Jerman Kritik Facebook Tidak Hapus Penyangkalan Holocaust
20 Juli 2018
Pemilik Facebook Mark Zuckerberg menyatakan tidak perlu menghapus konten yang memuat penyangkalan Holocaust (pembantaian Yahudi oleh Nazi Hitler). Tapi di Jerman, itu melanggar hukum.
Iklan
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengeritik sikap Mark Zuckerberg yang menolak penghapusan konten-konten Facebook yang berisi penyangkalan terhadap Holocaust. Zuckerberg menerangkan, dia sendiri seorang Yahudi, namun penyangkalan itu adalah bagian dari keyakinan seseorang.
Dia memandang konten-konten itu tidak perlu dihapus, sekalipun sangat melukai. Namun konten itu tidak dapat disamakan dengan "fake news" atau seruan kekerasan. Konten yang berpotensi membangkitkan kekerasan akan dihapus.
Menlu Jerman Heiko Maas di Twitter mengatakan, "siapapun yang menyangkal Holocaust, tidak perlu diberi tempat, dan segala hal harus dilakukan untuk melindungi kehidupan Yahudi."
Di Jerman, penyangkalan terhadap Holocaust memang merupakan pelanggaran hukum. Menteri Kehakiman Katarina Barley hari Kamis (19/5) juga bereaksi: "Tidak boleh ada tempat untuk anti-Semitisme. Termasuk serangan verbal dan fisik terhadap warga Yahudi serta penyangkalan Holocaust," kata Menteri Kehakiman Katarina Barley pada hari Kamis (19/07).
"Yang terakhir (penyangkalan Holocaust) akan kami adili secara tegas," tandasnya.
Marc Zuckerberg membuat pernyataan kontroversial itu ketika melakukan wawancara dengan situs teknologi web Recode. Dia mengatakan, Facebook memang berupaya menghentikan penyebaran fake news, namun bentuk keyakinan tertentu yang diungkapkan dengan benar tidak perlu dihapus.
Zuckerberg lalu memberi contoh tentang penyangkalan Holocaust yang dianggapnya sebuah sikap dan berbeda dari berita palsu. Setelah pernyataan itu, kritik gencar bermunculan di media sosial.
Pendiri Facebook itu lalu menjelaskan, jika ada posting yang menganjurkan kekerasan atau kebencian terhadap suatu kelompok, konten itu akan dihapus.
UU Jerman larang penyangkalan Holocaust
Di Jerman memang ada UU yang melarang penyangkalan Holocaust dan menuntut provider atau penyedia sarana seperti Facebook atau Twitter menghapus konten-konten itu. Jika tidak, mereka bisa terkena sanksi denda sampai 50 juta Euro.
Awal bulan ini, sebuah studi dari Technische Universität Berlin menunjukkan bahwa anti-semitisme online telah menjadi "fenomena mengkhawatirkan" di Jerman. Studi ini menganalisis lebih dari 300.000 entri dari Facebook dan forum online lainnya.
Studi ini menunjukkan bahwa proporsi konten antisemit di media sosial Jerman naik dari 7,5 persen pada 2007 menjadi lebih dari 30 persen pada tahun 2017.
Monumen-Monumen Peringatan Yahudi di Berlin
Peristiwa Holocaust sudah hampir delapan dekade yang lalu, tetapi itu tidak dilupakan. Berbagai peringatan besar dan kecil di seluruh ibu kota Jerman, Berlin dibuat untuk memperingati kelamnya kejahatan NAZI.
Foto: DW/M. Gwozdz
Peringatan Holocaust
Tugu peringatan di pusat ibu kota Jerman ini dirancang oleh arsitek New York, Peter Eisenmann. Hampir 3.000 blok batu dipasang memperingati enam juta orang Yahudi dari seluruh Eropa yang dibunuh oleh NAZI.
