Menlu Jerman Tiba di Yaman
11 Januari 2010Miskin, tertinggal, dan selalu dibayangi bahaya. Situasi di negara Yaman ini memunculkan kekhawatiran pula bagi Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. Tak pelak, sebagaimana lazimnya kunjungan ke wilayah rawan, baru pada detik-detik terakhir kunjungan ini secara resmi diumumkan. Sebelumnya ketika berbicara di Arab Saudi dan Qatar – yang merupakan dua negara berpengaruh di kawasan itu -- menlu Jerman Guido Westerwelle mengungkapkan betapa penting jika ia melawat ke Yaman.
Di Riyadh, Westerwelle menjelaskan, Jerman memiliki kepentingan terhadap Yaman yang stabil dan semestinya tidak menjadi lokasi berlindungnya teroris. Sebelum berangkat, Westerwelle mengungkapkan: „Bila kini kita mengambil inisiatif politik yang benar, di satu sisi menciptakan stabilitas. Di sisi lain, di dalam negeri, ada harapan yang dirumuskan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah Yaman, menggunakan kesempatan untuk mengantisipasi atau mendorong ke arah situasi yang lebih baik, dibanding yang kami perhatikan dengan segala kecemasan.“
Yaman merupakan negara termiskin di dunia dan semakin dihantui ketidaksabilan. Negara ini terancam ambruk, akibat perang saudara di utara dan gerakan separatisme di selatan, korupsi yang masif dan aksi teror yang didominasi oleh gerakan Al Qaida. Seorang warga Nigeria yang mencoba melakukan pemboman di sebuah pesawat Amerika Serikat pada hari Natal lalu, juga menjalani pelatihan di Yaman. Para pengamat masalah keamanan meyakini: sel jaringan teroris yang paling berbahaya di dunia berada di negara ini.
Yaman merupakan kampung halaman baru bagi generasi kedua Al Qaida. Seorang pengamat isu Timur Tengah dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik, Guido Steinberg mencemaskan, Yaman dapat menjadi negara kedua setelah Somalia, negara yang gagal memerangi terorisme dengan dampak yang lebih luas: „Pertama-tama semua masalah yang terjadi di Yaman merupakan masalah lokal, yang eskalasinya belum membesar. Namun situasinya akan berubah, jika negara tetangganya memberikan kesan bahwa negara ini akan hancur. Lalu akan lebih banyak penguasa mencoba membela kepentingannya di sana.“
Jika Yaman ambruk, lalu lintas kapal-kapal melalui Laut Merah dan teluk Aden, yang merupakan jalur utama transportasi laut dunia, dapat terancam. Oleh karenanya, menteri luar negeri Jerman mendorong aksi internasional bersama untuk menciptakan stabilisasi di kawasan itu.
Dalam persinggahan singkatnya, Westerwelle menjumpai Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, analis Timur Tengah Steinberg mengungkapkan: „Penting bagi Yaman untuk mereformasi seluruh sistem politiknya secara mendasar dan melakukan peredaan konflik yang terjadi di negara itu. Terutama menghentikan perang saudara di utara.“
Ketika bertemu dengan Presiden Saleh di Sanaa, Westerwelle menyampaikan dukungan pemerintah Jerman untuk membantu pemerintah Yaman dalam menanggulangi terorisme. Westerwelle mengatakan Jerman lebih mengedepankan solusi politik ketimbang pendekatan militer.
Dalam lawatannya itu, Westerwelle juga mendapatkan informasi bahwa pemerintah Yaman telah mengetahui lokasi persembunyian pemberontak yang menculik sebuah keluarga Jerman enam bulan silam.
Christoph Grabenheinrich / Ayu Purwaningsih
Editor : Agus Setiawan