1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Menkes Jerman: Lonjakan Kasus Baru Corona ‘Mengkhawatirkan’

9 Oktober 2020

Menteri Kesehatan Jerman sebut lonjakan infeksi virus “mengkhawatirkan”, karena lebih dari 4.000 kasus dalam satu hari. Kementerian Kesehatan negara itu juga ingatkan potensi lonjakan kasus bisa mencapai 10.000 per hari.

Wabah corona di Jerman
Foto: picture-alliance/dpa/M. Murat

Jika warga tidak mematuhi aturan kebersihan dan jarak sosial, Jerman akan melihat penambahan kasus baru hingga 10.000 per hari, demikian peringatan dari pejabat tinggi pengendalian penyakit di negara itu.

“Ada kemungkinan virus itu akan menyebar di luar kendali,” kata Lothar Wieler, Kepala Institut Robert Koch (RKI), kepada wartawan di Berlin.

“Kita tidak tahu bagaimana situasi di Jerman akan berkembang dalam beberapa pekan mendatang. Ada kemungkinan kita akan melihat 10.000 kasus baru setiap harinya,” tambahnya.

Pernyataan Lothar tersebut muncul menyusul lonjakan kasus baru yang terjadi di Jerman. Jerman mencatat lebih dari 4.000 infeksi virus corona dalam 24 jam – rekor tertinggi yang tercatat sejak puncak pandemi di musim semi.

Angka kasus infeksi yang dirilis pada Kamis (08/10) oleh Robert Koch Institute menunjukkan ada 4.058 infeksi baru yang dikonfirmasi – bertambah lebih dari 1.200 kasus dibanding hari sebelumnya yang mencatat 2.828 kasus.

“Jumlahnya menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan,” kata Menteri Kesehatan Jens Spahn di Berlin. “Hampir tidak ada negara lain di Eropa yang berhasil mengatasi krisis sejauh ini. Tapi kita tidak boleh mempertaruhkan apa yang telah kita capai.”

Ini menjadi pertama kalinya otoritas kesehatan Jerman mencatat jumlah kasus harian yang begitu tinggi sejak akhir Maret dan awal April lalu – pada waktu itu Jerman sering mencatat lebih dari 6.000 kasus baru per hari. Infeksi corona mulai meningkat lagi pada bulan Juli, disebabkan oleh warga yang kembali dari liburan musim panas mereka.

‘Paradoks kepuasan’

Kepala RKI Lothar Wieler juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti regulasi dan langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk mencegah penyebaran virus.

“Situasi saat ini membuat saya sangat khawatir … Saya meminta Anda untuk mematuhi aturan,” katanya seraya menambahkan bahwa hanya 8% kasus infeksi di Jerman yang ‘diimpor’ dari luar negeri.

Wieler lantas menggambarkan sesuatu yang ia sebut sebagai “paradoks pencegahan”. Bahwa rasa puas diri justru tumbuh karena tindakan yang diambil oleh pihak berwenang dan publik sejak Maret lalu, yang kemudian membuat angka kematian yang relatif rendah.

Spahn menyebut peningkatan kasus corona di Jerman "mengkhawatirkan'.Foto: Andreas Arnold/dpa/picture-alliance

Pada Rabu (07/10), mayoritas dari 16 negara bagian federal setuju untuk melarang orang-orang dari hot spot wabah domestik untuk tinggal di hotel di tempat lain di negara itu. Namun, orang-orang dari daerah yang ditetapkan sebagai daerah berisiko, atau daerah yang berisiko menjadi hot spot, tetap diizinkan untuk bepergian.

Otoritas kesehatan bisa kewalahan?

Juru bicara pemerintah Steffen Siebert mengatakan bahwa aturan tersebut dilakukan karena peningkatan kasus tidak lagi dapat dikaitkan dengan “peristiwa wabah tunggal”. Selain itu, ia juga memperingatkan bahwa otoritas kesehatan yang bekerja melacak infeksi berpotensi menjadi kewalahan.

Meskipun angka infeksi meningkat, Stefan N. Willich yang menjabat sebagai direktur Institute for Social Medicine, Epidemiology and Health Economics di rumah sakit Charite Berlin meyakini bahwa kasus infeksi tidak akan melebihi kapasitas rumah sakit di Jerman.

“Beban epidemiologi virus memang agak meningkat,” katanya. “[Tapi] menurut saya ini belum benar-benar mengkhawatirkan, tetapi memang jumlahnya menjadi lebih tinggi. Kita harus waspada. Kita harus mematuhi metode pencegahan yang telah ditetapkan.”

Willich menambahkan baha kapasitas RS Charite untuk pasien virus corona hanya sebesar 3%. “Saya rasa di masa mendatang sistem perawatan kesehatan tidak akan terlalu terbebani di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Bavaria Markus Söder mengkritik beberapa kota besar seperti Berlin karena “tertinggal” dan kehilangan kendali atas angka infeksi mereka. “Di sekitar kita di Eropa, jumlahnya melonjak,” katanya kepada penyiar ZDF, Kamis (08/10).

Dia juga menyerukan agar “lebih banyak masker, lebih sedikit alkohol dan pesta” untuk menahan laju infeksi.

Söder juga membela larangan bagi orang-orang dari daerah berisiko tinggi untuk menyewa kamar hotel atau akomodasi di daerah lain. “Siapapun dengan hasil tes negatif bisa menikmati liburan,” katanya.

Jerman secara bertahap telah mencabut pembatasan terkait virus corona sejak Mei. Otoritas kesehatan telah memilih strategi pelacakan kontak dan pembatasan lokal sebagai respons dalam menghadapi wabah regional. Pejabat kesehatan juga memperbarui seruan untuk membatasi perjalanan yang tidak perlu. 

Sementara itu, Berlin telah menerapkan jam malam di ibu kota, yang terkenal dengan kehidupan malamnya yang aktif bahkan di tengah pandemi.

Setidaknya 310.144 orang Jerman telah tertular virus sejak awal pandemi, dan lebih dari 9.500 orang telah meninggal dunia.

gtp/ha (dpa, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait