi Manusia. Selama kunjungannya di Berlin sang presiden diiringi aksi demonstrasi berbagai kelompok, antara lain organisasi lingkungan Rettet den Regenwald. Sementara International People Tribunal 65 menyerahkan petisi yang berisikan tuntutan kepada pemerintah untuk menyelesaikan isu HAM masa lalu.
Foto: DW/R.Nugraha
Sentilan Sang Pendeta
Agenda serupa juga menantinya di Istana Bellevue, saat bertemu dengan Presiden Jerman, Joachim Gauck. Gauck yang bekas pendeta itu membahas hak minoritas dan hubungan antar agama di Indonesia. Ia juga menyentil sang presiden ihwal hukuman mati. Jokowi berkilah Indonesia sedang dalam darurat narkoba
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sohn
Berguru ke Jerman
Setelah bertemu Gauck, Jokowi bergegas menemui Kanselir Angela Merkel yang terpaksa menunggu selama tiga menit di kantor kekanseliran di Berlin. Bersama perempuan paling berkuasa di Bumi itu Jokowi membahas berbagai kerjasama ekonomi, terutama pendidikan vokasi dan juga isu terorisme.
Foto: DW/R.Nugraha
Terjebak Isu HAM
Namun serupa dengan Gauck, Merkel turut membahas "kasus HAM di Indonesia, terutama di Aceh dan Papua." Soal isu pembantaian 1965, Jokowi akhirnya angkat bicara ketika sudah tiba di London. "Saya belum memutuskan apa-apa," ucapnya membantah klaim Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Panjaitan.
Foto: Reuters/H. Hanschke
Bergegas Mengejar Pertumbuhan
Tanpa membuang banyak waktu presiden beserta rombongan langsung terbang ke London, lalu Belgia dan Belanda dengan selang waktu satu hari. Di Eropa Jokowi membidik perjanjian perdagangan bebas yang ia canangkan akan selesai dalam dua tahun. Selain kerjasama pendidikan vokasi dengan Jerman, Jokowi juga menggandeng Inggris untuk membenahi industri kelautan.
Foto: DW/R.Nugraha
6 foto1 | 6
Debat dalam enam segmen
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini menyatakan tidak mengundang para menteri kabinet secara langsung, namun mereka tetap bisa hadir jika diundang oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf atau Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Total tamu undangan yang akan hadir dalam arena debat sekitar 500 orang. Jumlah itu, terdiri dari 300 undangan KPU, dan 100 undangan masing-masing dari TKN dan BPN.
Debat akan dibagi dalam enam segmen dengan alokasi waktu total 120 menit. Segmen pertama adalah pemaparan visi-misi kedua capres. Masing-masing capres punya waktu empat menit menyampaikan visi-misi mereka. Jokowi akan lebih dulu menyampaikan visi-misi, dilanjutkan dengan Prabowo.
Pada segmen kedua, keduanya akan menjawab pertanyaan seputar tema ideologi dan pemerintahan. Pertanyaan disusun tim panelis dan disampaikan oleh moderator. Masing-masing diberi waktu dua menit untuk menjawab pertanyaan, dan 1,5 menit untuk saling menanggapi jawaban.
Pada segmen ketiga, peserta diminta menjawab pertanyaan seputar pertahanan, keamanan, dan pemerintahan. Pertanyaan disusun tim panelis dan disampaikan oleh moderator. Alokasi waktu menjawab dan memberi tanggapan sama dengan segmen kedua.
Segmen keempat dan kelima adalah debat bebas. Kedua capres boleh saling melempar pertanyaan dan menanggapi. Pada segmen keenam atau terakhir, Jokowi dan Prabowo akan diminta untuk memberikan pernyataan penutup, masing-masing diberi waktu dua menit.
