Menlu Bahrain Kunjungi Israel Bahas Kerja Sama Bilateral
17 November 2020
Untuk pertama kalinya, Menlu Bahrain akan mengunjungi Israel untuk menindaklanjuti kesepakatan pembukaan hubungan diplomatik. Abdullatif Al-Zayani dijadwalkan bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu hari Rabu (18/11).
Iklan
Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al-Zayani akan melakukan perjalanan ke Israel hari Rabu (18/11) dalam kunjungan bersejarah untuk meresmikan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Sumber diplomatik di Bahrain mengatakan, Al-Zayani akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan melakukan diskusi bilateral dengan para pejabat Israel.
Bahrain dan Israel sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik secara formal pada 15 September lalu, melalui penengahan Amerika Serikat. Sebelumnya, Uni Emirat Arab dan Sudan sudah meresmikan hubungan diplomatik dengan Israel.
Bahrain dan UEA sudah menandatangani nota kesepahaman untuk mengatur kerja sama di berbagai bidang termasuk politik, pertanian, perdagangan, teknologi informasi, dan visa.
"Kunjungan itu dilakukan untuk menegaskan posisi jelas dan permanen Bahrain dalam mendukung proses perdamaian di kawasan Timur Tengah, dan untuk membahas peluang ekonomi dan perjanjian bilateral dengan Israel," kata Kantor Berita resmi Bahrain.
Pergeseran paradigma di Timur Tengah
Duta Besar AS untuk Israel David Friedman mengatakan, kebijakan perdamaian melalui penengahan AS "telah mengubah dunia secara mendalam menjadi lebih baik." Dia menambahkan: "Kami melihat paradigma Timur Tengah benar-benar berubah dengan cara yang sangat positif."
Ketika UEA mengumumkan akan menormalisasi hubungan dengan Israel bulan Agustus lalu, negara itu membuka lembaran sejarah baru, mengikuti jejak Mesir dan Yordania pada lebih 20 tahun lalu. Beberapa negara lain di kawasan kemudian mengumumkan akan melakukan langkah serupa memulai hubungan bilateral dengan Israel.
Namun Arab Saudi menyatakan tidak memiliki rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel secara resmi, sekalipun negara itu sekarang akan mengizinkan maskapai komersial Israel untuk menggunakan wilayah udaranya.
Otoritas Palestina dan kelompok Hamas bersama-sama mengecam kesepakatan Bahrain dan Israel sebagai "tikaman dari belakang bagi perjuangan Palestina dan rakyat Palestina."
Menjadi Astronot Pertama dari Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab boleh berbangga karena telah berhasil megirimkan putra terbaiknya untuk salah satu misi di luar angkasa. Hazza Al Mansouri tercatat dalam sejarah sebagai orang Arab pertama yang menembus atmosfer bumi.
Foto: Imago/B. Ingalls
Menjadi astronot pertama dari Uni Emirat Arab
Hazza Al Mansouri adalah orang pertama dari Uni Emirat Arab (UAE) yang mencapai ruang angkasa. Pria yang lahir pada 13 Desember 1983 ini mengaku dari kecil suka mengamati bintang-bintang dan meteor dari gurun pasir Liwa pada malam hari. Kesenangannya tidak berhenti disitu, ia suka membaca buku tentang pesawat dan ruang angkasa dan ia juga bermimpi suatu saat untuk bisa menjadi pilot.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mamontov
Mimpi menjadi pilot terpenuhi, jadi astronot pun juga
Sebelum menjadi astronot terpilih, Hazza memang sudah memiliki latar belakang kuat sebagai pilot pesawat tempur F-16 di satuan militer UEA. Hazza pernah dikirim untuk pelatihan intensif pilot pesawat tempur di Arizona, Amerika Serikat.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudryavtsev
Terpilih mewakili UEA dari 4,022 kandidat
Berawal dari cuitan Perdana Menteri di Twitter yang mengajak masyarakatnya untuk mendaftarkan diri pada program astronot UEA lewat yayasan Mohammed bin Rasheed Space Center, Hazza terpilih dari 4,022 kandidat setelah melalui ujian intensif di UEA dan Russia. Ia percaya, latar belakang militer sangat membantu dirinya untuk lulus pada ujian-ujiannya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Krasilnikov
Diberangkatkan dengan Kosmonot dari Russia dan Astronot dari Amerika Serikat
Hazza berangkat bersama Astronot NASA Jessica Meir dan Kosmonot Oleg Skripochka dalam ekspedisi antariksa yan berdurasi 8 hari. Hazza direncanakan untuk melakukan beberapa eksperimen yang melibatkan dirinya sendiri sebagai objek eksperimen untuk melihat perubahan tubuh yang terjadi saat bertemu gravitasi nol sebelum dan setelah ekspedisinya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Savostyanov
Soyuz M-15, roket yang digunakan untuk misi Hazza
Roket ini diluncurkan beserta tim yang terdiri dari 3 anggota dari Bandar antariksa Baykonur di Kazakhstan. Bandar antariksa ini adalah yang tertua dan terbesar yang masih beroperasi di dunia.
Foto: Reuters/S. Zhumatov
Ditugaskan di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS)
Penelitian antariksa yang akan dilakukan Hazza dan tim dalam misinya akan dilakukan di ISS. Beberapa misi utama diantara lain yang akan dilakukan adalah meneliti mengedukasi penonton dalam bahasa Arab secara langsung dari ISS tentang ruang angkasa, meneliti efek mikrogravitasi dan efek perjalanan ruang angkasa pada tubuh manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
Mengobrol sambil melayang-layang dengan rekan-rekan di ISS
Segala macam aktifitas akan menjadi sangat berbeda di luar angkasa. Semuanya akan melayang, tidur harus diikat di dalam kantung tidur, mandi tidak pakai air, makan dan minumpun dari makanan kemasan. Karena tidak memungkinkan untuk setiap astronot membawa persediaan air yang cukup, mereka diharuskan untuk mendaur ulang urin mereka sendiri untuk minum.
Foto: Imago/NASA
Kembali ke dunia dengan senyum yang lebar
Setelah melakukan misi antariksa yang berlangsung selama 8 hari, Hazza pulang dengan selamat setelah kapsul yang ia naiki mendarat dengan bantuan parasut. Ia mengaku, pengetahuan dan pengalaman yang ia bawa pulang bisa menjadi bekal yang sangat berguna untuk komunitas ilmiah. (pn/ap)