Foto: picture-alliance/Schoening
Pelat-pelat peringatan
Pelat kuningan ini sangat kecil, hanya 10 kali 10 sentimeter (3,9 x 3,9 inci). Anda dapat menemukannya di mana-mana di trotoar di Berlin. Ini dibuat untuk memperingati orang-orang yang dulu tinggal di dekat lokasi lempengan ditempatkan, sebelum mereka dideportasi oleh NAZI. Total ada lebih dari 7.000 dari batu semacam ini di Berlin.
Foto: DW/T.Walker
Rumah Konferensi Wannsee
Lima belas pejabat tinggi NAZI bertemu di vila ini di Danau Wannsee pada tanggal 20 Januari 1942 untuk membahas pembunuhan sistematis orang Yahudi Eropa yang mereka sebut "solusi akhir untuk Yahudi". Kini rumah tersebut jadi peringatan tentang dimensi genosida yang tak terbayangkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Melacak 17 memorial
Mawar putih di trek 17 di stasiun Grunewald ini untuk memperingati lebih dari 50.000 orang Yahudi Berlin yang dikirim ke kamp kematian mereka dari sini. 186 pelat baja menunjukkan tanggal, tujuan dan jumlah orang yang dideportasi. Kereta pertama menuju ke ghetto Litzmannstadt (Łódź) pada tanggal 18 Oktober 1941, kereta terakhir ke kamp konsentrasi Sachsenhausen pada 5 Januari 1945.
Foto: imago/IPON
Bengkel kerja orang buta Otto Weidt
Hackesche Höfe di Berlin Mitte disebutkan di setiap panduan perjalanan. Ini adalah labirin halaman belakang di mana banyak orang Yahudi tinggal dan bekerja - misalnya di pabrik sikat pengusaha Jerman Otto Weidt. Selama era NAZI, ia mempekerjakan banyak orang Yahudi buta dan tuli dan menyelamatkan mereka dari deportasi dan kematian. Lokakarya orang buta ini sekarang menjadi museum.
Foto: picture-alliance/Arco Images
Pusat mode Hausvogteiplatz
Jantung metropolis mode Berlin pernah berdetak di sini. Sebuah tanda peringatan yang terbuat dari cermin tinggi mengingatkan banyaknya para perancang busana dan stylist Yahudi yang membuat pakaian untuk seluruh orang Eropa di Hausvogteiplatz. NAZI mengambil alih dari pemiliknya yang beretnis Yahudi. Kerusakan pusat fesyen Berlin ini tak terhindarkan selama Perang Dunia Kedua.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Monumen Peringatan di Koppenplatz
Sebelum masa Holocaust, 173.000 orang Yahudi tinggal di Berlin, pada tahun 1945 tersisa hanya ada 9.000. Monumen "Der verlassene Raum" terletak di tengah kawasan pemukiman Koppenplatz. Ini adalah pengingat warga Yahudi yang diambil dari rumah mereka tanpa peringatan dan tidak pernah kembali.
Foto: DW
Museum Yahudi
Arsitek Daniel Libeskind memilih desain dramatis: dilihat dari atas, bangunan itu tampak seperti Bintang Daud yang rusak. Museum Yahudi adalah salah satu museum yang paling banyak dikunjungi di Berlin, menawarkan gambaran sejarah Jerman-Yahudi yang bergolak.
Foto: AP
Pemakaman Yahudi di Weissensee
Masih ada delapan pekuburan Yahudi yang tersisa di Berlin. Yang terbesar di distrik Weissensee, dan terdiri dari lebih dari 115.000 kuburan yang jadi kuburan Yahudi terbesar di Eropa. Pada tanggal 11 Mei 1945, hanya tiga hari setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, ibadah Yahudi pertama diadakan di sini.
Foto: Renate Pelzl
Sinagoga Baru
Ketika Sinagoga Baru di Oranienburger Strasse pertama kali ditahbiskan pada tahun 1866, itu dianggap sebagai sinagoga terbesar dan paling megah di Jerman. Sinagoga ini terbakar saat Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1995, sinagoga yang direkonstruksi diresmikan. Sejak itu, kubah emas setinggi 50 meter sekali lagi mendominasi pemandangan kota Berlin. Penulis: Kerstin Schmidt (ap/ml)