Menlu Jerman Desak Elite Politik Lebanon Cegah Destabilisasi
7 Agustus 2020
Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan Jerman telah mengirim bantuan, namun Lebanon perlu reformasi. Menurutnya elite Lebanon perlu meredakan ketegangan dan mencegah destabilisasi lebih lanjut.
Iklan
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas hari Jumat (7/8) memperingatkan destabilisasi lebih lanjut di Lebanon setelah ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 140 dan melukai lebih 5.000 orang lainnya.
"Tidak ada negara yang bisa mengatasi bencana seperti ini sendirian," kata Heiko Maas kepada surat kabar Jerman, Saarbrücker Zeitung, dan menyebutkan bahwa bantuan dari Jerman dan Uni Eropa sudah mengalir ke Lebanon.
"Di Uni Eropa dan internasional, kami perlu mempertimbangkan bagaimana kami dapat memberikan bantuan," kata menlu Jerman itu. Dia juga mengungkapkan kritik terhadap manajemen pemerintah Lebanon, yang menurut banyak orang mengarah langsung ke penyimpanan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan ledakan.
"Di Lebanon, kepemimpinan politik belum berhasil melewati reformasi yang sangat dibutuhkan di sektor ekonomi dan keuangan," kata Heiko Maas dan menambahkan bahwa reformasi di antara kelas-kelas politik di negara itu tidak mungkin hanya dari kekuatan luar.
“Perlu ada keinginan nyata untuk reformasi (dari kepemimpinan negara),” katanya.
Para pengunjuk rasa kembali ke jalan
Menlu Heiko Maas juga menjanjikan bantuan "cepat, terarah dan tidak birokratis" dari Jerman untuk membersihkan puing-puing kehancuran. Palang Merah Jerman telah mengirim uang dan tim penanggulangan bencana. Kedutaan Jerman di Beirut termasuk di antara gedung-gedung yang mengalami kerusakan dalam ledakan itu, di mana seorang pekerja kedutaan dikabarkan tewas.
Upaya penyelamatan terus dilakukan dan tim penyelamat masih menemukan korban di bawah reruntuhan pada Jumat pagi.
Tapi sekelompok kecil pengunjuk rasa turun juga turun lagi ke jalan, menyerukan agar pemerintah bertindak adil dan menegakkan hukum. Kritikus mengatakan korupsi dan ketidakmampuan di kalangan pejabat tingkat tinggi adalah akar bencana di Lebanon.
Puluhan ribu orang juga menandatangani petisi yang menyerukan agar Prancis mengambil alih administrasi di Lebanion untuk sepuluh tahun.
Ketidakpuasan tumbuh dalam beberapa tahun terakhir karena krisis ekonomi skala besar, diperburuk oleh pandemi virus corona.
Ledakan Mematikan di Beirut, Libanon
Sebuah ledakan dahsyat mengguncang ibukota Lebanon di Beirut, menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya. Rumah sakit kewalahan merawat pasien dan kekurangan pasokan darah.
Foto: Reuters/M. Azakir
Ledakan memicu kepanikan
Dua ledakan besar mengguncang Beirut dan daerah sekitarnya di ibukota Libanon, memicu kepanikan penduduk yang bergegas menuju ke tempat aman. "Saya belum pernah melihat bencana sebesar ini dalam hidup saya," kata Gubernur Beirut Marwan Abboud.
Foto: Reuters/M. Azakir
Terasa hingga ke pinggiran kota
Ledakan dahsyat yang berasal dari wilayah pelabuhan Beirut itu terasa hingga ke seluruh kota. Bahkan penduduk di pinggiran kota mendengar ledakan itu, beberapa mengatakan jendela mereka hancur akibat gelombang kejut dengan jangkauan yang sangat luas.
Foto: Reuters/K. Sokhn
Korban berjatuhan
Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan setidaknya ratusan orang tewas dan lebih dari 4.000 lainnya terluka.
Foto: Reuters/M. Azakir
Stok amonium nitrat
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden tersebut. "Tidak dapat diterima bahwa ada pengiriman 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa adanya tindakan pencegahan (bagi situasi) yang membahayakan keselamatan warga," kata Diab.
Foto: Getty Images/AFP/STR
Berlomba menyelamatkan korban
Lebih dari 30 tim Palang Merah dan banyak penduduk setempat membantu menyelamatkan para korban. Rumah sakit mengatakan kelebihan kapasitas dan kekurangan stok darah, dan membutuhkan generator agar listrik bisa tetap menyala.
Foto: picture-alliance/AA/H. Shbaro
Terdengar dan dirasakan hingga Siprus
Dahsyatnya ledakan yang mengguncang Beirut telah memicu guncangan berkekuatan 3,5 magnitudo, berdasarkan laporan dari pusat geosains Jerman, GFZ. Ledakan itu dilaporkan juga terdengar dan dirasakan oleh warga Siprus, yang berjarak sekitar 180 kilometer di seberang laut dari Beirut.
Foto: Getty Images/AFP/STR
Melacak orang yang dicintai melalui media sosial
Jurnalis DW Bassel Aridi mengatakan orang-orang menggunakan media sosial untuk mencoba melacak orang yang mereka cintai setelah ledakan terjadi. Aridi juga mengunjungi rumah sakit di Beirut dan mengungkapkan "apa yang saya lihat di rumah sakit sangat dramatis. Semua rumah sakit mengumumkan bahwa mereka benar-benar kelebihan beban."
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
Keadaan darurat selama dua minggu
Presiden Libanon Michel Aoun menetapkan keadaan darurat selama dua minggu di Beirut dan menyerukan pertemuan kabinet darurat hari Rabu (05/08).
Foto: Getty Images/AFP/STR
Libanon menghadapi dua pukulan
Ledakan dahsyat itu terjadi ketika Libanon tengah mengalami gejolak ekonomi yang parah, dengan banyak orang turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir untuk memrotes situasi ekonomi. Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan bahwa hari Rabu (05/08) akan menjadi hari berkabung nasional bagi para korban ledakan. (ha/hp)