Jokowi dan Ilusi Hukuman Mati
Presiden Jokowi menggunakan hukuman mati sebagai jurus andalan dalam perang melawan narkoba. Padahal berbagai studi ilmiah membuktikan hukuman mati tidak mampu menurunkan angka kejahatan. Oleh Rizki Nugraha
Foto: Reuters/Romeo Ranoco
Keyakinan Jokowi
Gigih cara Presiden Joko Widodo membela hukuman mati. Indonesia berada dalam darurat narkoba, dalihnya, meski angka kematian akibat narkoba jauh lebih rendah ketimbang rokok atau akibat kecelakaan lalu lintas. Tapi realitanya hukuman mati adalah hukum positif di Indonesia dan dia yakin, membunuh pelaku bisa menciptakan efek jera buat yang lain. Benarkah?
Foto: Reuters/Olivia Harris
Pepesan Kosong
Studi ilmiah di berbagai negara menyebutkan sebaliknya. Hukuman mati tidak serta merta mampu mengurangi kriminalitas. Sebuah penelitian di Amerika Serikat oleh American Civil Liberties Union bahkan menemukan negara bagian yang menerapkan hukuman mati justru mengalami peningkatan tindak kriminal. Kepolisian AS juga menganggap eksekusi mati sebagai cara paling tidak efektif memerangi kriminalitas
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Sato
Jagal Paling Produktif
Hukuman mati di Indonesia adalah peninggalan era kolonial Belanda. Rajin diterapkan oleh Suharto buat melenyapkan musuh politiknya, hukuman mati kemudian lebih banyak dijatuhkan dalam kasus pembunuhan. Pada era Jokowi pemerintah aktif menggunakan hukuman mati terhadap pengedar narkoba, jumlahnya lebih dari 60 eksekusi, baik yang sudah dilaksanakan atau masih direncanakan.
Cacat Keadilan
Sejak menjabat presiden 2014 silam, Jokowi telah memerintahkan eksekusi mati terhadap lebih dari 60 terpidana. Celakanya dalam kasus terpidana mati Pakistan, Zulifkar Ali, proses pengadilan diyakini berlangsung tidak adil. Ali diklaim mengalami penyiksaan atau tidak didampingi penerjemah selama proses persidangan, tulis Jakarta Post.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Nagi
Bantuan dari Atas
Terpidana mati lain, Freddy Budiman, bahkan mengklaim mampu mengedarkan narkoba dalam skala besar dari dalam penjara berkat bantuan pejabat di kepolisian dan Badan Narkotika Nasional. Sejauh ini tidak satupun pejabat tinggi kepolisian yang pernah diselidiki terkait tudingan semacam itu.
Foto: Getty Images/AFP/B. Nur
Pendekatan Keamanan
Kendati terbukti tidak efektif, pemerintahan Jokowi menjadikan hukuman mati sebagai ujung tombak dalam perang melawan narkoba. Ironisnya pemerintah terkesan belum serius menyelamatkan pengguna dari ketergantungan. Saat ini BNN cuma memiliki empat balai rehabilitasi di seluruh Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
Solusi Buntu
Menurut BNN, tahun 2011 kasus penyalahgunaan narkoba mencapai hingga 2,8 juta orang. Angka tersebut naik sebesar 0,21 persen dibandingkan tahun 2008. Tapi kini tingkat penyalahgunaan narkoba diyakini meningkat menjadi 2,8 persen alias 5,1 juta orang. Padahal hukuman mati sudah rajin diterapkan terhadap pengedar narkoba sejak tahun 2004.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Uang Terbuang?
Terlebih eksekusi mati bukan perkara murah. Untuk setiap terpidana, Polri menganggarkan hingga 247 juta, sementara taksiran biaya versi Kejaksaan Agung berkisar di angka 200 juta. Artinya untuk 60 terpidana mati yang telah atau masih akan dieksekusi, pemerintah harus mengeluarkan dana hingga 15 milyar Rupiah.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/S. Images
Geming Istana
Beberapa pihak bahkan mengatakan satu-satunya yang berhasil dicapai Jokowi dengan mengeksekusi mati pengedar narkoba adalah memancing ketegangan diplomasi dengan negara lain. Namun begitu Jokowi bersikeras akan tetap melanjutkan gelombang eksekusi mati terhadap terpidana narkoba.