1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu AS di India

18 Juli 2009

Clinton memulai lawatannya di India dengan mengatakan, Amerika Serikat dan India memasuki era baru hubungan kerja sama.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton, tengah, di Mumbai, India, Sabtu (18/07).
Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton, tengah, di Mumbai, India, Sabtu (18/07).Foto: AP

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton berada di India dalam rangkaian lawatannya ke Asia Selatan. Sabtu ini (18/07), Clinton meninjau Mumbai, kota tempat terjadinya peristiwa teror berdarah November lalu.

Memulai lawatan Indianya, Clinton mengatakan Amerika Serikat dan India memasuki “era baru” kerja sama. Clinton juga menyatakan harapannya terhadap usulan perjanjian kerja sama yang memungkinkan perusahaan AS menjual senjata tercanggihnya ke militer India. Di India, Hillary Clinton juga bertemu dengan para pengusaha bisnis keuangan papan atas, membicarakan krisis ekonomi global.

Dalam jumpa pers, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyebutkan, pemerintah di Washington melihat “upaya keras dan komitmen” Pakistan enam bulan terakhir ini dalam memerangi terorisme.

“Terdapat upaya keras yang dapat kita harapkan. Sekarang masih terlalu dini untuk mengukur hasil nyata komitmen ini dari Pakistan,“ kata Clinton. “Saya yakin, dalam beberapa hari ke depan akan ada perhatian lebih besar mengenai ada tidaknya komitmen untuk menyeret teroris Mumbai ke pengadilan.“

Mengenai keharusan pemerintah di Islamabad untuk menindak keras kelomppok teroris yang beroperasi menyerang India, Clinton mengatakan, mereka harus dibasmi sampai ke akarnya, harus dikalahkan dan ditumpas. Dikatakan Clinton, ini hal yang sangat mendasar, yang sudah ditegaskan AS dan AS akan terus mendorong Pakistan untuk kelanjtan pelaksanaannya .“

Mumbai, ibukota negara bagian Maharashtra, 26 November tahun lalu diserang kelompok teroris asal Pakistan, Lashkar-e-Taiba. Kelompok itu menyerang berbagai lokasi penting di pusat kota dan mengakibatkan 166 orang tewas.

Clinton mengatakan pula dalam jumpa pers itu, Amerika Serikat tidak menekan India dalam melanjutkan perundingan damai dengan Pakistan. Perundingan itu ditunda India akibat serangan di Mumbai. Menurut Clinton, pemerintahnya menyerahkan keputusan ini sepenuhnya kepada pemerintah dua negara.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton tiba di Mumbai Jumat malam (17/07) dan menginap di Hotel Taj yang jadi sasaran pemboman tahun lalu, sebagai pernyataan solidaritas terhadap korban. Clinton juga bertemu dengan karyawan Hotel Taj dan Trident Oberoi, yang diserang teroris November lalu.

Sabtu ini (18/07), Clinton mengadakan pertemuan dengan para pengusaha terkemuka India. Beberapa di antaranya adalah Mukesh Ambani, presiden direktur perusahaan swasta terbesar di India, Reliance Industries, dan Ratan Tata, pemimpin perusahaan otomotif Tata.

Clinton berharap dapat mencapai kesepakatan kerja sama antara Amerika Serikat dan India di bidang energi, pertanian dan pertahanan.

Tema utama lawatan Clinton ke India adalah mempererat hubungan usaha dan perdagangan kedua negara.

Hari Senin (20/07), Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Manmohan Singh dan Menteri Luar Negeri SM Khrisna. Agenda pembicaraannya antara lain perjanjian non proliferasi nuklir, upaya mengatasi perubahan iklim dan keamanan wilayah.

Pemerintah India direncanakan menunjukkan dua lokasi di mana perusahaan AS akan mendirikan reaktor nuklir bernilai milyaran dollar.

Setelah menyelesaikan lawatannya di India. Clinton bertolak ke Thailand, hari Selasa mendatang (21/07) untuk menghadiri Forum Regional ASEAN.

LS/GG/dpa