1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menjelang Grand Prix Malaysia

20 Maret 2008

Balapan Formula 1 di Australia berakhir dengan hasil mengejutkan. Hanya tujuh pembalap bisa melewati garis finish. Grand Prix di Australia dikenal sebagai balapan yang panas. Tetapi Malaysia, akan lebih 'panas' lagi.

Juara di Australia, Lewis HamiltonFoto: AP

Usai balapan yang kacau di Australia tim-tim papan atas akan berusaha kembali menunjukkan kekuatan mereka yang sesungguhnya di sirkuit Sepang Malaysia. Satu-satunya hal yang bisa mengacaukan kembali hasil balapan, adalah prakiraan cuaca yang mengatakan bahwa Malaysia akan terus diguyur hujan hingga hari Senin (24/03). Berita ini tidak menggembirakan para petinggi tim balap, termasuk direktur motorsport BMW Mario Theissen.

"Jika hujan turun, hasil di Malaysia tidak bisa diduga. Karena disini kalau hujan, maka hujannya sangat deras. Safety car bisa jadi harus diturunkan atau bahkan balapan dihentikan. Jadinya semua kacau balau lagi. Sehingga hasil di balapan ini pun tidak bisa diduga dan tidak bisa dianggap mewakili kekuatan tim."

Lewis Hamilton, pembalap tim Mclaren Mercedes, tampak sedikit lebih santai menghadapi kemungkinan hujan di Sepang. Usai kemenangannya dalam balapan yang sulit di Australia, Hamilton sudah diramalkan banyak pihak akan berhasil meraih gelar juara dunia Formula 1 tahun ini.

"Kita melihat di Melbourne yang kering, hanya tujuh mobil yang berhasil menyelesaikan balapan. Sekarang pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi dalam keadaan basah? Tetapi kita semua akan bernasib sama. Ini akan menjadi tantangan yang hebat. Saya sudah tidak sabar menjajalnya."

Sedikitnya jumlah pembalap yang berhasil masuk finish di Melbourne, menurut beberapa pengamat, diakibatkan oleh peraturan baru yang tidak membolehkan pembalap menggunakan alat bantu elektronik yang disebut pengatur traksi. Tetapi anggapan ini tidak disetujui oleh pembalap Ferrari Felipe Massa. Hasil balapan di Albert Park, merupakan hasil balapan awal terburuk bagi Ferrari semenjak 1992.

"Sayangnya balapan kita buruk sekali. Kita punya masalah tapi tidak ada hubungannya dengan peraturan baru atau tidak adanya pengatur traksi. Kami hanya membalap dengan sangat buruk."

Pembalap tim Williams Nico Rossberg tidak setuju dengan Massa. Ia merasakan kehilangan bantuan pengatur traksi. Dan ia sangat tidak mengharapkan datangnya hujan. Karena di Australia yang kering saja, sudah cukup memusingkan bagi Rossberg yang berhasil mencapai podium minggu lalu.

"Ya lihat saja kekacauan di Australia. Banyak kesalahan mengemudi, mobil-mobil yang rusak, kecelakaan. Di Malaysia hal semacam ini bisa saja terjadi. Apalagi kalau hujan, pasti sulit. Tanpa alat bantuan, tanpa pengatur traksi pasti akan sulit sekali."

Hujan atau tidak hujan, berdasarkan statistik di Grand Prix Sepang Malaysia, tim yang memiliki kans terbesar untuk menang adalah Ferrari. Ferrari telah menang empat kali disana, sementara McLaren dan Renault dua kali, serta Williams satu kali. Jika Ferrari berhasil menang, maka persaingan di klasemen sementara akan kembali terbuka. (vl)