Awalnya dia dianggap remeh di dalam dan luar negeri. Tapi perempuan pertama yang menjadi menlu Jerman itu, kini berdiri tegak sebagai tokoh muda di samping para pemimpin kawakan seperti Joe Biden dan Vladimir Putin.
Iklan
Tepat pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret, Menteri luar negeri Jerman Annalena Baerbock (Partai Hijau) menandai tiga bulan masa jabatannya. Dalam masa kurang dari 100 hari, dia telah muncul sebagaui salah satu anggota pemerintahan paling popular di Jerman.
Dalam jajak pendapat edisi terbaru Deutschlandtrend, yang dilakukan secara kontinyu setiap bulan, Annalena Baerbock naik ke peringkat dua terpopuler, setelah Kanselir Olaf Scholz (SPD). Sekitar 50% responden mengatakan mereka senang atau sangat senang dengan kinerja Annalena Baerbock. Ini berarti peningkatan sebesar 14 persen dari jajak pendapat sebulan sebelumnya.
Apresiasi tinggi untuk Annalena Baerbock, 41 tahun, sebagian besar berasal cara dia menangani invasi Rusia ke Ukraina. Di Twitter, user Jerman memujinya dan menyebut Annalena Baerbock sebagai "pilihan terbaik" untuk posisi menteri luar negeri dalam situasi saat ini.
Berani berbicara lantang dan tegas
Para pengamat politik juga tidak lupa, selama kampanye menjelang pemilihan umum federal Jerman 2021, Annalena Baerbock adalah satu-satunya kandidat kanselir yang menyebut pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia sebagai „sebuah kesalahan".
Iklan
Majalah Berita terbesar Jerman "Der Spiegel" dan harian terkemuka "Die Zeit" memuji Annalena Baerbock karena berani "berbicara terus terang" tentang situasi krisis dan juga berani menegur Kremlin secara langsung.
Dalam pidatonya minggu lalu di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Annalena Baerbock menatap lurus ke arah menlu Rusia, Sergey Lavrov dan mengatakan dengan lantang dan tegas: "Anda telah menyalahgunakan kekuasaan Anda sebagai anggota tetap Dewan Keamanan. ... Anda bisa menipu diri Anda sendiri, tetapi tidak bisa menipu kita semua."
Destinasi Menarik di Eropa yang Berkaitan dengan Sosok Perempuan Terkenal
Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, berikut lokasi menarik di Eropa, dari Amsterdam hingga Venesia, yang berkaitan dengan perempuan terkenal. Terinspirasi oleh publikasi Lonely Planet "In her Footsteps."
Foto: Martin Schutt/dpa/picture alliance
Anne Frank dan Amsterdam
Anne Frank House adalah salah satu museum paling populer di Amsterdam, Belanda. Berlokasi di Prinsengracht 263, Anne Frank dan keluarganya bersembunyi dari Nazi pada tahun 1942-1944. Lebih dari dua tahun, dia mencatat pengalamannya dalam buku harian - yang kemudian menjadi terkenal. Pada 1944, keluarga itu dikhianati dan dideportasi. Frank meninggal pada usia 15 tahun di kamp Auschwitz.
Foto: Daniel Kalker/picture alliance
Hildegard von Bingen dan Biara St. Hildegard
Pada abad pertengahan, Hildegard von Bingen adalah seorang Kepala Biara Benediktin St. Hildegardis, penulis, komposer, filsuf, mistikus Kristen, visioner, dan polimatik. Dia dianggap sebagai pendiri sejarah alam ilmiah di Jerman, yang juga mendirikan dua biara. Di Bingen, Anda dapat berjalan di Jalur Hildegard melewati Biara St. Hildegard, yang juga dinamai menurut namanya.
Foto: Jochen Tack/picture alliance
Marie Curie dan Warsawa
Marie Curie lahir di 16 Freta Street, Warsawa, Polandia, pada tahun 1867. Tidak diizinkan untuk kuliah, dia diam-diam belajar matematika dan fisika, hingga resmi bekerja sebagai pengasuh. Pada tahun 1891, dia pergi ke Paris, di mana dia merasa terhormat meraih Hadiah Nobel untuk penelitian tentang radioaktivitas. Tempat kelahirannya di Warsawa sekarang menjadi museum.
Foto: Moritz Wolf/imageBROKER/picture alliance
Putri Wilhelmine dari Prusia dan Bayreuth
Markgravine Wilhelmine (1709-1758), saudara favorit Frederick the Great, jelas merupakan salah satu perempuan paling menonjol di abad ke-18. Dia memberikan persetujuan untuk membangun Istana Baru di Bayreuth, Jerman, bersama dengan banyak bangunan megah lainnya. Wilhelmine sukses di dunia intelektual dan artistik. Dia mewakili zaman perubahan: Zaman Pencerahan.
