Menlu Jerman Heiko Maas Kritik Kebrutalan Polisi di AS
3 Juni 2020
Menlu Jerman Heiko Maas menyebut aksi damai terkait kematian George Floyd di AS legitim dan kritik kebrutalan polisi. Dia menuntut aparat AS hormati kebebasan pers, setelah tim DW ditembaki polisi.
"Protes damai yang kita lihat di AS, yang melibatkan banyak gerakan dan aksi, termasuk oleh petugas polisi Amerika, dapat dipahami dan lebih dari legitim," kata Heiko Maas kepada wartawan pada konferensi pers di Berlin.
Lewat akun Twitter Heiko Maas juga menulis, dia berharap „protes damai tidak berubah lebih jauh menjadi kekerasan, tetapi lebih dari itu saya berharap mereka akan membuat perubahan di Amerika Serikat."
Seantero AS Protes Kematian George Floyd
Tewasnya seorang pria kulit hitam, George floyd, oleh polisi karena dicekik dengan lutut memicu gelombang protes di seantero AS. Presiden Donald Trump mengatakan militer “siap, mau, dan mampu” untuk meredam aksi protes.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Cortez
“Saya tak bisa bernafas”
Gelombang protes terkait aksi brutal polisi terhadap orang kulit hitam dengan cepat menyebar dari Minneapolis ke kota-kota di seluruh AS. Protes dimulai di negara bagian Midwestern, sebagai reaksi atas perlakuan petugas polisi yang memborgol dan menekan leher George Floyd (46) -seorang pria kulit hitam- dengan lutut hingga meninggal. Floyd sempat meronta sambil mengatakan “Saya tak bisa bernafas.”
Foto: picture-alliance/newscom/C. Sipkin
Berujung ricuh
Di Washington, pasukan Garda Nasional dikerahkan di luar Gedung Putih. Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Taman Lafayette sambil menyalakan suar. Satu orang tewas dalam penembakan di pusat kota Indianapolis, namun polisi mengklaim tak ada petugas terlibat. Sejumlah petugas polisi terluka di Philadelphia, sementara di New York dua kendaraan NYPD menerobos massa, membuat pengunjuk rasa tersungkur.
Foto: picture-alliance/ZUMA/J. Mallin
Cuitan kontroversial Trump
Merespon aksi protes yang berujung penjarahan di sejumlah kota di AS, Presiden Donald Trump pun mengancam akan mengirim pasukan militer untuk meredam gelombang protes. Bahkan ia sempat mencuit melalui akun Twitter-nya, “..ketika penjarahan dimulai, maka penembakan dimulai. Terima kasih!” Sontak cuitan Trump memicu ketegangan seantero AS.
Foto: picture-alliance/ZUMA/K. Birmingham
Awak media jadi sasaran polisi?
Banyak jurnalis yang meliput aksi protes mendapati diri mereka menjadi sasaran aparat penegak hukum. Jumat (29/05), koresponden CNN Omar Jimenez dan krunya ditangkap saat tengah meliput di Minneapolis. Bahkan jurnalis DW Stefan Simons ditembaki oleh polisi dua kali ketika ia tengah melakukan siaran langsung.
Foto: Getty Images/S. Olson
Simpati dunia
Di Kanada, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Vancouver dan Toronto. Di Berlin, ekspatriat Amerika dan pengunjuk rasa lainnya berkumpul di luar Kedutaan Besar AS. Di London, para pemrotes berlutut di Trafalgar Square sebelum melakukan long march melewati Gedung Parlemen dan berhenti di depan Kedutaan Besar AS. (rap/pkp)
Foto: picture-alliance/dpa/C. Soeder
5 foto1 | 5
Minta aparat AS hormati kebebasan pers
"Sehubungan dengan insiden yang melibatkan (tim) Deutsche Welle, yang juga telah kami ketahui, kami akan menghubungi pihak berwenang AS untuk mengetahui lebih banyak tentang insiden tersebut," kata Maas kepada DW. "Kami tetap berkomitmen: jurnalis harus dapat melaksanakan tugas mereka, yaitu melakukan liputan independen atas berbagai peristiwa, tanpa membahayakan keselamatan mereka."
"Negara-negara demokratis di bawah supremasi hukum harus memenuhi standar tertinggi ketika harus melindungi kebebasan pers," kata Heiko Maas. "Setiap kekerasan yang terjadi dalam konteks ini tidak hanya harus dikritik - di atas semua itu harus ditindaklanjuti dan diselidiki sehingga wartawan dilindungi ketika mereka melakukan pekerjaan mereka,"
Protes damai dan kekerasan terhadap kebrutalan polisitelah menyebar di seluruh AS setelah George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, terbunuh ketika seorang perwira polisi kulit putih di Minneapolis, negara bagian Minnesota, menekankan lututnya di leher Flyod selama beberapa menit. Petugas polisi itu sekarang didakwa dengan gugatan melakukan tindakan yang menyebabkan kematian.