1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270309 Nordkorea Raketen

27 Maret 2009

Korea Utara menyiapkan peluncuran roket jarak jauh. Rencana ini melanggar resolusi PBB dan menimbulkan kekuatiran, terutama di Jepang dan AS.

Sejumlah rudal Korsel dan Korut dipamerkan di Museum Perang di SeoulFoto: AP

Dua pekan lalu, pemerintah Korea Utara mengumumkan akan meluncurkan roket pengangkut antara 4 dan 8 April 2009. Menurut keterangan resmi Korea Utara, roket tersebut mengangkut satelit komunikasi ke orbitnya di luar angkasa. Namun Amerika Serikat dan negara tetangga Korea Utara seperti Korea Selatan dan Jepang menduga, Pyongyang menggunakan peluncuran roket tersebut untuk menyamarkan uji coba rudal jarak jauh.

Pemerintah AS melaporkan, Korea Utara beberapa hari lalu menyiapkan sebuah rudal jarak jauhnya. Kamis (26/03) kemarin, harian Korea Selatan Chosun Ilbo dengan merujuk pada narasumber di kalangan pemerintah dan citra satelit penginati AS melaporkan, secara teknis peluncuran Korea Utara dapat meluncurkan sebuah roket dalam tiga sampai empat hari.

Dr. Oliver Thränert, pakar nuklir Korea Utara dari Yayasan Sains dan Politik (SWP) menilai, Korea Utara berpeluang meluncurkan rudal jarak jauh:

"Ini mungkin saja terjadi, mengingat di masa lalu kita sudah melihat sejumlah upaya Korea Utara ke arah itu. Korea Utara sudah lama merakit rudal balistik bertingkat. Dari segi politik saya kira ada kemungkinan Korea Utara ingin menarik perhatian pemerintah Obama, agar AS mengalihkan pandangan ke Korea Utara dan tak hanya fokus pada Iran atau hotspot politik internasional lainnya."

Terlepas dari motviasi politik, secara ekonomi Korea Utara dapat diuntungkan oleh pemilikan roket jarak menengah dan jauh, misalnya bila negara komunis itu mengekspor roketnya. Kembali Dr. Oliver Thränert:

"Di masa lalu kita mengamati kerja sama erat dengan Pakistan dan Iran. Saya kira, Korea Utara berniat menjual roket bertingkat di masa depan. Prasyarat untuk itu adalah roket Korea Utara terbukti dapat berfungsi."

Juli 2006, Korea Utara meluncurkan roket tipe Taepodong 2 dari pesisir timur negaranya. Jangkauan roket tipe ini dapat mencapai negara bagian AS Alaska. Meski, menurut keterangan AS, uji coba tersebut gagal. AS, Korea Selatan dan Jepang kini menduga, rezim komunis Korea Utara kembali berencana meluncurkan roket jenisTaepodong-2 atau model serupa yang sudah dimodifikasi dengan jangkauan yang lebih jauh. Namun, belum ada bukti untuk dugaan ini. Sebenarnya, seberapa besar ancaman ambisi militer Korea Utara bagi kawasan dan juga seluruh dunia?

"Ini harus dilihat dalam kaitan dengan program atom Korea Utara. Apakah mereka punya keahlian untuk memasang senjata nuklir pada sebuah roket? untuk itu dibutuhkan senjata atom dalam bentuk kecil. Tidak ada data untuk ini. Tapi, kita tahu, Korea Utara pernah mencoba merakit senjata nuklir. Kalau dikawinkan dengan program peluncuran roket tentu ini menimbulkan bahaya, terutama bagi tetangga terdekat Korea Utara, khususnya Jepang."

Sebuah resolusi PBB yang diluncurkan tahun 2006 melarang Korea Utara menguji coba roket balistik. Karena itu, sikap Pyongyang yang bersikeras menjadwalkan peluncuran roket awal April ini mengundang kecamam dunia internasional. Cina, tuan rumah perundingan enam pihak yang adalah satu-satunya sekutu Korea Utara, minggu-minggu terakhir ini menyampaikan kekuatirannya. Upaya Cina membujuk Pyonyang untuk membatalkan rencananya tak membuahkan hasil.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di sela-sela lawatannya ke Meksiko menyebut rencana uji coba roket Korea Utara sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Sebelumnya Jepang mengumumkan akan memposisikan roket penangkisnya. Bila perlu, mereka akan menembak jatuh roket Korea Utara. Pyongyang menanggapinya dengan mengatakan, ini adalah pernyataan perang Jepang terhadap Korea Utara. Bila benar pecah perang, militer Korea Utara siap untuk menjalankan kebijakan yang setimpal, demikian tandas Pyongyang. (zer)