Foto: F. Grassmann/imageBROKER/picture alliance
Duchess Anna Amalia dan Weimar
Pada abad ke-18, Duchess Anna Amalia mengabdikan hidupnya untuk seni, mengubah istananya di Weimar menjadi pusat budaya dan menikmati karier tidak hanya sebagai negarawan, tetapi juga komposer yang disegani. Seorang pecinta sastra, pada tahun 1766, Anna Amalia mendirikan Perpustakaan Duchess Anna Amalia. Jika Anda berkunjung ke Weimar sebaiknya masuk ke aula rococo.
Foto: Martin Schutt/dpa/picture alliance
Rosa Luxemburg dan Berlin
Di tepi Terusan Landwehr, Berlin, Jerman, terdapat monumen aktivis anti-perang Marxis Rosa Luxemburg (1871-1919). Dia menemui ajalnya secara brutal di sini, di tangan Korps Sukarelawan militeristik, yang digunakan untuk menumpas pemberontakan pekerja tahun 1919. Dia dihormati sebagai seorang revolusioner yang tidak pernah kompromi. Setiap tahun, banyak orang meletakkan bunga untuk menghormatinya.
Reruntuhan abad ke-15 di kota Linlithgow, Skotlandia, adalah tempat kelahiran Mary Queen of Scots (1542-1587), dikenal sebagai Mary Stuart. Dia baru berusia 9 bulan ketika dinobatkan sebagai Ratu Skotlandia. Kisah hidupnya tragis, ia dipenjara selama 18 tahun oleh Ratu Inggris Elizabeth I hingga akhirnya dipenggal dan meninggal pada tanggal 8 Februari 1587 di Kastil Fotheringhay.
Foto: ANE/picture alliance
Jane Austen dan Chawton
Jane Austen (1775-1817) memilih untuk tidak menikah dan menghabiskan waktunya untuk menulis. Pada tahun 1809, dia menetap bersama ibu dan saudara perempuannya di sebuah pondok di dusun Chawton, Inggris. Dari sini dia secara anonim mulai menerbitkan karya-karyanya: "Sense and Sensibility," "Pride and Prejudice," "Mansfield Park," dan "Emma." Kini, pondok itu terbuka untuk umum.
Foto: Prisma/picture alliance
Catherine de Medici dan Chateau de Chenonceau
Chateau de Chenonceau di Lembah Loire di Prancis, sebagian besar penampilannya terinspirasi dari Catherine de Medici (1519-1589). Catherine adalah anggota keluarga terpandang Italian de Medici dan menjadi permaisuri Prancis melalui pernikahannya dengan Raja Henry II. Sebagai permaisuri dan kemudian ibu suri, Catherine sangat memiliki andil selama periode konflik agama dan sipil yang intens.
Koleksi Peggy Guggenheim adalah salah satu landmark terkemuka di Venesia, Italia. Lahir dalam keluarga industrialis, sosialita, dan kolektor seni, Peggy Guggenheim (1898-1979) melarikan diri dari New York dan mendirikan galeri hingga menjadi bintang Venesia. Koleksinya yang dibuka pada tahun 1948, menggabungkan master Eropa seperti Picasso, Ernst, dan Dali, serta sentuhan Jackson Pollock. (ha/pkp)
Foto: Uwe Gerig/picture alliance
10 foto1 | 10
"Wanita muda ini"
Februari lalu, seorang jurnalis harian Tagesspiegel yang terbit di Berlin, Christoph von Marschall, di televisi melemparkan pertanyaan "apakah wanita muda ini" memang perlu pergi ke Ukraina di saat krisis dan bahkan berkunjung ke kawasan konflik. Lontaran pertanyaan itu langsung mengundang rentetan kritik dan tuduhan seksisme.
Menurut Agnieszka Brugger, jurubicara pertahanan dari Partai Hijau, kecenderungan feminis Annalena Baerbock memberinya wawasan khusus, terutama yang berkaitan dengan konflik saat ini. Salah satu bakat Baerbock adalah "melawan narasi bahwa negara-negara kuat punya hak-hak istimewa".
Brugger menyoroti dua pernyataan Annalena Baerbock tentang politik keamanan. Yaitu bahwa keamanan adalah "tentang apakah keluarga dan anak-anak kita di tengah Eropa dapat tumbuh dengan aman dan damai", dan setelah perjalanannya ke wilayah Donbas di Ukraina, Annalena Baerbock mengatakan: "Hanya ketika perempuan aman, semua orang bisa merasa aman."