1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

EU Finanzminister

16 September 2011

Di Breslau, Polandia dalam pertemuan informal, Menteri Keuangan Amerika Serikat Timothy Geithner akan mendesak rekan-rekannya di Uni Eropa untuk mengambil tindakan segera dalam upaya mengatasi krisis hutang di Eropa.

epa02731152 US Treasury Secretary Timothy Geithner attends a news briefing to release the Social Security and Medicare Board of Trustees Reports, at the Treasury Department in Washington DC, USA, 13 May 2011. The long-run program costs for Medicare and Social Security are expected to substantially grow in the coming decades as a result of the aging population - making the two largest federal programs unsustainable without legislative changes, according to the Social Security and Medicare Board of Trustees. EPA/MICHAEL REYNOLDS
Menteri keuangan AS Timothy Geithner, "Eropa seharusnya dapat melakukan lebih banyak lagi"Foto: picture alliance/dpa

Ketua Dewan Uni Eropa yang saat ini dipegang oleh Polandia mengundang para menteri keuangan Uni Eropa ke Breslau untuk membicarakan jalan keluar dari krisis hutang di Eropa dan krisis Euro. Tidak disangka, menteri keuangan AS menyatakan akan menghadiri pertemuan informal tersebut. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sebelum bertolak ke Polandia, kepada stasiun televisi CNBC Geithner mengatakan, "Negara-negara Eropa sungguh berdedikasi dan kapasitas keuangan dan ekonominya mencukupi untuk mengambil langkah yang diperlukan."

Dalam wawancara yang dilakukannya akhir pekan lalu, Geithner mengatakan bahwa Eropa bergerak terlalu lambat. Terutama negara-negara besar seperti Jerman, dapat melakukan lebih banyak lagi, ungkapnya. Pernyataan Geithner ditepis oleh ketua Dana Moneter Internasional baru, Christine Lagarde.

Di Washington, bekas menteri keuangan Perancis itu menuturkan, krisis di Uni Eropa akan berdampak negatif pada ekonomi dunia. Tanggapan resmi dari para menteri keuangan Uni Eropa masih dinantikan, namun di kalangan diplomat di Breslau tersebar isu, rupanya AS mencari kambing hitam untuk menutupi kelalaiannya sendiri. Bahwa negara itu dililit hutang negara sekaligus membebani konjunktur dunia.

Dana Khusus Bailout Ditentang

Pertemuan informal menteri keuangan UE di Breslau, PolandiaFoto: dapd

Ke-17 menteri keuangan zona mata uang Euro, dan nantinya juga semua 27 menteri keuangan negara Uni Eropa, akan merundingkan apakah sarana yang direncanakan akan dipakai untuk mengatasi krisis, mencukupi atau tidak. Bank Sentral Eropa mendesak, agar dana penyelamatan negara-negara pengguna Euro (EFSF) digunakan sesegera mungkin untuk membeli obligasi negara yang dibebani terlalu banyak hutang, seperti Italia dan Spanyol. Untuk itu, sejumlah pemerintah masih harus meratifikasi undang-undangnya. Parlemen Jerman, Bundestag akan memutuskannya akhir September ini.

Langkah-langkah penyelamatan bagi negara-negara yang seret dana dipertikaikan tidak hanya di Jerman. Finlandia, Austria, Belanda dan Slovakia juga masih ragu. Finlandia misalnya, bersikeras agar ada semacam jaminan keamanan bila Yunani diberikan kredit lagi. Jaminan seperti itu juga bisa dituntut oleh Belanda. Sedangkan Jerman menolaknya.

Nampaknya Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble masih harus menerangkan kepada rekan-rekan zona Euronya, mengenai sikap ragu pemerintahnya terhadap paket penyelamatan Yunani.

Sementara itu, Ketua Partai Liberal Jerman (FDP) sekaligus Menteri Ekonomi Jerman Philipp Rösler melihat ada kemungkinan Yunani dapat dikategorikan sebagai bangkrut. Hal ini ditolak oleh Kanselir Angela Merkel. Kriteria untuk memastikan apakah sebuah negara bangkrut atau tidak, baru berlaku tahun 2013, paparnya dalam sebuah wawancara radio. Ketika berbicara dengan perdana menteri Yunani Giorgos Papandreou lewat telefon, Merkel mengatakan, Yunani sebaiknya tetap menggunakan Euro.

Bank Sentral Kucurkan Dollar AS ke Eropa

Aksi bersama bank sentral negara-negara di Eropa, termasuk Bank Sentral Eropa, yang telah mengucurkan Dollar AS ke Eropa, juga akan dibahas oleh menteri keuangan zona Euro di Breslau. Langkah mengejutkan Bank Sentral yang telah mencairkan dana bagi bank-bank Eropa menunjukkan, bahwa situasi bank-bank telah memburuk.

Beberapa pekan ini beredar isu, bank-bank di Eropa tidak bersedia meminjamkan uang dalam jumlah yang besar kepada bank lain, karena tidak ada rasa saling percaya. Kementerian Keuangan Jerman di Berlin sedang merancang sebuah konsep penyelamatan bank-bank yang terpaksa menghapus obligasi pemerintah Yunani.

Menghitung Sampai Tiga

Bila sampai pertengahan Oktober ini Yunani tidak mendapat kredit baru senilai delapan milyar Euro, maka negara itu bangkrut. Saat ini sebuah tim yang dibentuk oleh Komisi Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional sedang menyelidiki apakah Yunani memenuhi seluruh persyaratan untuk mendapat kredit lagi. Hasilnya akan diserahkan akhir September ini.

Menteri Keuangan Jerman Schäuble tidak menyangkal bahwa Jerman telah bersiap-siap menghadapi kebangkrutan Yunani. "Sebuah pemerintah harus mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana. Jika tidak, akan fatal,“ kata Schäuble dalam sebuah wawancara televisi.

Akankah Yunani tetap menggunakan Euro?Foto: picture-alliance/dpa

Meskipun bursa Eropa pekan ini mengalami kepulihan sedikit setelah bank-bank sentral melancarkan aksi bersama itu, para investor mengetahui bahwa krisis hutang di Eropa belum tuntas. Mereka sedang menunggu jawaban dari Breslau.

Analis Robert Halyer dari Baader Bank mengatakan kepada harian Jerman Handelsblatt, "Sementara ini pasar seolah-olah menganggap Yunani tidak akan bangkrut." Halver menekankan, keadaan tenang ini tidak akan berlangsung lama. Karena, "siapapun yang dapat berhitung sampai tiga, mengetahui, bahwa Yunani tidak dapat diselamatkan lagi. Hanya sebuah keajaiban yang dapat mempertahankan negara itu dalam zona Euro."

Bernd Riegert/Andriani Nangoy                                                                                           Editor: Luky Setyarini

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya