Menlu Jerman Bicarakan Yaman di Arab Saudi
10 Januari 2010Arab Saudi merupakan salah satu tujuan utama kunjungan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. Setibanya di ibukota Riyad, Westerwelle membicarakan sejumlah masalah politik internasional dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al Faisal. Proses perdamaian Timur Tengah, program atom Iran, situasi di Afghanistan dan Yaman merupakan beberapa tema pembicaraan kedua menteri luar negeri tersebut.
Mengenai Yaman, Menlu Jerman Westerwelle mengungkapkan kekhawatirannya. Katanya, “Yaman yang stabil sangat penting bagi kami, dan bahwa Yaman tidak menjadi markas persembunyian teroris. Untuk itu kami sebagai negara donor terbesar bantuan pembangunan dari Eropa, ikut andil dan mendukung semua upaya internasional bagi stabilisasi negara itu.“
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al Faisal mengingatkan Iran untuk tidak ikut campur politik dalam negeri Yaman. Menlu Arab Saudi menambahkan, Yaman harus tetap menjadi negara mandiri dan berdaulat. Menteri Luar Negeri Jerman Westerwelle berbicara lebih banyak mengenai hak azasi manusia, daripada pendahulunya.
“Pemerintah Arab Saudi juga sudah mengetahui bahwa Uni Eropa memiliki pendapat sendiri mengenai hukuman mati. Kami meyakini bahwa pemberlakuan hukuman mati di seluruh dunia harus dihapuskan,“ papar Westerwelle.
Menlu Arab Saudi Saud al Faisal menanggapi pernyataan Westerwelle dengan mengatakan bahwa setiap pihak memiliki sudut pandangnya sendiri. Ditambahkannya, perubahan harus dilakukan dari dalam, bukan merupakan paksaan dari luar.
Kedua menteri luar negeri sepakat mengenai isu proses perdamaian Timur Tengah. Menlu Arab Saudi dan Jerman menyerukan Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan. Al Faisal dan Westerwelle juga mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi.
Menteri Luar Negeri Jerman Westerwelle dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al Faisal pun menyatakan kekhawatirannya mengenai konflik atom dengan Iran. Iran semestinya menerima uluran tangan negara barat, ujar Westerwelle.
Ditambahkannya, “Kami telah menawarkan kerja sama komprehensif dengan Iran, namun hingga kini tidak ada kemajuan seperti yang diharapkan. Bolanya kini sudah di tangan Iran. Saya juga menjelaskan bahwa kesabaran kami bukan tidak ada batasnya. Jika tawaran kerjasama dan dialog tidak diterima, maka kami dan masyarakat internasional dalam pembicaraan akan memutuskan mengenai pentingnya perluasan kebijakan sanksi.“
Menlu Arab Saudi Saud al Faisal juga memperingatkan Israel untuk tidak menggunakan senjata nuklir dan juga mengingatkan pemerintah di Teheran, “Respons Iran terhadap tawaran tentu akan memudarkan ambisi nuklirnya dan akan menyumbangkan stabilitas di kawasan,“ ujarnya.
Perekonomian Jerman dan peluang usaha Jerman di luar negeri juga menjadi topik pembicaraan kedua menteri luar negeri.
Kunjungan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle di Arab Saudi secara tidak diduga, ditutup dengan pertemuan dengan Raja Abdullah. Suatu isyarat bahwa hubungan bilateral Jerman dan Arab Saudi semakin dalam.
Christoph Grabenheinrich/Luky Setyarini
Editor: Marjory Linardy