1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikArab Saudi

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi untuk Normalisasi Bilateral

7 Juni 2023

Washington dan Riyadh memiliki beberapa ketidaksepakatan isu di masa lalu seperti Iran, keamanan regional, hingga harga minyak. Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Blinken sejak Saudi memulihkan hubungan dengan Iran.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah
Menlu AS Antony Blinken menekankan isu kemajuan hak asasi manusiaFoto: Saudi Royal Court/REUTERS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Arab Saudi pada hari Selasa (06/06) untuk bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) guna memperbaiki dan menstabilkan hubungan yang tegang antara Washington dan Riyadh.

Selama bertahun-tahun, perbedaan pendapat tentang berbagai masalah, termasuk Iran, keamanan regional, hingga harga minyak, telah memperdalam jurang pemisah antara kedua negara.

Saat bertemu, Blinken dan MbS fokus membahas peningkatan kerja sama ekonomi, khususnya di sektor energi bersih dan teknologi, menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS.

Selain Putra Mahkota, Blinken telah menjadwalkan pertemuan dengan pejabat tinggi Saudi lainnya di Riyadh dan Jeddah.

Kunjungan pertama Blinken ini terjadi setelah kunjungan tingkat tinggi oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan, yang melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada 7 Mei lalu.

Persaingan untuk dominasi pengaruh di kawasan

Tujuan dari perjalanan Blinken termasuk membangun kembali pengaruh atas harga minyak, melawan pengaruh Cina dan Rusia di wilayah Timur Tengah, serta menumbuhkan harapan untuk normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.

Saat berbicara di American Israel Public Affairs Committee, Blinken mengatakan bahwa mengadvokasi normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi sejalan dengan kepentingan keamanan nasional AS. Namun, dia mengingatkan normalisasi seperti itu tidak akan terjadi dengan cepat.

Mencegah hubungan Saudi-Cina yang lebih erat kemungkinan menjadi elemen terpenting dari kunjungan Blinken, kata Richard Goldberg, penasihat senior di wadah pemikir yang berbasis di Washington, Yayasan Pertahanan Demokrasi (FDD).

"(Blinken harus menjelaskan) mengapa kepentingan Cina tidak sejalan dengan Arab Saudi dan mengapa hubungan yang lebih dekat secara strategis menghambat hubungan yang lebih dekat dengan Washington," kata Goldberg kepada kantor berita Reuters.

AS juga berharap Arab Saudi setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, yang telah menjalin hubungan dengan beberapa negara Arab lainnya di bawah Abraham Accords yang ditengahi oleh pemerintahan Donald Trump.

Dinamika hubungan AS dan Saudi

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Blinken, warga AS dan penduduk dengan anggota keluarga yang ditahan di Arab Saudi menyerukan pembebasan segera kerabat mereka. Surat itu menyertakan nama-nama seperti ulama terkemuka Salman al-Odah, anak-anak mantan pemimpin spionase Saad al-Jabri, pembela hak asasi manusia Mohammed al-Qahtani, dan pekerja bantuan Abdulrahman al-Sadhan.

Pejabat AS yang memberi pengarahan kepada wartawan sebelum kunjungan ke Jeddah mengakui pembicaraan yang sedang berlangsung tentang mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan mendasar dengan Arab Saudi.

Namun, mereka tidak mengungkapkan apakah Blinken akan mencari jaminan khusus dari Saudi terkait masalah ini.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan bahwa Blinken menekankan pentingnya kemajuan hak asasi manusia dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

ha/hp (AFP, Reuters)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait